Satu

5K 429 49
                                    

BRAK!

Taehyung membanting pintu kamarnya sekuat tenaga. Lima pemuda yang duduk di ruang tengah menghela napas, sementara Jimin, orang yang baru saja pulang terpaku di tempatnya, nampak kebingungan dengan situasi di sana.

Pukul tiga pagi. Jimin betul-betul berniat langsung tidur setelah sampai di dorm. Tetapi kemudian, yang menyambutnya adalah ruangan yang sudah didekorasi dengan balon dimana-mana, meja yang penuh makanan kesukaan Jimin, dan wajah masam teman-temannya.

"Kurasa aku mengatakan bahwa tidak usah ada acara apapun saat ulang tahunku?" Jimin masih terperangah dengan suasana pesta di sana, kemudian teringat keributan yang ditimbulkan Taehyung. "Lalu kenapa anak itu?" Tanya Jimin setengah kesal karena Taehyung sempat mendelik ke arahnya.

"Taehyung ingin tetap membuatkan surprise untukmu. Selama kau pergi, Taehyung dan Jungkook sudah kesana-kemari. Taehyung yang paling bekerja keras untuk menyiapkan semuanya. Toko kue favoritmu juga tutup hari ini, jadi Taehyung membuat sendiri kuenya." Namjoon menjelaskan.

"Ketika kau bilang akan pulang terlambat, Taehyung kira kau akan pulang sebelum tengah malam. Dia tetap semangat menyiapkan semua ini meskipun kami mencoba menghentikannya." Seokjin bangkit, kemudian mendekat pada Jimin dan menepuk bahunya. "Dia sangat kecewa, kau tahu itu, kan?"

Jimin tidak mengerti mengapa sikap Taehyung begitu menyebalkan. Ia tahu Taehyung kecewa. Ia bahkan bisa melihat kerja keras Taehyung ketika melihat kue tart dengan krim putih dan banyak buah di atasnya. Tetapi hari kelahirannya masih tersisa 21 jam dan Taehyung bersikap seolah satu detik kedepan kiamat akan datang.

Ia jadi kesal. Taehyung bahkan tidak tahu apa yang ia lalui hari ini, kemudian bersikap kekanak-kanakan hanya karena masalah sepele. Jimin memutuskan pergi ke kamar Taehyung, mendapati pemilik kamar sedang duduk di tepian kasur sambil memandangi jendela yang menampilkan pemandangan kota.

"Hey, Kim! Memangnya bagus kelakukanmu begitu? Sudah pergi sambil marah-marah, lalu membanting pintu seenaknya."

Taehyung menoleh sekilas pada Jimin yang datang-datang langsung mengomel sambil berkacak pinggang. "Mau apa kau datang ke kamarku?"

Jimin berjalan mendekat. "Aku salah, aku minta maaf. Aku tidak tahu kalau kalian akan membuat kejutan." Ia mencoba duduk di samping Taehyung, namun pemuda itu bangkit dengan cepat dan berjalan ke dekat jendela memunggungi Jimin. Emosinya naik lagi. "Hey! Kenapa marah hanya karena rencanamu gagal?"

Kepala Taehyung bergerak cepat, menoleh pada Jimin yang masih diam di posisinya. "Hanya? HANYA?" Suara Taehyung meninggi. "AKU MENYIAPKANNYA SEJAK PAGI! DAN KAU SEENAKNYA PERGI DENGAN PADDING SIALAN ITU!"

Jimin melongo ketika Taehyung mengumpati teman-temannya, agak kesal karena sikap Taehyung sudah kelewatan. "Coba ulangi. Padding apa katamu?"

Taehyung mendesah kasar. Ia menatap Jimin tajam. "Kau lebih sering menghabiskan waktu dengan mereka belakangan ini. Kenapa? Lebih senang berkumpul dengan mereka? Harusnya kau tahu kami menyiapkan sesuatu untukmu! Tiap tahun juga begitu! Lalu kau, dengan bodohnya pergi dengan teman-temanmu tanpa ingat waktu."

"Demi tuhan, Kim Taehyung, ulang tahunku masih ada 21 jam lagi dan kau merajuk karena masalah sepele?"

"MASALAH SEPELE?" Taehyung menggeleng tak habis pikir. "Kau memang tidak pernah menghargai orang lain, Jimin. Aku sudah bekerja keras memikirkan kejutan ini, menyiapkan semuanya, dan kau bilang ini masalah sepele? Aku membuat kue untukmu, berkali-kali karena terus-menerus gagal. Berjam-jam, sampai kakiku pegal karena terlalu lama berdiri. Bahkan tanganku melepuh karena memegang loyang panas. Menurutmu itu sepele?"

"Aku tidak paham kenapa kau semarah ini, tapi aku tidak minta, Kim Taehyung," kata Jimin dingin. "Aku tidak pernah memintamu bekerja keras menyiapkan semuanya. Apa aku memintamu membuatkan kue hanya karena toko kue kesukaanku tutup? Aku bahkan tidak minta dibelikan kue! Apa aku memintamu menungguku pulang untuk merayakan ulang tahunku? Kau sendiri yang membuat dirimu susah, lalu seenaknya menyalahkanku?"

LOST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang