Happy reading...
Bodoh..
Kata yang akhir-akhir ini sering berputar mengelilingi pikiranku. Entahlah semenjak kenal dengannya aku semakin bodoh. Iya ini semua karna dia, salah dia! Tapi ini lah kenyataannya bahwa aku telah jatuh cinta padanya yang tak lain adalah orang yang aku benci. Aku bodoh telah jatuh pada pesonanya. sungguh bodoh.
🌟🌟🌟🌟🌟
Siang itu saat pertama kali kami tak sengaja bertemu. Ya aku membencinya dari awal bertemu dengannya.
"Bodoh! Bisa-bisanya kau menabrak ku jalan pake mata!" Marahnya padaku.
"Ah maaf aku tak sengaja menabrakmu, maafkan aku mari aku bantu"jawab ku dan mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri.
"Cih aku bisa sendiri, aku nggak mau tangan kotor mu menyentuhku!" Bentaknya, aku sedikit terperanjat dan berusaha menetralkan emosi ku agar tak meledak.
Ku tarik tangan ku kembali lalu menghembus nafas panjang dan kembali berbicara dengannya.
"Ah baiklah kalau begitu"
"Sekali lagi aku minta maaf atas kejadian hari ini, aku nggak akan nyentuh kamu tapi luka ditanganmu itu kesalahan ku karna aku yang menabrak mu dan aku cuma bisa memberi ini tolong diterima,kau bisa mengobatinya sendiri kan?" Tanya ku lalu menyerahkan plester yang kudapat dari tas ku, ya aku selalu membawanya kemana-kemana.
Dia hanya menatap plester ditanganku tanpa ada niat untuk mengambilnya. Kemudian ia mulai melontar kata yang membuat ku geram.
"Aku nggak butuh plester murahan mu, cih yang ada luka ku infeksi karena memakai plester pemberian mu" jawabnya
"Kau ini keras kepala ya! Orang lain niatnya mau bantu tapi begini balasannya. Dasar nggak punya hati, nggak bisa menghargai bantuan dari orang lain!!" Emosi ku memuncak.
"Baiklah aku nggak akan tanggung jawab silahkan anda obati sendiri! Aku pergi!" Ujar ku lalu melempar plester sembarangan.
"Pergi ya sana! Aku nggak peduli!" Teriaknya.
Aku tetap berjalan meninggalkannya tanpa menghiraukannya dibelakang. Aku harap aku tak akan bertemu dengan orang sepertinya.
🌟🌟🌟🌟🌟
"Selamat pagi sayang, apa tidurmu nyenyak?" Itu ibuku yang menyapa ku.
"Ah tentu nyonya besar tidur ku selalu nyenyak seperti biasa" ujarku tersenyum ceria, ini adalah kebiasaan ku memanggil ibu ku nyonya besar hanya sekedar menggodanya.
"Hem baik lah tuan muda, mari sarapan bersama, bunda mau manggil ayah dulu" balasnya.
"Siap nyonya besar" ujar ku lalu berjalan menuju meja makan.
Rutinitas setiap pagi sarapan bersama orang tercinta ku.
Ah aku lupa mengenalkan diri. Baiklah kenalkan aku Choi Hyunsuk putra tunggal dari Choi Mino dan Choi Jennie. Aku bersekolah di Sekolah Treasure Highschool, kelas 12.Kita tinggalkan perkenalan singkatnya.
🌟🌟🌟🌟🌟
Pagi yang hiruk pikuk penuh dengan suara siswa-siswi yang berlalu lalang memasuki area sekolah. Aku berjalan menuju kelas ku.
"Pagi hyunsukie" sapa temanku yang tak lain adalah Jihoon~ Park Jihoon.
"Ah pagi juga Jihoona"balas ku
"Yak Park Jihoon!! Tega sekali anda!!"teriak seseorang. Seseorang itu juga teman ku namanya Junkyu~Kim Junkyu.
"Kenapa?" Tanya ku heran melihat Junkyu yang berlari kearah kami berdua dengan wajah ditekuk.