Mahluk Aneh

1.1K 89 81
                                    

Ghea, tengah bersiap untuk pergi malam ini. Dirinya begitu letih, dengan segala rutinitas sekolah. Apalagi, sekarang dia berada di tingkat akhir pendidikan. Ya, kelas tiga SMA.

Gadis itu pun, keluar dari kamarnya. ''Bunda...'' Panggil Ghea.

''Iya sayang, Bunda di ruang TV,'' Teriak sang Bunda.

Ghea berjalan, menuju sumber suara. Gadis itu, tersentak melihat kondisi sang Bunda yang tengah menangis. Buru-buru Ghea memeluk Bundanya itu.

''Bunda kenapa?'' Tanya Ghea khawatir.

''Nggak, bunda sedih liat dia di selingkuhin.''

''Hah?''

Ajeng menunjuk ke arah TV. Spontan, Ghea melirik ke arah sana. Gadis itu, menepuk jidatnya. Lagi-lagi serial yang tak berkesudahan itu. Yang lagunya, sampai terngiang-ngiang.

Kumenangis... membayangkan...

Huft! Ntah kenapa, Ghea kesal dengam serial itu!

Tak ingin terkontaminasi, dengan kegiatan sang Bunda buru-buru Ghea berpamitan.

''Bun, Ghea pergi dulu ya!'' Pamit Ghea sambil mencium telapak tangan bundanya.

''Jangan pulang malem-malem,'' Pesan Ajeng sebelum putrinya itu pergi.

''Iya Bun.''

Beberapa saat lalu, gadis itu telah memesan ojek online.

''Kemana kita Neng?'' Tanya pengendara ojek online itu.

''Cafe galaksi pak,'' Jawab Ghea seraya menaiki motor.

Selama perjalanan, Ghea bersenandung ria. Dengan lagu paforitnya, pura-pura lupa. Pandangannya, menyapu jalanan kota. Begitu indah, lampu-lampu menghiasi setiap sudut jalan. Orang-orang berlalu lalang.  Gadis itu, menghirup udara malam.

''Gue lega, masih bisa bernapas,'' Gumamnya.

Setelah 20 menit, akhirnya Ghea sampai di cafe tujuannya. Ntah kenapa, gadis itu teramat menyukai cafe ini. Sampai-sampai, setiap minggu Ghea mengunjunginya.

Ting

Ghea melenggangkan kakinya masuk ke dalam cafe. Beberapa sorot mata, terpaku kepadanya.

''Gilak, bening banget tuh cewek!''

''Yaampun, pasti pacarnya ganteng banget!''

''Dia punya pacar gak ya?''

Begitulah, bisik-bisik pengunjung cafe yang terdengar samar-samar oleh Ghea.

Gadis itu, mendengus kesal. ''Terus aja gini,'' Gumamnya.

Tak ingin moodnya rusak, Ghea memilih untuk segera menempati tempat duduknya. Gadis itu, memiliki tempat duduk terfavorit. Meja nomor sembilan, di sudut kanan cafe dengan jendela besar di sampingnya!
Tempat itu, selalu di kosongkan. Ghea sudah reservasi, setiap minggunya. Di hari sabtu tak ada yang boleh menduduki tempat itu, kecuali dirinya.

Dasar Ghea! Selalu, saja seperti itu.

Saat berjalan ke arah sana, mata Ghea membulat sempurna. Ia mengepal kuat, sebelah tangannya.

Dengan amarahnya, yang masih memuncak gadis itu berdiri tepat di hadapannya.

''Mohon maaf, siapa yang ngizinin lo duduk disini?'' Geram Ghea, saat ada orang yang duduk di tempat favoritnya itu.

Pengunjung itu, mengerutkan keningnya. Ia bertanya-tanya, apa salah dirinya?

''Maap, sejak kapan ada larangan mengunjungi tempat umum ini?'' Tanyanya heran.

''Lo nempatin, tempat duduk pribadi gue!'' Balas Ghea cepat.

Pengunjung itu, memperhatikan area sekitar.

''Emang disini ada nama lo apa?''

''Nggak ada!''

''Terus? Fine aja dong aku duduk disini,'' Pengung itu kembali mengambil posisi duduknya.

Ghea menghentak-hentakan kakinya karna kesal. ''Ishh, rese banget si jadi orang!''

Pengunjung itu, membalasnya hanya dengan kekehan saja. Malah ia terlihat santai, sambil menyeruput kopinya.

Ghea memanggil, salah satu pelayan cafe.

''Iya, ada apa teh Ghea?''

''Mbak, kok bisa sih tempat ini di dudukin sama orang lain?''

Mbak itu, menoleh ke sisi kirinya. Benar saja, ada yang mendudukinya.

''Aduh maap mbak, atas keteledoran kami,'' Pelayan itu nampak merasa bersalah.

''A, mohon maap Aa bisa pindah ke tempat duduk lain, karns tempat ini sudah di reservasi sebelumnya,'' Pinta pelayan cafe itu dengan sopan kepada pengunjung tadi.

''Saya nggak mau,'' Tegasnya.

lagi-lagi Ghea di buat geram dengan tingkah cowok itu. Rasanya, ia ingin menerkamnya saat itu juga!

''Buruan pergi!''

''Gamau.''

''Gue udah reservasi dari seminggu lalu!''

''Bodoamat.''

''Ish, dasar orang aneh. Gatau malu, nggak ada adab,'' Ghea mengumpat.

''Emang lo ada adab?'' Tanyanya tak mau kalah.

Ghea di buat bungkam oleh pengunjung itu. Amarahnya semakin memuncak.

''Buruan pergi dari sini!'' Ghea menyeret cowok itu dari tempat duduknya.

''Eh, santai dong jangan nyeret aku.''

''Salah sendiri, lo udah bikin darah gue naik!''

Cowok itu ternganga, dengan kegarangan Ghea.

''Pergi lo dari sini!'' Ghea tetap kekeuh.

~~~~

Halooooooooo?
Happy reading guysss!

Jan lupa follow akun author, dan jangan lupa juga buat vote and komen.

See you di part selanjutnya!
''

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ghea Afsheen Mysha (SEQUEL ABIGHEA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang