1

60 5 0
                                    

"Tuhan bantu aku," seru Raya sambil menutup matanya.

Byurrr

Dari gelapnya lingkungan karena Raya menutup mata, akhirnya dia membuka matanya.

Raya melihat bahwa dirinya dikelilingi oleh warna biru, dan dia menahan nafas.

"Ah. Aku terjatuh ke sungai ini dari tebing itu," batin Raya

Di atas tebing, muncul tiga orang berpakaian hitam yang melihat ke arah Raya terjatuh.

"Has she died?" Tanya seorang pria berpakaian hitam

"Not comfirmed yet" jawab salah seorang pria yang berpakaian hitam lainnya.

Pria terakhir dengan pakaian hitam dan slayer merah terpasang di dahi yang menandakan bahwa dia adalah pemimpin orang - orang berpakaian hitam ini mendengar jawaban rekannya akhirnya menyunggingkan senyum sinis.

Kemudian berkata,

"Since we don't know the confirmation yet, we will make the result,"

Kemudian, suara tembakan terdengar di udara sunyi itu.

Dor.. dor.. dor.. dor...
Dorr.. dor.. dor..
Dor.. dorr.. dor..

Mereka terus menembak ke arah sungai tempat Raya jatuh tadi.

Mereka tak berhenti menembak sampai tampak warna air sungai berubah berwarna merah dan sosok yang mereka cari tampak telah mati dengan berlumuran darah.

Namun melihat sosok itu sang pemimpin masih belum puas, ia menarik pelatuk pistolnya lagi dan menembak terus,

Dor... dor... dorr...

Dia berhenti menembak karena orang itu sudah terbawa arus sungai.

Melihat ini, sang pemimpin memberikan perintah,

"This job was successful. She has died. And we can report this result,"

Mendengar ini kedua rekan lainnya tersenyum bahagia dan pergi meninggalkan tebing bersama pemimpin pasukan mereka.

...

Disisi lain Raya yang kesakitan dengan tubuh penuh darah meringis.

Air mata mengalir bersama dengan darah segar.

Ia mengeluarkan batu mutiara kecil di lehernya lalu menekannya dan berkata,

"Help me haahh, location huhh, 5 kilometers of Niagara Falls huuhh," seru Raya kala akhirnya kesadarannya hilang.

...

"Haahhh..."

Raya tersadar dari tidurnya,  nafasnya masih terengah-engah dan peluh membanjiri tubuh Raya.

"Mimpi itu lagi, sudah tujuh tahun aku selalu dihantui oleh mimpi itu. Mimpi yang sama yang membuatku tak ingin tidur,"

"Aku takut mimpi tersebut, aku takut!"

Raya memandangi keliling kamarnya, hanya warna hitam

Gelap

Namun anehnya Raya merasa sangat nyaman berada disini.

Kamar sederhana yang cukup menyimpan kebutuhannya sebagai pelajar.

Dia Raya Melati, gadis berusia 17 tahun dan sekarang menempuh pendidikan di sekolah menengah atas kelas sebelas.

Raya melihat jam di dinding kamarnya, tepat menunjukkan pukul 5.15 WIB. Raya memutuskan untuk pergi mandi dan bersiap-siap berangkat sekolah.

Hari ini Hari Kamis.

HėtėrogėnėouşTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang