Saat 1

40 8 1
                                    

Saat ini mata kuliah pak rahmat. Gilang dan Alika duduk bersampingan dibangku ke 4 didepannya ada Marsha yang sedang sibuk dengan pensil alisnya. Gilang saat itu sedang mengantuk terlihat dari matanya yang ingin sekali tertutup. Melihat itu Alika langsung menendang kaki Gilang.

"apa-apaan lo tidur ha?" tegur Alika pada Gilang dengan suara kecil

"lo yang apa-apaan gak liat lo gue lagi capek gini? Berisik lu!" Cetus Gilang

"kalo ketahuan pak rahmat gimana? Lo mau tugas kelompok kita ditolak cuman karna lo molor di jamnya, gue ogah yah ikutan dihukum" jelas Alika

"lo tuh yah! Itu ketahuan klo lo ngoceh terus tau gak! Udah lu diem aja" Gilang

"jangan seret gue klo lo dihukum!" Alika dengan serius

"santai" tenang Gilang

*2 menit kemudian

"ngooo...." suara molor Gilang

Pak rahmat berbalik dari papan tulis karena suara itu dan berjalan menuju suara itu berada. Alika terkejut dengan situasi itu. Alika langsung menutup mulut gilang dengan kertas dan menahannya menggunakan tangan.

"marshaa...." tegur pak rahmat

"iya pak!" senyum manis Marsha

"bisa gak! Kamu runcingin pensil alis kamu nanti aja suaranya ganggu" Pak Rahmat

"hehe... Ya udah pak" Marsha menaruh pensil alisnya

Pak rahmat kembali menulis dipapan tulisnya.

"woy...(suara keras gilang) cih...." Gilang membersihkan mulutnya dari kertas itu

Alika memberi kode agar gilang tidak ribut.

"lo apa-apan sih ha? Lo mau bunuh gua lu yah!" Gilang suara kecil serta sinis dengab Alika

"lo kalo emang mau tidur itu mulut lu jaga, biar gk ribut tau gak lu! Hampir aja pak rahmat mau kesini tau gak! Keringat dingin gua gara-gara lu" Alika dengan nada kesal

"lebay lu" gilang melanjutkan tidurnya

"terserah lu" Alika berdiri dan duduk ditempat lain.

5 menit kemudian

"ngooo..." kembali terdengar suara ngorok gilang.

Pak rahmat sudah geram mendengar suara itu ia pun langsung menegur marsha lagi tanpa berbalik badan dan tetap diposisi menulis dipapan.

"marsha... Kan saya sudah bilang taruh pensil alis kamu" tegur pak rahmat

"oh gosh... Pak saya tuh fokus belajar loh pak! Sekarang yang ditangan saya itu pulpen pak, saya nyatet nih" jelas Marsha

Pak rahmat berbalik melihat marsha dan melihat kebenarannya.

"terus suara apa itu?" tanya pak rahmat

Marsha berbalik dan melihat Gilang dengan pulas tidur.

"oh that's really?, omg iyu... Ih cacing kremi ternyata lo yang dari tadi berisik!" Kesal Marsha

Suara marsha yg cukup keras belum dapat membangunkan gilang. Pak rahmat pun duduk di tempat Alika dan menyentil telinga Gilang beberapa kali.

"aduh... Lo gak usah ganggu deh" Gilang yg sedang pulas mengira Alika yang mengganggunya

Pak rahmat masih menyentil telinga gilang

Saat Ku TemukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang