Tugas pertama

291 50 0
                                    

Jisoo sang iblis  yang baru saja menginjak usia lima ratus tahun telah diturunkan ke dunia manusia untuk menjalankan tugas pertamanya. Sang ayah yang merupakan raja dari dunia Netherworld memerintahkannya untuk menggoda para manusia untuk masuk kedalam jurang keputusasaan.

"Aroma dunia ini tak lebih busuk dari Netherworld." Cerca Jisoo ketika kakinya menapak pada lantai atas disalah satu gedung tua.

"Putri dari raja iblis memang berbeda."

"Berhenti memuji, apa hidungmu tersumbat hingga tidak bisa mencium aroma busuk dari para manusia ini, Ten."

Ten yang tidak senang dengan ucapan Jisoo lantas memejamkan matanya dan mulai mengendus aroma tidak mengenakkan itu.

"Yah, ini memang sedikit busuk tapi tidak seburuk yang kau kira."

"Cih." Jisoo mengepakkan sayapnya melaju meninggalkan Ten yang masih sibuk mengendus bebauan.

Para manusia tidak akan bisa melihat mereka tapi para manusia dapat merasakan keberadaan mereka, terlebih lagi ketika manusia berada diambang keputusasaan, saat itu juga para iblis akan menawarkan kematian indah bagi mereka yang bersedia.

"Jisoo, manusia seperti apa yang akan kau goda?." Tanya Ten yang terbang disisi Jisoo dengan kedua kaki yang bersila.

Jisoo acuh, netranya sibuk berkeliaran mencari jiwa lemah yang siap ia jerumuskan dalam jurang kesengsaraan.

"Jisoo, aku bertanya padamu." Ten tampak sedikit tidak sabaran, bahkan kali ini dia sudah berani menarik bulu-bulu pada sayap Jisoo.

"Kenapa kau tidak fokus saja pada tugasmu." Jisoo bahkan tidak memperdulikan helaian bulunya yang sedang ditarik oleh Ten.

Ten mendesis melihat sikap Jisoo, seorang putri raja terlalu fokus dengan pekerjaannya untuk menggoda para manusia. Kenapa dia tidak bisa santai sedikit lalu menemukan mangsa mereka secara perlahan.

"Jisoo, ini tugas pertamamu, jangan terburu-buru."

Jisoo terbang menukik dan kembali menapakkan kedua kakinya, kali ini didepan keramaian, tepatnya ditengah jalan. Ten yang mengikuti laju  kepakan sayap Jisoo sedikit terengah, beruntung para manusia ini tidak bisa melihat mereka.

Jisoo berjalan bersisihan dengan manusia, ia mengamati dan juga memperkirakan setinggi apa kadar keputusasaan mereka. Satu persatu dia melihat raut wajah para manusia dengan gerakan yang cepat namun lambat di dunia ini. Ia tidak bisa menemukan sosok yang memenuhi kriterianya, mereka yang berada disini tampak bahagia.

"Aku belum menemukannya."

"Sudah kubilang bersantailah dulu."

Jisoo memicingkan matanya pada Ten dengan jari telunjuk  terangkat, dalam satu gerakan dia membakar satu sayap milik Ten. Hanya keturuan raja saja yang mempunyai kemampuan ini, Ten yang merasa salah menggunakan kata-katanya memohon maaf kepada Jisoo.

"Jisoo hentikan, ini sakit."

Jisoo menarik kembali api yang membakar sayap Ten lalu memulihkannya kebentuk semula.

"Itu hukuman karena kau terlalu berisik."

"Maaf...."

"Pergilah dan lakukan tugasmu atau kau ingin kubakar lagi?."

"Tapi, ayahmu memintaku untuk menemanimu sampai kau menemukan mangsamu." Jelas Ten yang tidak mau berpisah dari Jisoo.

Jisoo mengernyitkan dahinya lalu kembali mencari sosok yang akan ia goda, berjalan selangkah demi selangkah di pusat keramaian ini. Hingga tatapannya menangkap sosok yang menarik baginya.

Devil's Cry - Taeyong ft Jisoo ☆Where stories live. Discover now