PART 3

0 0 0
                                    

Setelah beberapa menit melaksanakan ritual mandi, Aku keluar dan melihat kak Angga berada di meja makan.

"Dari mana?" Tanyaku.

Aku menarik kursi dan duduk di depan kakakku itu.

"Abis dari warung bentar" Ucap kak Angga singkat.

Ia membuka plastik kresek itu dan mengeluarkan dua buah nasi bungkus.

"Makan ini aja. Tadi kakak gak sempat masak" Sambungnya, sambil menyodorkan satu nasi bungkus itu ke depanku.

"Thank's Kak" Balasku sambil tersenyum.

Tanganku mulai membuka bungkus nasi itu.

***

"Kak" Panggilku pada kak Angga yang sibuk mengerjakan tugas.

"Hm." Jawab kak Angga.

"Adel mau nanya" Ucap Adel pelan-pelan.

"Apa?" Jawab kak Angga.

Aku menggigit bibir bawahku. Sebenarnya aku ragu untuk menanyakan hal ini kepada kak Angga. Tetapi, Pertanyaan ini harus aku sampaikan pada sang kakak.

"Sebernarnya, Adel--" Ucapku terpotong karena ponselku berdering.

"Bentar" Ucapku.

Aku mengambil ponsel dan mulai membukanya. Ternyata itu dari Amanda dan Kayla.

"Paan?" Tanyaku malas.

Aku mulai melangkah masuk ke dalam kamar meninggalkan kak Angga sendirian. Sepertinya aku lupa bahwa ada hal yang harus aku tanyakan pada kakak.

[Santai Del] Sahut Amanda sedikit terkekeh.

[Iya. Nih si Adel ngegas] Timpal Kayla.

Aku memutarkan bola mata.

"Yaudah, maaf." Ucapku.

[Ya-ya-ya] Balas Kayla.

[Ohya, gimana soal tantangan? Aman, 'kan?] Goda Kayla.

"Aman kok" Sahutku.

Terdengar suara tawa kecil dari telepon itu.

"Tapi, Kak Gita itu pacarnya Kak Adit, yah?" Tanyaku.

[Siapa bilang?] Tanya balik Amanda.

[Ahaha, hoax itu] Ucap Kayla.

"Tapi mereka berdua mesra banget. Gandengan tangan, terus--" Kataku.

[Alah itu mah kak Gita aja yang kecentilan] Potong Amanda cepat.

[Iya, kita dari dulu tau, 'kan? Kak Gita itu kayak gimana? Orangnya udah jutek, sombong, kecentilan, duh pokoknya banyak deh] Ucap Kayla.

Akupun tertawa kecil.

[Udah. Lo gak usah pikirin Kak Gita, Mending lo fokus sama Kak Adit aja] Kata Amanda.

[Iya. Ingat yah, lo cuma punya waktu dua puluh sembilan hari lagi] Ucap Kayla.

Akupun melongo.

"Lho, kok pake waktu?" Tanyaku.

[Iyalah. Lo punya waktu sebulan, tapi karena hari ini lo mulai deketin dia, sisanya tinggal dua puluh sembilan hari lagi] Amanda menekan setiap perkataanku.

[Denger tuh] Timpal Kayla.

Aku hanya menjawab dengan deheman.
"Hmmm" Jawabku.

Telepon pun aku matikan, Dan aku mulai menatap langit-langit kamarku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRUTH OR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang