Part 8

1.5K 84 38
                                    

Happy reading gais

_______________________________

Bunyi tembakan yang sangat kuat memekak kan telinga sudah sangat terdengar sayup-sayup dari kejauhan.

Empat pangeran tampan itu baru saja tiba, di sebuah tempat olahraga lapangan tembak yang daniel rekomendasikan kemarin.

Mereka ber-empat berjalan santai ber-iringan masuk kedalam lapangan tembak.

Daniel lah yang mengurus administrasi penyewaan alat-alat yang diperlukan mereka nantinya selama beberapa jam kedepan.

Beberapa para gadis yang berada di tempat itu, memandang kagum pada mereka berempat dengan tatapan kagum yang tidak dapat di sembunyikan sama sekali.

"Apakah ini pistol sungguhan?" Mark bertanya.

Dan seorang petugas yang mark tanya mengiyakan.

"Wow bisakah pistol ini aku bawa pulang nanti? Aku ingin menembak kepala teman-temanku ini jika mereka mengesalkan nanti" mark berujar senang.

Ketiga teman nya hanya memutar bola mata malas melihat kegilaan mark.

"Cuma pistol saja senjata nya sir?" Tanya luke pada petugas itu.

"Tidak, ada dua jenis senjata pistol dan revolver" petugas itu menjelaskan.

"Hmm kalo begitu aku ingin mencoba yang revolver sir" luke berujar.

"Aku juga revolver" lucio ikut berujar.

"Kalo begitu gimana kalo kita buat taruhan man?" Mark berujar memulai kegilaan nya.

"Jangan ngadi-ngadi lu" daniel menjawab.

"Taruhan apa?" Luke merasa tertantang.

"Siapa yang tembakan nya paling banyak meleset berarti dia kalah, dan harus mau melakukan apapun yang kita berikan" mark menyeringai.

"Deal" luke mengiyakan langsung.

Diikuti daniel yang menerima taruhan mark.

Lucio cuma menggangguk kan kepalanya, ia cukup tau teman-temannya ini tidak waras.

Keempat laki-laki tampan itu kini mulai bersiap dan fokus pada senjata dan pelatih masing-masing.

Mereka memfokuskan diri dan menajam kan penglihatan kepada hexagonal yang berbentuk segi enam di depan mereka.

Tembakan demi tembakan mereka layangkan ke hexagonal didepan, beberapa peluru yang melesat dicatat oleh timer atau pencatat waktu.

"Sial" daniel mengacak rambutnya. Ia kalah dan otomatis dia harus menerima hukuman dari teman-temanya.

"Sepertinya ajakan mu kemari sangat tepat niel" luke terkekeh melihat wajah masam daniel.

"Hahaha santai man, hukumannya tidak akan berat" mark tertawa kencang.

"Jangan percaya ucapan mark" lucio berujar.

Mark mendengus mendegar perkataan lucio. Sementara lucio ikut tertawa melihat reaksi mark.

"Hukumanmu akan kami rapatkan dulu niel, jadi tidak sekarang" mark berujar serius.

BROTHER COMPLEXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang