III ; Memories

235 36 3
                                    


┌°•☆•°───────────┐
               Another Day             
└───────────°•☆•°┘

Chan segera bersiap untuk pulang dari pekerjaannya itu. Sekarang pukul 10 malam, ya walau Chan hanya bekerja sebagai pelayan di cafe tetapi selalu bekerja sampai larut malam seperti ini.

Chan telah sampai di kediamannya bersama Hyunjin dan Seungmin. "Hey hyung kau sudah pulang?" Tanya Hyunjin kepada Chan yang baru saja datang. "Jelas jelas aku sudah berada di sini, ngapain kau tanya lagi." Jawab Chan kesal. "Hehe ya maaf hyung." Ujar Hyunjin sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Kau sudah makan hyung?" Tanya Seungmin kepada Chan. "Belum, hari ini aku benar benar sibuk." Jawab Chan. "Oh baiklah, mau kumasakan apa?" Tanya Seumgmin yang bersiap untuk memasak. "Tidak usah, aku akan memasak mie instan saja nanti." Jawab Chan yang tidak ingin merepotkan Seungmin

"Oh ya, ada sesuatu yang harus aku beri tahu pada kalian. Ini benar benar penting." Ujar Chan yang membuat Seungmin dan Hyunjin kebingungan. "Memangnya ada apa sih?" Tanya Hyunjin.

"Jadi gini, saat tadi aku bekerja aku tidak sengaja melihat seseorang yang wajahnya benar benar mirip dengan Jeongin." Ujarnya yang membuat Hyunjin dan Seungmin terkejut. "Jangan bercanda hyung, tidak mungkin itu terjadi." Balas Seungmin yang tidak percaya.

"Baiklah kalau kalian tidak percaya, tapi aku memiliki buktinya." Ujar Chan sambil mengeluarkan dompet yang dia dapati di cafenya. "Nih kalian lihat sendiri." Ucap Chan lagi yang membuat Hyunjin dan Seungmin terdiam tidak percaya.

"Jadi bagaimana, kalian sudah percaya?" Tanya Chan. "I-iya aku percaya, t-tapi mengapa dia sangat mirip dengan Jeongin?" Jawab Seungmin. "Apa jangan jangan dia mempunyai hubungan bersama Jeongin?" Tanya Hyunjin.

"Makanya, besok aku akan menemuinya dan bertanya tentang hal ini." Ujar Chan. "Sudah lah kalian istirahat saja sana tidak usah terlalu dipikirkan, biar aku yang mengurusinya." Ujar Chan kembali lalu bersiap siap untuk pergi beristirahat.

-✯✧-

Pagi hari telah tiba, Jeongmin segera bersiap siap untuk pergi ke cafe itu lagi untuk mengambil dompetnya yang tertinggal

"Kau mau pergi ke mana?" Tanya Yeonmi yang melihat Jeongmin bersiap untuk pergi ke luar. "Aku ingin mengambil dompetku, kemarin tertinggal di cafe." Jawab Jeongmin. "Mau hyung antar?" Tanya Yeonmi kembali. "Tidak usah hyung, aku bisa sendiri." Balas Jeongmin lalu segera pergi menuju cafe itu.

-✯✧-

"Selamat datang." Sapa Chan kepada seseorang. "Aku ingin mengambil dompet ku yang tertinggal. Apa kau melihatnya?" Ujar Jeongmin tanpa basa basi. "A-ah kau lagi, ini kemarin aku melihatnya tertinggal disini." Balas Chan sambil memberi dompet Jeongmin yang tertinggal. "Makasih." Ujar Jeongmin lalu pergi begitu saja. "Tunggu." Kata Chan sambil menahan tangan Jeongmin. "Apa lagi?" Tanya Jeongmin dengan malas. "Ada yang harus ku tanyakan padamu."

-✯✧-

"Jadi apa yang kau ingin bicarakan?" Tanya Jeongmin kepada Chan. "E-eum apa kau mengenalnya?" Tanya Chan sambil menunjukan foto Jeongin

 "E-eum apa kau mengenalnya?" Tanya Chan sambil menunjukan foto Jeongin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"J-jeongin?" Batin Jeongmin

"Hei mengapa kau diam saja? Apa kau mengenalnya?" Tanya Chan lagi. "T-tidak, aku tidak mengenalnya." Jawab Jeongmin bohong. "Tidak mungkin, kau pasti mengenalnya. Wajah kalian benar benar mirip." Ujar Chan keras kepala. "Ku bilang aku tidak mengenalnya!" Kata Jeongmin yang mulai emosi walau sebenarnya didalam hatinya ada keinginan untuk menanyakan kabar Jeongin kepadanya.

"Kumohon jujurlah." Ujar Chan kembali tetapi tidak ada jawaban dari Jeongmin. "Baiklah kalau kau tidak ingin menjawabnya, aku pergi." Kata Chan yang sudah menyerah untuk menunggu jawaban dari Jeongmin.

-✯✧-

Selah kejadian itu Jeongmin memutuskan untuk pulang, tapi ada sesuatu yang aneh dari dirinya. Mukanya benar benar murung, ya dia benar benar merasa rindu pada saudara kembarnya, Jeongin.

"Apa ini, mengapa aku terus memikirkannya?" Ujar Jeongmin pada dirinya sendiri. Dan tiba tiba terlintas suatu memori yang membuat air mata Jeongmin terjatuh.

Flashback On

"Jeongmin hyung!! Kata temanku malam ini akan ada bintang jatuh, aku benar benar ingin melihatnya." Ujar Jeongin. "Iya iya hyung akan melihatnya bersama mu." Balas Jeongmin yang membuat Jeongin senang. "Yeeeey hyung ku memang yang terbaik."

Mereka berdua telah bersiap untuk pergi melihat bintang jatuh  malam ini.

"Hyung aku benar benar tidak sabar!" Ujar Jeongin yang benar benar kegirangan. "Iya hyung juga tidak sabar." Balas Jeongmin.

"Hyungg lihat itu bintang jatuh nya segera datang." Kata Jeongin sambil menunjuk bintang jatuh yang dimaksud. "Ayo cepat kita memohonkan permintaan kita." Ujar Jeongmin.

"Aku harap aku dan Jeongmin hyung akan selalu bersama sampai selama lamanya dan aku juga berharap agar Jeongmin hyung selalu bahagia, jangan biarkan dia sedih karena aku sangat sayang kepadanya." Ucap Jeongin dengan suara kecil.

Jeongmin yang mendengar itu tanpa sadar sudah meneteskan air matanya.

Flashback off


"Jeongin, hyung rindu padamu."


-✯✧-


DOR! AAAA
apasi apasi:)

Hai readersss! Bosen ga sih aku update terus? :') semoga engga ya wkwkwk

Makasih ya yg udh mau baca dan sorry banget klo ga ngefeel ceritanya :"

Hope you enjoy the story~

Jangan lupa vote + comment yaa^^

Another Day Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang