Dandel berlari menyusuri halaman. Membuka satu persatu pintu yang ia lewati. Tapi hasilnya nihil. Apa yang dicarinya tidak membuahkan hasil.
Ia panik, takut, kecewa. Terlebih kecewa pada dirinya sendiri. Kenapa ia bisa lengah? Kenapa ia bisa seceroboh itu?
"PENGHAPUS GUE ILANGGGG!!"
"Elah del. Kehilangan penghapus kek abis dibegal aja. Sekalian aja lo nyari ke toilet cowo sono. Biar mampus." Omel Kartika sambil mengibaskan rambut panjangnya.
Memang sih dia lebay. Dandel akui itu. Tapi masalahnya ini penghapus satu-satunya! Jika mamanya tau tentang ini, bisa mampus.
Dandel mengacak rambutnya. "Tapi ini penghapus kesayangan gue, Kar! Mana habis ini ulangan Matematika Wajib. Lo tau aja kan pak gondrong ga bolehin kita pake pulpen. Bisa mati gue!"
Hening.
"Del, sebenarnya-"
"Lo bener. Gue harus nyari ke toilet."
"-penghapus lo sama gue." Belum sempat Kartika menyelesaikan ucapannya, Dandel sudah pergi menjauh.
Telat. Satu kata yang pas untuk Kartika.***
BRAK
"ADA YANG LIAT PENGHAPUS GUE?!"
Seisi ruangan toilet perempuan dikejutkan karena teriakan Dandel.
Karena tidak ada yg menjawabnya sama sekali, Dandel berinisiatif untuk mencarinya sendiri. Dari wastafel, kolong toilet, bawah pintu, atas pintu, bahkan tempat make up milik cewek-cewek yang berada di ruangan itu pun turut ia cari.
"Ck, dimana sih? Apa perlu gue cari di toilet cowo beneran?"
BRAK
Seisi ruangan dikejutkan dengan suara dobrakan pintu, lagi.
"DEL!!" teriak seseorang.
"Lo tu ya. Sumpah gue gak ngerti lg sama lo. Lo itu waras gak si?"
Wow wow. Ada yang tidak beres disini.
"Waras kok, Kar. Cuma gue lg nyari penghapus gue aja." jawab Dandel dengan wajah polosnya.Wajah Dandel sekarang benar benar membuat Kartika ingin mencakar wajahnya sampai ke akar. Dandel memang jagonya memasang wajah innocent.
Tapi dia sadar situasi, Kartika menatap seisi ruangan maklum.
"Nyari penghapus jg ga sampe ke toilet bego. Goblok boleh bego jangan." Kartika berbisik. Tunggu. Bukannya goblok dan bego itu sama?***
"Gera!" Gera menoleh ke arah sumber suara. Oh, Derry ternyata.
Derry itu teman Gera dari mereka duduk di bangku SMA. Kenalannya absurd, temenannya juga jadi absurd. Kata orang, mereka berdua ini bagaikan langit dan bumi. Yang satu pendiam, satunya lagi gak bisa diam. Padahal kalau Gera bersama dengan orang terdekatnya, mungkin gilanya hampir sama seperti Derry.
"Apa?"
Derry berlari kecil ditempatnya "Minjam catatan Fisika dong Ger. Urgent banget nih. Bentar lagi kepala botak masuk!"
"Ambil aja di tas gue sana."
Derry menghentikan kegiatannya tadi, lalu menatap sebal ke arah Gera. "Ck. Cuek amat si abang. Sama gue juga ini. Yaudah, deluan ya Ger! Nanti gue traktir bakso kantin deh!" ucap Derry lari meninggalkan Gera.
Mata Gera mengikuti gerakan Derry yg lincah dan gesit, tanpa memperhatikan keadaan sekitarnya.
"Om, misi mau lewat" ujar seseorang.
Gera berbalik,
loh cewek tadi pagi?Tanpa berkata apapun, Gera bergeser dari tempatnya tadi, seolah memberikan jalan.
"Del, ayo dong cerita. Tadi pagi lo sama siapa?" desak perempuan yang berada disamping orang yang tidak asing bagi Gera.
"Lah. Mukanya aja gue kaga tau, gimana gue mau tau namanya?" kali ini giliran si del tadi yg menjawab.
"Dandel, lo boleh bohong sama siapa aja, tp lo gabisa bohong sama gue"
Oh? Namanya Dandel?
Suara dua perempuan tadi mulai terdengar sayup sayup, langkah mereka sudah terlalu jauh untuk bisa didengar Gera.
Gera mengangguk-anggukan kepalanya. Seolah mendapatkan hidayah, Gera tersenyum. Senyuman nakal yang bisa membuat banyak hati wanita luluh.
***
Waktu istirahat telah usai, meninggalkan Dandel yang duduk gelisah disamping Kartika. Gak bisa diem, lebih tepatnya.
"Apa sih, Del? Pantat lo kebakaran? Rusuh banget dari tadi" ucap Kartika yang mulai jengah dengan kelakuan Dandel.
"Penghapus gua Kar, gimana ini??" bisik Dandel yang tidak ingin mengganggu teman teman sekelasnya yang sedang belajar. Huft, padahal pak Gondrong bentar lagi datang. Tapi fokusnya untuk belajar kini tergantikan karena penghapus. Dasar penghapus kurang ajar!
Kartika mendesah lelah, lalu mengambil semacam benda dari kotak pensil di depannya.
"Nih, tadi gue minjem sama lo. Gua udah bilang tapi lo nya ga denger"Dandel melongo menatap penghapus yang sedari tadi dia ributkan. Jadi dari tadi penghapusnya lagi enak-enakan tidur di kotak pensil Kartika?
"KAR ASLI LU KURANG AJAR BANGET!!!!!"Iya! bukan penghapusnya yang kurang ajar! KARTIKA YANG KURANG AJAR!!
***
HAHAHAHHAAHA HAII GAISS APA KABARR?!?! SETELAH BERTAHUN TAHUN YA DAKU GA APDET AKHIRNYA KITA BERTEMU LAGI.
ni ak usahain ni biar apdet terus ntar, tp lama ya soalny ak jg udh di kelas akhir muehehehhehehehehhe sok banget gue. vomentnya jan lupa yh cihuy ajegile
YOU ARE READING
O n' B
Teen FictionDandel Alamanda, si penyuka Dandelion. Cewek freak yang terlalu percaya sama ramalan golongan darah. Lucu memang, tapi itu yang membuat dirinya menarik. Gera Pandurata, si penyuka anggrek hitam. Most Wanted sekolah yang memiliki wajah tidak kenal...