Part 4- Pacaran?

9 2 3
                                    

Hari ini adalah hari senin, hari dimana setelah bersantai dihari minggu kemudian kembali kejadwal sibuk dan menyebalkan.

Hari dimana harus berdiri dilapangan sampai berjam-jam. mendengarkan ceramah dan arahan pembina.

Setidaknya begitulah pendapat teman-teman sekelas Nanda .

Siswa-siswi petugas upacara sibuk dengan gladi bersih. Sedangkan peserta upacara lainnya ada yang sibuk dengan perlengkapan upacara mereka. Untuk siswi hanya diwajibkan memakai topi, sedangkan untuk siswa diwajibkan untuk memakai topi dan dasi.

Beberapa ada yang krasak krusuk Karena mereka lupa membawa dua benda penting ini saat upacara .Yuni salah satunya dari mereka.

"Aduh, gimana nih Nan aku lupa bawa topi."

"Lah kok bisa lupa? Coba pinjam temen-temen yang lain, ada yang bawa topi dua gak. " saran Nanda.

"Nggak ada, udah aku tanya-tanya tadi...."

Yuni mulai gelisah mengingat jika seorang peserta upacara tidak membawa topi dan dasi maka barisannya akan dipisahkan dari barisan kelas. Dan ketika selesai upacara mereka akan dihukum membersihkan wc sekolah.

"mmmh gimana dong, aku gak mau kena hukum Nan. Nanda...Mita tolongin aku.." Yuni mulai merengek. Ia benar-benar bingung ia sungguh tak mau dipisah barisannya.

"Makanya malam tu semua perlengkapan sekolah lu siapin. Pasti gak bakal lupa."

"Ih Mita aku kemaren keriduran. Jam delapan aku dah tidur. Soalnya aku capek banget pulang dari toko buku sama Nanda ,aku udah harus nganterin mama aku ke tempat temannya. mana jauh lagi tempatnya." keluh Yuni.

" ya terus gimana lagi. Sekarang kamu gak bawa topi, ya harus terima resiko." ucap Nanda pula.

Tak lama kemudian terdengar instruksi dari pembina upacara.
"Semua siswa diharapkan segera kelapangan dan berdiri dibarisan kelas masing-masing!"

"udah gue mau kelapangan dulu," Mita berjalan meninggalkan Yuni yang masih bingung.

"Gimana dong Nan? Akunya gimana?"

"Yaudahlah Yun, kamu ikut aja dulu kelapangan. Kamu harus terima konsekuensi kamu gak bawa topi. Toh nanti juga gak bakalan kamu doang yang gak lengkap. Pasti ada siswa lainnya yang gak bawa perlengkapan upacara." Ucap Nanda menenangkan  Yuni. Merekapun berjalan kelapangan menyusul Mita.

Siswa-siswi  mulai memenuhi lapangan begitu juga dengan guru-guru tenaga pengajar.

"Kepada siswa yang tidak memakai seragam lengkap. Silahkan memisahkan barisan kesebelah pojok."
Ucap pembina upacara sambil menunjuk kearah pojok lapangan.

Yuni yang mendengar hal itu berjalan gontai ke pojok lapangan. Disusul beberpa orang siswa lainnya. Yuni merasa sangat malu menyadari bahwa hanya dirinya siswa perempuam yang tidak memakai seragam lengkap.

"aduh, Ya Allah Yuni malu banget. Cuma Yuni siswa perempuan yang kena hukum. Coba aja semalem Yuni siapin peralatan sekolah pasti gak bakal gini." Yuni bergumam menyesali kelalaiannya.

Upacara pun dimulai dengan pelaksana upacara hari ini adalah anggota OSIS dan pembinanya Bu Maryam kepala sekolah.

Entah kenapa hari ini cuacanya panas sekali. Sudah dua orang siswi yang tumbang selama proses upacara.

Yuni yang saat ini berada dibarisan pojok pun merasa pusing terlebih tadi pagi ia tidak sarapan.

"Aduuh, kepala Yuni pusing..." ucap Yuni memang kepalanya yang sakit dan pandangannya yang sudah memburam. Ia sedikit berbisik kearah siswa disampingnya yang ikut kena hukuman.
Siswa itu pun melihat kearah Yuni, Sedetik kemudian Yuni pingsan.

Nanda Aprilia Zikra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang