"Ngh .. "
Netranya mengerjap dan perlahan terbuka. Tangannya terasa berat dan kram, seperti terikat pada sesuatu. Matanya kembali terpejam sembari mengingat hal yang terjadi sebelumnya.
"Tidak, tidak mungkin"
Kepalanya mendongak ke depan, melihat sebuah cermin besar menghadap ke arahnya. Menampilkan sosok gadis dengan penampilan yang menyedihkan. Rambutnya kini tinggal sebahu, terkesan seperti dipotong asal. Lengan dan dadanya penuh goresan luka. Wajahnya pun penuh lebam dan memar.
"Apa kau mau secangkir susu hangat, Nona?"
Hinata menoleh ke segala arah, mencari sumber suara. Matanya melirik ketakutan. Ia tak bisa melihat siapapun dengan jelas, ruangan itu tidak begitu terang.
"Atau kau mau sepiring kue coklat?"
Lagi, suara lembut itu kembali terdengar. Kali ini diiringi dengan suara langkah kaki yang berjalan mendekatinya.
"Hai!"
Hinata tertegun. Yang mendekatinya adalah seorang wanita muda. Tidak, bukan wanita muda, tapi wanita paruh baya berwajah muda.
"Hai? Kenapa diam saja?"
"..."Plashh
Satu tamparan keras melayang mengenai pipinya yang lebam. Hinata meringis, merasakan sakit yang tak terbendung lagi.
"Padahal aku bertanya baik-baik padamu, tapi kau hanya diam saja. Dasar tidak sopan!"
Wanita itu pergi meninggalkan Hinata sendirian di ruangan gelap itu. Raut wajahnya yang semula lembut dan ramah berubah menjadi penuh kemarahan.
"Siapa dia? Sst ..."
---
"Neji, apa Hinata bersamamu?"
"Seharusnya aku yang menanyakan itu padamu, Naruto. Apa yang kalian lakukan 3 hari yang lalu?"
"Yah, kami hanya menikmati seks saja. Setelahnya aku lupa"Boughh
Satu bogeman mentah melayang mengenai mata kiri Naruto. Pria berhelai pirang itu meringis. Bogeman yang diberikan Neji benar-benar sakit. Ada apa dengan pria bermarga Hyuuga itu?
"Kau ceroboh, Naruto!"
"Aku tahu, Neji"
"Ibuku terus menerus menangis saat tahu jika Hinata menghilang, aku berbohong pada orang tuaku jika Hinata menginap di tempatku untuk beberapa hari agar mereka tenang. Dan kau seenaknya menikmati tubuhnya tanpa berpikir untuk mengantarnya pulang atau sekedar mengantarnya ke tempatku"Neji menarik kerah seragamnya lalu membenturkan kepala Naruto ke loker siswa. Ia juga beberapa kali meninju wajah Naruto hingga lebam dan berdarah sebelum akhirnya benar-benar melayangkan tinjuan mautnya ke ulu hati Naruto.
"Beri aku waktu untuk mencarinya"
"Aku akan ikut"Neji pergi meninggalkan tempat itu. Semua siswa menatap tak percaya, setelah bertahun-tahun Naruto bersekolah di sana, baru kali ini ada yang berani memukulnya hingga babak belur. Bahkan Naruto sendiri tak berani melawan, meskipun ia biasanya akan melawan.
Naruto pergi ke ruang pengawas. Sekolah ini tentunya dilengkapi dengan sistem keamanan yang tidak main-main.
"Shikamaru, tolong periksa rekaman CCTV 3 hari sebelumnya"
Jemarinya piawai mengutak-atik keyboard komputer. Melacak beberapa file penting yang barangkali memberi petunjuk tentang Hinata. Pria dengan rambut kuncup nanas itu tertegun saat melihat rekaman kamera pengawas 3 hari yang lalu.
"Naruto?"
"Apa kau menemukan sesuatu?"
"Setelah ku periksa, aku menemukan rekaman CCTV tepat setelah kau keluar dari ruang kesehatan"
"Lalu?"
"Lalu, beberapa jam kemudian, gadis itu keluar dari ruang kesehatan. Dia terlihat seperti munuju kelas"
"Lanjutkan"
"Lalu, 2 orang datang dan menuju kelas. Selama beberapa saat mereka membawa Hinata pergi dalam keadaan terikat"
"Sial!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Toys
FanfictionNaruto is Belongs to Masashi Kishimoto Khusus 17+ Cover Credit : Pinterest Edited by : InShot App