Part 3

6 0 0
                                    

Pagi-pagi sekali Reja datang kerumah Anne untuk menjemput sang pacar supaya tidak telat untuk datang ke sekolah. Anne mengintip dari balik kaca jendela kamarnya dan menemukan sosok Reja tengah menunggunya diluar pagar rumah.

Anne sesekali mengecek penampilannya di depan cermin, apakah sudah maksimal atau belum.

Suara klakson dari luar membuat Anne bergegas turun dan mengambil kotak bekal yang ia buat di meja makan dan keluar rumah. Tak lupa, ia mengunci seluruh pintu rumah supaya aman.

Reja menatap Anne dengan pandangan tak biasa. Tatapan yang ditujukan Reja pada Anne membuat Anne merasa risih.

"Hari ini aku aneh ya?" Kata Anne sembari melihat penampilannya.

"cantik" Kata Reja, jujur.

"bohong. Kenapa ngeliatin akunya kaya gitu banget"

"karna kecantikanmu mengalihkan duniaku" Kata Reja

"Ja, pagi-pagi ngga usah gombal."

"hehehe.." ujar Reja dan mengambil helm yang ia kaitkan di jok belakang motor.

"udah yuk, berangkat." Kata Reja sembari akan memasangkan helm ke kepala Anne, namun Anne mundur.

"Aku ngga mau naik motor". kata Anne

"kamu maunya naik mobil? Besok deh aku pakai mobil buat jemput kamu". kata Reja

"engga, Reja. Bukan itu maksud aku".

"terus"

"kita jalan kaki ke sekolah". kata Anne

"Ja--jalan kaki?"

"iya, kamu malu jalan kaki ke sekolah sama aku?"

"tapi kenapa"

"jalan kaki pagi-pagi itu sehat, anggap aja kita lagi olahraga pagi. Lagian, jarak rumah kesekolah juga udah deket dari sini".

"Kamu yakin?"

"kenapa mesti ngga yakin sih"

"Ya--udah deh, ayo". kata Reja, pasrah dan memarkirkan motornya ke dalam garasi dirumah Anne.

"yuk, jalan"

Anne melirik jam tangan yang melingkar indah dilengan sebelah kirinya. Jarum jam menunjukkan pukul 05.45 pagi. Jadi, jika jalan kaki ke sekolah pun tak perlu terburu-buru.

Hembusan angin jalanan yang menerpa wajah Anne, membuat rambutnya yang terbiarkan tergerai itu terlihat berantakan. Reja dengan pemikiran inisiatifnya mengambil ikat rambut yang memang berada di lengan kanan Anne untuk mengikat rambut Anne supaya terlihat lebih rapih dan enak bila dipandang.

Anne sungguh beruntung memiliki Reja. Dia laki-laki baik, yang mampu mengerti apa yang Anne butuhkan sebelum Anne meminta.

Tiga bulan Anne mengenal Reja, Anne rasa itu adalah waktu perkenalan singkat disdpanjang perjalan cintanya selama menginjak usia remaja.

Beberapakali Anne menjalin hubungan dengan lain jenis, Anne sama sekali tak menemukan kepribadian Reja pada mantan-mantannya terdahulu.

Dia--berbeda. Bukan karna dia adalah salah satu most wanted sekolah, melainkan sikap care dia yang bahkan tak pernah diketahui oleh siapapun kecuali dirinya.

Siswa lain menganggap bahwa Reja adalah rajanya dingin dan nakal. Reja bahkan terkenal suka ngebut-ngebutan dijalanan kosong, tepatnya tengah malam. Reja juga pernah bercerita, bahwa dia hampir saja masuk ke jeruji besi akibat permainan balap motor liarnya bersama teman-teman satu perkumpulannya.

Dengan Caraku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang