Berbahagialah

6 4 0
                                    

"Jangan egois, karna semua orang berhak menerima dan mendapatkan kebahagiaan yang sudah seharusnya di berikan."

Farhan Hamid Karzai.

~

Pagi yang cerah menyapa lelaki tampan ini dengan menyusupkan cahayanya melalui jendela kamarnya.

"Ughh, silau," keluh lelaki tampan itu karena tidurnya terusik. Lelaki itu pun melirik jam baker yang ada di sampingnya.

"Hah? Jam 08:00? Astaga, aku telat! Hari ini kelas pagi," ucap lelaki itu sambil bangkit dari kasur empuknya dengan panik, menarik handuk dan masuk ke dalam kamar mandi. Setelah selesai mandi, dia pun buru-buru berpakaian, memasukan barang yang dia perlu dan berlari ke arah kaca untuk menyisir rambutnya. Setelah dia merasa semuanya sudah beres, dia pun langsung menuruni anak tangga, mengambil kunci motornya dan melajukan motor ke arah kampusnya.

Sesampainya di kampus, lelaki itu pun memarkirkan motornya dan berjalan masuk ke arah gedung.

"Yo Farhan, pagi," sapa pria tampan yang muncul di sampingnya.

"Pagi Richard," jawab lelaki itu yang ternyata bernama Farhan dan temannya bernama Richard.

"Tumben datang pagi, biasanya juga telat," ucap Farhan sambil tertawa kecil.

"Wkwk, pelajaran Pak Andhy, si dosen galak. Males berurusan dengan dia," jawab Richard.

Farhan pun hanya tertawa kecil. Mereka akhirnya tiba di kelas. Tiba-tiba terdengar pengumuman yang berasal dari speaker. Biasanya itu dipakai untuk memberitahukan pengumuman untuk seluruh Mahasiswa.

"Perhatian semuanya! Silakan seluruhnya ke ruangan pengumuman! Sekali lagi saya katakan, untuk seluruhnya silakan datang ke ruangan pengumuman!" himbau seorang guru lelaki.

"Suara Pak Reza kan itu? Wah, tumben dia sendiri yang ngumumin," ucap Richard heran.

"Ntah lah," balas Farhan dengan mengangkat bahunya

Seluruh Mahasiswa pun berkumpul ke ruangan pengumuman. Sekitar 5 menit setelah seluruh Mahasiswa berkumpul, pengumuman selanjutnya pun berlangsung.

"Tujuan kami mengumpulkan kalian adalah untuk mengumumkan siapa yang mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah kalian di London," ucap Pak Reza. Semua murid pun bertepuk tangan meriah.

"Mari kita mulai. Untuk pertama dari jurusan Akuntansi adalah Rara Wulan, Siska Clarkson, Christopher Alonso dan Nana Mardiana," sambung Bu Diana. Seluruh Mahasiswa pun bertepuk tangan.

"Selanjutnya ...."

Hingga akhirnya sampai di jurusan musik.

"Untuk jurusan musik, Richard Marx Syaputra, Max, dan Mike Lewis,"

Semua murid pun bertepuk tangan.

"Eh? Kau gak dapat Han? Kok bisa aku yang dapat?" bingung Richard.

"Sudah lah. Congrast bro," ucap Farhan dengan tersenyum.

"Eh, mohon maaf. Ada yang terlewatkan,"  sela panitia itu tiba-tiba.

"Farhan Hamid Karzai. Kalian akan berangkat bulan depan, persiapkan diri kalian. Sekian dari kami semua, selamat pagi." Semua Mahasiswa pun bertepuk tangan kembali dan satu per satu keluar dari ruangan itu. Richard dan Farhan pun keluar dari ruangan itu dan berjalan ke arah kelas.

"Sudah ku duga, kau tak mungkin gak dapat," ucap Richard dengan tertawa.

"Wkwk, bosen juga aku kemana-mana ada kau," balas Farhan dengan tertawa.

"Akhirnya, aku bisa menyusul mu disana," batin Farhan sambil tersenyum.

Mereka pun tiba di kelas, pelajaran pun dimulai hingga siang hari jam 12:30 mereka selesai. Farhan dan Richard pun berjalan kearah parkiran. Tiba-tiba Richard mendapat telepon bahwa Ayahnya kembali dari Amerika hari ini setelah 3 tahun lamanya. Richard pun memberitahu Farhan dan pamit untuk pulang duluan. Padahal, mereka punya janji untuk pergi ke cafe bareng. Tapi, karna Richard harus pulang duluan, Farhan pun ke cafe sendirian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Berbagai KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang