「12」

884 145 52
                                    

Berbaring diatas pasir dengan tubuh yang lemah, xiaojun hanya bisa menatap kedua temannya seraya menangis. Tenaga di tubuhnya telah habis. Mengakibatkan xiaojun tak dapat menghentikkan yuta dan sicheng yang saat ini tengah memakan jasad kekasihnya.

Gila? Memang. Kewarasan mereka berdua sepertinya telah direnggut oleh pulau ini. Ketakutan, rasa lapar, adalah hal yang membuat yuta dan sicheng menjadi seperti ini. Bahkan saat xiaojun terjatuh pun, keduanya tak menghiraukan. Yang hanya mereka pikirkan adalah rasa lapar yang melanda perut harus menghilang; berganti dengan rasa kenyang.

Jika ditanya apakah keduanya merasa jijik—tentu saja tidak. Seseorang yang kelaparan berat akan memakan apa saja demi memenuhi perutnya, termasuk kotoran mereka sendiri.

Sayangnya, yuta dan sicheng tidak seperti itu. Keduanya lebih tertarik untuk memakan daging, daging dari jasad temannya. Apa mereka memakan semua anggota tubuh hendery? Tidak. Tidak semua, mereka hanya memakan lengannya saja.

Dengan bersusah payah xiaojun mengangkat tubuhnya; bukan untuk menghentikkan kedua temannya, melainkan untuk muntah. Ia tipe orang yang sensitif, sedikit melihat hal yang menjijikkan, maka isi perutnya akan naik ke tenggorokan.

"Hueekk!"

Menangis—lagi dan lagi. Hatinya lebih sakit saat melihat jasad kekasihnya yang tengah disantap bagaikan ayam bakar. Xiaojun terlalu lemah, bahkan hanya sekedar berteriak pun ia tak bisa.

Xiaojun kembali membaringkan tubuhnya; meringkuk bagaikan janin. Menghangatkan tubuhnya dari angin malam yang menerpa. Kedua matanya mulai terpejam, disaat seperti ini ia membayangkan hendery masih berada disampingnya. Xiaojun selalu merengek, meminta peluk pada pria itu ketika tubuhnya terasa dingin.

Tetapi sekarang, itu hanya kenangan. Xiaojun tidak bisa menebak sampai kapan ia dapat bertahan di pulau ini.

Sementara di sisi lain, baik yuta maupun sicheng sama sekali tak menyadari jika xiaojun tengah sekarat. Bahkan saat pria mungil itu muntah, telinga mereka seakan tuli. Wajah keduanya tak menunjukkan rasa bersalah ketika menyantap salah satu anggota tubuh hendery.

Barulah ketika gigitan ketiga, yuta merasa kewarasannya kembali.

"Sicheng," yuta memulai pembicaraan. Dimuntahkannya daging yang tengah ia kunyah. "Sepertinya kita sudah gila." Ucapnya seraya mengusap mulut. Sungguh, yuta tak percaya dengan apa yang baru saja ia kunyah.

Wajah sicheng sama dengan wajah yuta saat ini; tak percaya dengan apa yang ia kunyah. Segera, ia memuntahkan daging yang telah hancur oleh kunyahan giginya itu. Jemari sicheng meremas rambutnya, menatap shock jasad hendery yang terdapat lubang besar pada kedua lengannya.

"Jika kita mati disini, akankah tuhan mengampuni dosa kita? Karena telah memakan daging manusia?" Tanya yuta dengan suara lirih.

Pertanyaan itu tidak dijawab sicheng. Mata pria manis itu tertuju pada xiaojun yang tengah meringkuk. Sungguh, sicheng merasa bersalah—sangat bersalah tepatnya. Bagaimana bisa ia memakan jasad hendery? Oh tuhan, xiaojun pasti merasa sangat sakit saat melihat itu.

Sicheng berdiri, belari menghampiri xiaojun yang tergeletak lemah diatas pasir. Membuat yuta juga melakukan hal yang sama. Tidak mungkin kan, jika yuta hanya diam di api unggun seraya menatap kekasihnya yang tengah berusaha membangunkan xiaojun?

"Xiaojun?" Panggilnya seraya menepuk pipi xiaojun berulang kali. "Kau masih sadar kan? Ku mohon bangunlah.."

Tepukan di pipi membuat xiaojun tersadar dari alam mimpi, syukurlah.

"J-jangan sentuh!" Xiaojun menepis tangan sicheng dari pipinya. "K-kau.. Kalian, dengan santainya memakan jasad kekasihku," suara xiaojun terdengar lemah saat mengucapkan itu. "Dan disaat seperti ini—saat tubuhku terasa sangat lemah, kalian baru datang menghampiriku." Menjijikkan. Xiaojun merasa dirinya jauh lebih baik, setidaknya ia hanya melukai hendery, tidak sampai memakan jasadnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Starve ❮yuwin & henxiao❯Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang