Hidden | 2

5 0 0
                                    

Berita kematian Kirana terdengar bukan hanya di sekolah, namun sampai ke tetangga rumah Mela. Mela tertuduh bersekutu dengan setan sehingga menjadi penyebab kematian Kirana. Ia bahkan sudah dikeluarkan dari sekolah, belum lagi para tetangganya yang sudah risih dengan keberadaan Mela.

Gadis itu mengurung diri dikamar, ia duduk termenung menatap jendela kamarnya, menangkup dagu dengan tangan seraya mendengus kesal.

"Kenapa, sih, Mela yang disalahin?! Padahal 'kan Anton yang bunuh Kirana, huhhh..." gumam Mela.

"Lagipula Kirana pantas mati, kok. Mela juga gak pernah suka sama dia," lanjutnya lagi.

*Ceklek

Mela berbalik ke arah pintu kamarnya dimana Ranti-mamanya berdiri disana. Ranti mendekat, mengelus pelan pundak Mela.

"Imelda, makan dulu sayang," ucap Ranti lembut.

"Mela gak lapar, Ma." Mela menunduk, gadis itu bangkit dari kursi lalu menuju springbad berkarakter Stitchnya. Membaringkan setengah tubuhnya disana.

"Mama percaya, kan? Bukan Mela yang bunuh Kirana."

"Iya, Mama percaya."

Ranti dan Mela saling bertukar pandang, ada suara ribut dari depan rumahnya. Ranti mendekat ke arah jendela, mengintip keluar untuk memastikan.

Betapa kagetnya Ranti ketika mendapati rombongan warga kompleks yang sudah berkumpul didepan rumahnya. Mereka membawa obor serta jergen yang bisa Rantu pastikan berisi bahan bakar minyak.

"Mela, Mama minta sama kamu, tinggalin rumah ini sekarang!" teriak Ranti di ambang kepanikan. Mela mendekat.

"Maksud Mama?" tanya Mela bingung. Ranti tak menjawab, wanita itu bergerak cepat meraih tas besar di atas lemari kayu lalu memberinya ke arah Mela.

"Kamu kali ini harus nurut sama Mama, kemasi barangmu dulu. Setelah itu pergi lewat jendela belakang, mama kedepan dulu," jelas Ranti terburu-buru, dari raut wajahnya wanita itu terlihat sangat takut. Takut jika hal yang ada dipikirannya benar-benar terjadi.

"Mama, Mela takut. Emangnya didepan kenapa?"

"Didepan ada banyak warga yang nyariin kamu, Mel. Mama takut kamu kenapa-napa," ujar Ranti, wanita itu menangis menatap wajah gadis tunggalnya.

"Mama percaya sama Mela, Mela pasti gak akan kenapa-napa." Mela meyakinkan.

"Iya, sayang. Mama percaya," ucap Ranti lalu menciumi kening Mela cukup lama. Setelahnya, Ranti melepas kalung yang ia kenakan lalu memasangnya di leher Mela. Kalung dengan mutiara hitam di tengahnya.

"Cepat bereskan pakaianmu, setelah itu langsung pergi sesuai ucapan Mama tadi. Biar Mama yang halau mereka," ujar Ranti lalu berlari meninggalkan kamar Mela menuju ruang tamu. Disana sudah ada Chandra-Papa Mela, yang tengah menahan pintu utama yang berusaha di dobrak warga.

"Mama pergi! Bawa Mela menjauh dari rumah," ucap Chandra, Ranti menggeleng. Baru saja beberapa langkah mendekati Chandra, warga sudah berhasil membuka pintu itu. Tubuh Chandra di tahan, sementara Ranti masih sempat berlari beberapa meter sebelum tubuhnya ikut tertangkap.

"Mana anak itu?" bentak salah satu warga.

"Saya mohon, jangan apa-apakan anak saya." Chandra memelas.

"Anak saya memang punya kelebihan, tapi bukan berarti dia membunuh..." lanjut Ranti yang sudah menangis histeris.

"Kalau begitu, kita bakar saja mereka berdua!!"

"Jangan!!" teriak Chandra bersamaan dengan tubuhnya yabg sudah di guyur bahan bakar, begitu pula Ranti.

"Bakar!! Mereka berdua pasti dalang yang bersekutu dengan setan!!"

Hidden (When I Meet You In The Dark Soul) - On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang