44

403 37 16
                                    

"Aku sangat senang mendengar kalian telah baikkan" Ucap Hara sembari memperlihatkan senyum termanisnya.

Mika tersenyum melihat wajah Hara yang terlihat lebih cerah dari biasanya "Penantianku selama bertahun-tahun tidak sia-sia, walau jujur saja kami jadi lebih canggung dari biasanya"

"Semalam aku mendengar eonn masuk ruang rawat, tadinya aku ingin kesana. Tapi Taec melarangku, katanya kita masih satu rumah sakit, dan kondisi Mika eonnie (kakak) hanya memerlukan istirahat. Jadi aku tidak kesana" jelas Hara.

Mika menatap Hara heran "Ah? Benarkah? Taec tau dari mana aku ada disini?"

"Kai dan Taec berpapasan, akhirnya Taec bertanya alasan kenapa Kai ada dirumah sakit" ucap Hara.

Mika mengangguk mengerti "Bagaimana hubunganmu dengan Taec?"

Ketika mendengar pertanyaan dari Mika, wajah Hara terlihat sangat senang "Dia sangat menyayangiku eonn! Bahkan dia bilang bahwa dia akan terus berusaha agar mendapatkan pendonor"

"Itu sebuah kemajuan, kamu sudah berusaha sebaik mungkin" ucap Mika sembari mengelus puncak kepala Hara.

"Sebenarnya Taec menangis, dia bilang aku harus bertahan agar ia bisa belajar menjadi suami yang baik. Sejujurnya aku sangat senang mendengarnya, tapi menurutku dia sudah menjadi suami yang baik" ucap Hara.

Mika tersenyum "Bukankah itu bagus? Artinya Taec menyayangimu"

Harapun hanya membalas dengan anggukkan, lalu mendundukkan kepalanya.

Ntah apa yang ia pikirkan, tapi Mika yakin Hara  pasti sangat bingung dengan keadaannya saat ini "Kami tidak akan membiarkan kau pergi Hara, Ok?"

Hara terkejut dengan ucapan Mika, lalu tersenyum "Terimakasih eonn"

"Dulu aku marah pada diriku, kenapa aku terus menjadi beban bagimu, Taecyeon, Ika, dan Yuko eonnie (kakak)"

"Pada saat ibu tiriku selalu berusaha mencelakaiku, Eonnie dan Taecyeon selalu melindungiku. Aku sama sekali tidak berguna, bahkan untuk melindungi diri sendiri saja aku tidak bisa"

"Lalu melihat Taecyeon yang selalu berusaha untuk berada di dekatku, walau aku tau dia tidak mau, namun apa boleh buat? dia kasihan padaku"

"Aku merasa kosong, jadi kufikir lebih baik aku pergi saja"

"Dan penyakitku ku biarkan, aku berusaha untuk terbiasa dengan rasa sakit. Lagipula pada akhirnya aku juga akan pergi, cepat atau lambat"

Mika memeluk Hara "Kau sama sekali bukan beban bagi kami, jadi jangan pernah berfikir seperti itu"

"Aku paham bagaimana saat ada diposisimu, tak bisa berbuat apa-apa sebab tak punya hak apapun, bahkan nyawan kita sendiripun seakan bukan hak milik kita sendiri"

"Dulu, dibanding diriku dibunuh secara perlahan oleh appaku (ayah), lebih baik aku bunuh diri lebih dulu. Bodoh ya? Untung saja ada Kai saat itu" jelas Mika panjang lebar sembari melepaskan pelukkannya pada Hara.

"Aku paham mengapa Kai sangat berarti bagimu eonn (kak)" ucap Hara.

"Kau juga merasakannya kan? Taec sangat mengharapkan kesembuhanmu, jadi jangan menyerah ok?" Mika mengusap puncak kepala Hara.

Hara sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan Mika, baginya Mika adalah penyelamatnya.

Mika menatap Hara "Bagaimana kabar adikmu? Rena? Aku shock ketika ia datang kerumahku dan bilang jika ia adikmu"

"Rena baik-baik saja, ia kesini hanya memberitau jika aku punya banyak adik yang aku tak ketahui. Ibu tiriku sudah tau, namun saat itu ia memilih untuk mengangkatku sebagai anaknya dan melupakan saudariku yang lain" jelas Hara.

My Beloved Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang