Prolog

67 6 1
                                    

Dia terus berlari,

Berlari tak kenal arah.

Hanya mengikuti kata hatinya.

Tak ia hiraukan rasa sakit akibat gesekan kulitnya dengan ranting-ranting pepohonan.

Semakin dalam dia masuk dalam hutan ini.

Semakin minim cahaya matahari yang berhasil menembus pepohonan disini.

Dia takut!

Tapi ia harus tetap berlari!

Orang - orang itu tidak boleh menangkapnya!

"Ayo kejar dia, jangan sampai lolos!" Seru pemimpin kelompok itu,

"Tuhan aku takut! Aku harus bagaimana?" Batinnya berseru,

Hingga akhirnya dia sampai di ujung jurang, dan mereka hanya berjarak seratus meter darinya.

"Apa yang harus aku lakukan?!" Batinnya bermonolog,

"Baik, ini adalah keputusanku. Aku harus hidup!" Tekadnya lagi,

Dia menutup matanya dan meluncur ke arah tebing,

Air mata tak dapat ia  tahan.

"Apa sebenarnya salahku? Mengapa mereka ingin membunuhku? Apa dosaku kepada mereka? Tuhan selamatkan aku!"

...

HėtėrogėnėouşTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang