Suara ribut kendaraan, dan candaan para warga yang sangat memekakan telinga, kini telah usai dan tak lagi terdengar di telinga.
Sekarang hanyalah tinggal sebuah kenangan yang tersimpan didalam hati. Anne dibawa ke tempat yang bahkan tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Tempat dimana yang kalian sebut dengan "Rumah Masa Depan". Rumah dengan taburan bunga-bunga diatasnya, dan terdapat nama pemilik yang telah berakhir masa perjalanannya selama didunia.
Reja membeli sekantung bunga tujuh rupa yang tinggal kelopak bunganya saja, dan juga satu botol air putih kepada sang penjual di ujung TPU.
Anne tak berani mengeluarkan barang satupatah katapun kepada Reja. Ia hanya mengikuti kemanapun ia akan dibawa. Entah siapa yang akan Reja kunjungi, ia hanya akan memberikan sebuah doa yang mungkin akan tersampaikan kepada yang tertuju.
Di tengah-tengah makam, Reja dan Anne bertemu dengan salah satu penjaga makam di TPU. Penjaga makam itu adalah seorang laki-laki tua, dengan peci yang terlihat sudah usang dimakan usia. Seperti penjaga makam lainnya, ditangan sebelah kanan tak luput akan celurit dan sapu lidi untuk membersihkan rumput dan sampah dedaunan yang mengotori "rumah masa depan".
"Assalamualaikum, pak samsul" Kata Reja
"Waalaikumsalam. Sudah lama kiranya nak Reja tidak datang menjenguk Ibu disini" Kata Pak Samsul
"akhir-akhir ini saya lagi ada banyak tugas dan keperluan lain, jadi baru hari ini saya menyempatkan datang" Kata Reja
"pak samsul kelihatannya semakin bugar nih" Kata Reja
"ah si nak Reja bisa saja. Namanya juga orang sudah tua, masih sering kena yang namanya masuk angin. Tiap malem juga sering dikerokin sama encup, anak saya" Kata Pak Samsul
"Hahaha, pak samsul ini suka merendah. Oh iya, encup sekarang kelas berapa, pak?"
"alhamdulillah sudah naik kelas 6 SD. Doakan saja biar saya bisa nyekolahin Encup ke jenjang Smp"
"Aaminn, semoga pak samsul diberikan banyak rezeki dan kesehatan yang lebih"
"Aamiin. Lah ini siapa toh, cantik tenan"
"oh iya, ini--Anne. Pacar saya"
"Pak Samsul, neng." Kata Pak Samsul dan menyalami Anne
"Anne, pak samsul" Kata Anne dan membalas jabat tangan pak samsul
"waduh, nak Reja ini memang pinter cari cewe. Cantik pacarnya hehehe" kata pak samsul
"iya dong pak"
"yasudah kalau begitu, bapak mau lanjutin kerjaan dulu. Masih banyak yang belum dibersihkan. Permisi"
"oh iya pak. Silahkan" Kata Reja dan menggandeng tangan Anne untuk melanjutkan langkah menuju makam Ibu Reja.
Reja berhenti tepat di sebelah makam sang ibu dan mengambil posisi jongkok, begitupula dengan Anne yang melakukan hal sama seperti Reja.
Reja mengusap batu nisan milik sang ibu dengan pelan dan sesekali menghela nafas. Ia kemudian mengalihkan pandangannya kepada Anne dan memberikan penjelasan untuk apa Reja membawanya ke makam sang ibu selepas pulang sekolah.
"Anne, ini--makam ibu aku. Namanya Mutia Rahayu. Dia cantik, baik, selalu mengerti apa yang aku inginkan dan dia satu-satunya orang yang membuat aku bertahan sampai sekarang" Kata Reja
"maaf, Anne. mungkin awalnya kamu berharap lebih dan mengira bahwa aku akan mengajak kamu kesuatu tempat indah dan romantis. Tapi nyatanya, aku malah ngajak kamu kesini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengan Caraku
Teen FictionAku akan pergi menjauh ketika kau yang meminta.. Tapi jangan pernah memintaku untuk kembali jika kau menyesal.. Aku tidak akan melakukan hal itu, Walau aku masih sama seperti dulu.. Masih sama mencintaimu.. ---- ...