Felisa Maudi Brahmana

16 3 4
                                    

Sinar matahari muncul dari celah celah jendela kamar sang pemilik kamar.

"Eunghhh.." lenguhan seseorang.

"Hufftt,, udah pagi".

Sang pemilik kamar pun beranjak untuk membersih kan kamarnya, dan membersihkan tubuhnya.

Dirinya berdiri dengan seragam yang sudah di pakainya di depan cermin sambil tersenyum miris.

Lagi lagi tidak ada yang peduli dirinya.

Lalu dirinya bergegas keluar untuk pamit berangkat sekolah kepada orang rumah.

Cklek

Dirinya menatap ke seisi penjuru rumah, lalu matanya menangkap tiga orang yang sedang makan bersama dengan harmonis tanpa dirinya.

Selalu begini.

Dirinya tidak pernah di anggap.

Di acuhkan.

Dirinya tidak pernah merasakan bagaimana itu harmonis.

Dirinya selalu menahan semua.

Dirinya lelah.

Tetapi dirinya ingat pesan Alm. Ayahnya

Hanya melihat dan hanya bisa tersenyum miris melihat pemandangan yang membuat hatinya panas.

Ya dirinya Felisa Maudi Brahmana
Anak dari sepasang suami istri. Maira Audi dan Brahmana Wirya, sepasang suami istri yang sama seperti yang lain, saling mencintai dan menyayangi.

Tetapi semua nya berubah. Ya berubah, sepasang suami istri yang saling mencintai itu berubah ketika mereka dikaruniai seorang anak perempuan.

Sang istri yang tidak ingin mempunyai anak perempuan, karna menurutnya merepotkan dan menyusahkan, dan sang suami yang menentang keras pendapat nya.

Jadilah begini.

Ayah dari Felisa sudah meninggal 5tahun yang lalu, saat dirinya menginjakan ke usia -10 tahun.

Padahal ayahnya lah sangat menyayangi dirinya, ayahlah nya yang menerima nya, dan ayahnya lah yang merawatnya. Tetapi semua sudah berlalu.

Dan sekarang tinggal ibunya lah seorang yang dia punya, tetapi kini malah ibunya mengacuhkannya dan memilih menikah lagi dengan seorang duda pengusaha sukses. Dan memiliki seorang anak lelaki lebih muda darinya 5tahun.

Feli berjalan menuruni tangga rumahnya dengan memasang wajah ceria dan hangat.

"Pagii!" Sapanya semangat.

Seketika orang yang berada di meja makan itu menghentikan sejenak perbincangan mereka.

"Pagi" jawab semua nya sekenanya dan melanjutkan makannya lagi.

"Wihh kayanya enak nih makanannya, oh ibu masak ayam kecap sama kentang balado Nih" ucap Feli berbinar.

"Kamu jangan makan ayam kecapnya, soalnya adik mu senang banget sama ayam kecap" jawab ibu Feli a.k.a Maira sambil menatap Feli seakan menyuruh nya untuk tidak memakan nya.

"Ohh,, hmm oke" ucap Feli masih tetap dengan wajah cerianya

"Yaudah Feli makannya di sekolah aja deh" ucap nya sambil tersenyum.

"Feli berangkat sekolah ya" lalu dirinya mencium tangan ibu dan papa nya, serta mengacak rambut sang adik

"Assalamualaikum" ucap Feli.

"Waalaikumsalam" jawab mereka.

Sebenarnya Feli memang tidak berniat makan bersama dengan mereka, tetapi dirinya tetaplah Feli yang mempunyai sejuta Cara untuk menyembunyikan perasaannya.

Feli sudah tau, bahwa sebenarnya dia pasti akan di larang secara halus untuk tidak mengganggu acara makan mereka dengan ibunya sendiri.

Tapi sudah di bilang bukan? Feli tetap lah Feli.

Seorang gadis yang mencoba ceria di depan keluarga nya, walaupun hanya sedikit peluang nya untuk mengambil hati ibunya.

Dirinya hanya sedang mengkuatkan hatinya agar tidak merasakan sakit melihat semua yang di alaminya.

Tetapi tetap saja, mereka hanya mengacuhkan Feli.

Yaa.. ini lah kisah seorang Felisa Maudi Brahmana, dimana seorang gadis yang ahli dalam membuat poker face untuk dirinya.

Kisah seorang gadis kuat dan tangguh di luar, tetapi rapuh di dalam.

Dan kisah seorang gadis yang memiliki banyak rahasia yang ia sembunyikan.














"Tersenyum saat melihat orang yang aku  sayang, itu sudah cukup untukku. Walaupun diriku tak pernah merasakan senyuman itu untuk diriku" -Felisa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FELISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang