Bagian 6

3 0 0
                                    

"Gue har—"

Perkataan Rea terpotong begitu suara dari ambang pintu menyelanya. "Gue mau ngomong sama cewek yang namanya Rea."

.........

"Kenalin, gue Jenna." Cewek dengan hoodie berwarna pink itu mengulurkan tangannya dengan anggun, dan disambut oleh Rea dengan canggung. "Saya Rea." Kemudian mereka saling melepas pegangan tangan. Rea menatap cewek di hadapannya itu dari bawah hingga atas. Sangat fashionable dan cantik!

"Gue tau lo Rea. Nama lo udah tersebar di mading," ujar Jenna santai. Saking santainya, ia mengeluarkan dua buah permen lolipop dan membaginya satu kepada Rea. Sedangkan Rea menerima dengan canggung dan dengan mulut menganga setelah mendengar informasi dari Jenna tadi.

"Nama saya ada di mading?" tanya Rea memastikan.

"Iya. Gue lihat foto lo sama pacar baru gue lagi boncengan. Ares sih bilangnya lo yang minta. Gue fine aja karena kalau gue liat, muka lo itu bukan tipe perebut pacar orang." Jenna tersenyum tipis. "Lo pasti punya alasan. Gue gak mau banyak gosip yang nyebar tentang lo, gue, dan Ares. Jadi, coba kasi tau gue alasan lo minta Ares anter lo pulang, biar semua masalah ini clear."

Rea mendesah lega. Ternyata Jenna tidak sekejam itu. Cewek itu sangat dewasa dalam berpikir. Dengan senang hati, Rea mulai menceritakan kejadian kemarin sore, ketika Leon yang tidak mengangkat teleponnya dan kendaraan umum yang jarang lewat. Tampak Jenna mengangguk-angguk tanda paham.

"Oh, jadi gitu. Dugaan gue benar. Lo itu gak ada niatan lain selain mau pulang." Rea mengangguk setuju.

"Oh iya, gue ke sini juga mau ngingetin lo. Kalau bisa, lo jangan suruh Ares anterin lo pulang, nanti banyak gosip."

"Siap, Kak."

Jenna tersenyum tipis. Gadis itu berbalik dan akan melangkah pergi. Namun ia berbalik lagi menatap Rea. "Dan gue juga ingetin supaya lo itu tidak rebut cowok gue, seperti yang muka lo tunjukin. Oke, bye!" Cewek berhoodie pink itu akhirnya melangkah mantap hingga punggungnya tertelan belokan di ujung sana.

****

"Kak Jenna ngomongin apa, Re?"

"Dia gak ngapa-ngapain lo kan?"

"Dia ngelabrak lo gak?"

Begitu pembicaraannya dengan Jenna selesai, semua teman kelas Rea berbondong mengerumuninya. Berita Rea yang diantar pulang oleh Ares memang sudah tersebar dan itu membuat beberapa dari mereka khawatir akan terjadi sesuatu antara Rea dan Jenna. Gang Jenna memang terkenal. Walaupun hanya ada 3 anggota, tetapi mereka dikenal suka mem-bully adek kelas yang kurang ajar versi mereka.

"Gue gak papa kok. Malahan Kak Jenna baik banget sama gue," jawab Rea yang membuat mereka bernapas lega.

Tiba-tiba Raihan datang ke tengah-tengah. Ia tampak memegang sapu di tangannya. "Mana si Jenna-Jenna itu?" teriaknya sangar.

"Yaelah, lo mau ngapain emang?" Di antara sekian teman-temannya di sana, hanya Diza yang menanggapinya, sedangkan yang lain segera bubar.

"Gue mau pukul dia," jawab Raihan.

"Jangan jadi pahlawan kesiangan deh."

"Yang jadi pahlawan kesiangan itu siapa?"

"Ya lo lah. Masa gue."

"What? Lo berani ngatain gue?"

"Iya, emang kenapa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FreezeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang