Part 2- Fezy?

17 2 2
                                    

Driiing.... Driiing....

Bel tanda istirahat berdering, mengukir senyum diwajah siswa siswi SMP Nusantara.

Siswa siswi berhamburan keluar kelas dan tinggal beberapa orang saja yang memakan bekal mereka dikelas. Dan diantaranya ada Nanda dan kedua sahabatnya.

"Makan yuk Yun, Mit" Ajak Nanda pada kedua sahabatnya sambil mengeluarkan kotak bekalnya dari dalam laci mejanya.

"Yuk" jawab Yuni sambil mengangguk dan ikut mengeluarkan bekalnya.

Lain halnya dengan Yuni, Mita hanya diam dan menatap kosong kedepan.

"Mit, Mita kamu gak makan "
Nanda berusaha menyadarkan Mita yang duduk dibelakangnya yaitu barisan kedua dari depan.

"......"

Mita masih diam dan masih dengan tatapan kosongnya.

"Mita!!"
Yuni berteriak tepat disamping Mita tanpa memikirkan kuping Mita yang penging akibat suara cemprengnya.

"ih... Apaan sih lo Yun gue kaget tau gak, penging lagi kuping gue. Mana lo teriak dikuping gue lagi. " Mita meringis sambil mengusap usap telinganya.

"Lagian kamu sih, ditanya malah bengong. Mikirin apa sih ,jangan bilang kamu lagi mikirin...." Yuni menggantungkan ucapannya.

"Mikirin apa Yun ?" Nanda penasaran

"pasti mikirin... " Yuni kembali menggantungkan kalimatnya

"pasti mikirin seorang Yuni anjeni, kenapa bisa menjadi seorang wanita yang imut dan manis.... "ujar Yuni sambil sedikit berteriak dan sedikit menekan pipinya dengan kedua jari telunjuknya.

Nanda melongo melihat Yuni dan Mita hanya menatap datar sahabatnya yang alay itu. Lalu kemudian mereka sama-sama memutar bola mata malas dangan kelakuan Yuni.

"Apaan sih Yun gaje tau gak" ucap Nanda sambil mencebik kearah Yuni.

"imut, imut mata lo!. Lebay ada lo! "ucap Mita dengan ketus kemudian mengeluarkan bekalnya dari laci.

"ih, santay ae kali sensi amat neng. " sambil mencolek dagu Mita sekilas.

"ih apaan sih lo, gue tabok juga lama-lama! "kesal Mita sambil menepis tangan Yuni.

"udah, udah makan gih. Entar keburu bel !"
Lerai Nanda.

Kemudian mereka sibuk dengan makanan masing-masing.

"Eh iya, temen-temen temenin aku ke perpus entar ya" Nanda bersuara memecah keheningan yang mereka ciptakan sejenak ketika makan.

"ngapain, mau minjem buku lagi? "tanya Yuni ,yang dijawab anggukan oleh Nanda.

"emang kamu udah selesai baca buku yang waktu itu kamu pinjam. "

"udah, orang aku dah dua hari yang lalu minjemnya"Yuni hanya ber oh ria mendengar penjelasan Nanda.

Setelah lima menit memakan bekal masing-masing mereka segera pergi ke perpustakaan.

Tiba diperpustakaan Nanda menyelusuri rak-rak yang dipenuhi buku fiksi. Matanya terus saja mencari buku yang menurut nya menarik untuk dibaca.

Kemudian matanya berhenti di buku berjudul "Tenggelamnya Kapal Van Der Wick" karya Buya Hamka. Ia pernah mendengar tentang buku ini. Yang mengisahkan seorang pemuda bernama Zainudin.

Ia tidak memiliki suku karena ia lahir dari rahim seorang ibu yang garis keturunan nya adalah patrilineal yang berarti garis keturunan ayah. Sedangkan ayahnya sendiri adalah orang minang yang menggunakan garis keturunan matrilineal yang berarti garis keturunannya dari ibu.Maka ia seolah tidak memiliki suku.

Hanya itulah yang Nanda tau tentang buku ini, makanya ia ingin membacanya secara lengkap. Ia sangat senang karena buku ini sebenarnya sudah sangat lama ditulis oleh penulisnya tapi ia masih memiliki kesempatan membaca buku ini.Nanda yakin buku ini adalah haail cetak ulang.

Kemudian Nanda pun mengambil buku tersebut yang berada pada rak paling atas namun masih bisa ia jangkau. Tapi belum jadi ia menyentuh buku itu, buku tersebut sudah diambil.

Siapa? Siapa yang mengambilnya, penasaran dengan yang mengambil buku itu Nanda mendongakkan kepala. Tapi secara tak sengaja Mata mereka bertemu.

1 detik

2 detik

3 detik

" Astagfirullah... "Nanda beristigfar menyadari dirinya yang telah saling bertatapan dangan laki-laki didepannya , kemudian ia segera menundukkan pandangan.

"emmh ma-maaf " ucap laki-laki itu yang kemudian juga ikut menundukkan pandangan.

Hening sejenak menimbulkan suasana kikuk antara mereka.

"Kamu mau minjem buku ini juga? " laki-kaki itu membuka suara berusaha memecah suasana yang canggung antar mereka.

"mmh i-iya" jawab Nanda tanpa melihat ke arah laki-laki itu.

" yaudah kalau gitu, kamu baca duluan aja. " ujarnya kemudian mengambil buku dan menyodorkannya ke Nanda.

"nggak usah, kamu aja duluan "tolak Nanda sambil mendorong buku itu kembali ke laki-laki itu.

"Nggak pa-pa kok, aku nanti aja bacanya kalau kamu udah selesai. " ucapnya dengan kembali menyodorkan buku dan memberikan senyuman tipis dibibirnya.

"yaudah kalau gitu, makasih"
Nanda kemudian menerima buku itu da membalas nya dengan senyuman tipis pula. Sebenarnya kini detak Jantung Nanda sudah tak karuan. Kalu bisa ia ungkapkan ingin rasanya ia menari-nari dilapangan sekolah dan tertawa sekerasnya.

"Nanda, lo udah ketemu buku yang mau lo baca"suara Mita ,membuat mereka langsung melihat ke arah Mita yang sudah memegang sebuah buku dengan ekspresi datarnya.

"oh, udah " jawab Mita sambil menunjukkan buku yang tadi hendak dipinjamnya.

"Balik kelas yuk, aku dah-"Yuni tidak jadi menyelesaikan perkataannya. Lalu langsung mengucapkan kalimat baru .

"Eh ada Fezy, ada apa nih"

Ucapnya dengan senyum mengembang dan menatap jahil ke Nanda.

"lagi ada yang ehem ehem kah disini? " tanya nya lagi sambil menaik-naikkan kedua Alisnya. Masih dengan senyumannya yang mengembang.

~♥~~♥~~♥~

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh 😁

Maaf chapter yang ini agak pendek dan Alurnya gaje😅

Vomentnya yaks

Wassalamu'alaikum

Nanda Aprilia Zikra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang