Bab 1

12 3 0
                                    

Segerombolan siswa dan siswi memenuhi ruangan di Aula Sma negeri 3 Jakarta untuk melihat moment pengungkapan cinta dari seorang Reja Indra Susanteo, yang merupakan salah satu most wanted di Sman 3 Jakarta kepada seorang siswi biasa bernama Sandrianneth Alaska Taraqish yang notabene sudah didekatinya selama hampir 3 bulan ini.

Semua sound system, sebucket bunga Mawar hijau , gitar, dan juga tak lupa sebuah kesiapan mental dari Reja sudah dipersiapkan dengan sebaik mungkin.

Balqish yang juga anggota geng dari Reja memberikan isntruksi kepada para saksi, yaitu siswa dan siswi sman 3 Jakarta untuk duduk dan menempatkan posisinya masing-masing di bangku yang memang sudah tersedia di Aula.

Devan menghampiri Reja yang terlihat sedang menghafalkan beberapa kalimat yang akan ia sampaikan pada Anne nantinya.

"Ja, lo udah siapin semua kata-katanya kan." Kata Devan

"udah sih, tapi.." kata Reja menggantungkan kalimatnya.

"ah, tapi apa sih. Jangan sampai rencana yang udah kita susun dari jauh-jauh hari, berakhir gagal. Lo ngga liat, seluruh siswa udah pada disini dan ngeliatin hal bucin yang bakal lo lakuin. Ck.. Intinya, jangan sampai buat moment romantis ini, kacau." kata Devan dengan memegang bahu Reja, memberikan semangat.

"iya.. Iya.. Tapi dev,gue pengen pup. Bentar aja, gue mohon."

"lo gila, ngga ada waktu lagi, Ja. Kita aja ngambil waktu istirahat, kalo guru pada tau kita ngelakuin hal kaya gini, kita bisa masuk ruang BP." kata Devan.

Dari arah depan pintu Aula, terlihat Fajar yang sedang berlari kearah Devan dan juga Reja, sepertinya Fajar ingin memberitahukan sesuatu yang begitu penting hingga nafasnya terdengar tak beraturan.

"kenapa, Jar."

"target udah memasuki perangkap." kata Fajar.

Target telah memasuki perangkap. Bagus. Itu artinya, Anne sudah berjalan menuju Aula tempat Reja akan melakukan proses eksekusi cinta.

Degub jantung Reja seakan melebihi batas normal. Ia semakin gugup, ditambah suara riuh para siswa yang berada didalam ruangan. Tangannya mulai gemetar, dan keringat mulai membasahi dahinya ketika Anne sudah masuk dan duduk diantara para siswa lain.

Devan dan juga orang yang berpartisipasi dalam mempersiapkan rencana ini pun menyingkir dsn menepi di pojok Aula.

Idris memberikan isyarat pada Reja untuk segera melakukan proses eksekusi, dan diangguki oleh Reja.

Langkah Reja semakin mendekat pada microfon yang berada tak jauh darinya, beberapakali ia menelan salivanya untuk mengurangi rasa groginya. Semua suara riuh yang menggema di seluruh penjuru ruangan, kini telah berubah menjadi hening dan seluruh mata para siswa memandang Reja yang kini tengah berdiri di tengah-tengah mereka.

"Hai semua, maaf waktu istirahat yang mungkin sangat berharga bagi kalian, gue ambil kali ini. Jadi--gue cuma mau bilang sama kalian, kalo mungkin cara gue ini norak atau gimana. Tapi gue bener-bener ngga tau lagi harus dengan cara apa gue ngungkapin perasaan gue ini ke seseorang yang spesial di hidup gue."

Para siswa terutama Kaum hawa bertanya-tanya tentang siapa cewe yang dimaksud oleh Reja, sang most wanted sekolah.

"mungkin untuk mempersingkat waktu, gue akan memanggil cewe yang selama ini udah bikin hari-hari gue indah. Please welcome, Sandrianneth Alaska Taraqish. Silahkan maju ke depan."

Sederet mata memandang kearah Anne dengan tatapan tak percaya. Anne? Siswi biasa dengan wajah lokal dan juga tak ada yang spesial dari setiap inci bagian dari Anne disukia oleh most wanted sekolah. Yang benar saja.

Dengan Caraku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang