"Masa lalu Yami"

479 33 4
                                    

•••
Happy Reading:)
•••

Waktunya Telah Tiba

Semenjak Yami menginjak umur sekitar 6 tahun, Kakaknya pun sering sakit sakitan dan menjadi lebih sering di tempat tidur. Mulai saat itu Yami membantu pekerjaan rumah Kakaknya, walau hanya sedikit Kakaknya merasa sangat terbantu oleh yami.

Hingga suatu hari...

Yami pun bangun dari tidurnya dan berniat membangun kan Kakaknya.

Yami:"Kak..kak.. bangun ini udah pagi"

Tapi kakaknya tidak terbangun, seperti tidur pulas.

Yami:"Kak...,Kak.. bangun udah pagi"

Dan sekali lagi Kakaknya tidak merespon dan hanya tertidur pulas.

Yami:"Kakak ternyata masih tertidur"

Yami pun pergi ke dapur mengambil segelas air dan obat untuk diminum Kakaknya,Yami menaruhnya di samping meja dekat kasur Kakaknya.

Kemudian Yami pun duduk disamping Kakanya sambil membaca buku cerita yang diceritakan kakaknya, sambil menunggu kakaknya bangun dari tidurnya.

Yami tidak terlalu lancar membaca jadi dia hanya menggingat bagian bagian tertentu saja yang di bacakan kakaknya dengan memperhatikan gambar demi gambar di setiap halaman.

Hingga di suatu halaman terdapat gambar di mana seekor kelinci yang sedang tertidur dan dikelilingi teman temannya yang menangis.

Yami pun mengingat semalam bagian tersebut saat diceritakan, Kakaknya mengatakan bahwa kelinci tersebut 'meninggal', kakaknya menjelaskan bahwa meninggal hanya keadaan dimana kita tertidur begitu nyenyak sangat lama dan orang disekitar kita menangis karena menunggu kebangunan kita yang sangat lama.

Yami pun melihat kakaknya kembali yang masih tertidur.

Yami:"Kakak hanya tidur biasa".

Hingga beberapa jam kemudian Kakaknya tak kunjung bangun bahkan Yami telah memanggil Kakaknya dari pagi hingga sore.

Saat malam hari, Yami pun memegang tangan Kakaknya.

Yami:"Dingin...!!"

Yami pun kaget dikarenakan tangan Kakaknya yang sedingin es.

Yami:"bisa-bisa kakak masuk angin ntar"

Yami pun mengambil beberapa selimut dari lemari lalu membentangkannya ke seluruh tubuh Kakaknya. Karena seharian menunggu kakaknya terbangun ia pun kelelahan dan tertidur di samping Kakaknya.
Esok harinya...

Begitu juga terjadi Kakaknya tidak kunjung bangun.
Yami saat itu dalam keadaan sangat kebingungan, ia pun duduk di sudut kamar sambil memikirkan apa yang terjadi dengan Kakaknya.

Mentari pagi pun terbenam menjelang malam.

Yami terus memanggil Kakaknya disudut ruangan, berharap suaranya dapat membangunkan Kakaknya.

Yami:"Kak... kak.., kakak kapan bangun?"

Yami:"Yami Lindu sualanya kakak"

Dengan pikiran yang campur aduk ia pun hanya bisa berpikir satu hal.

"Mungkin kakak sudah...."

"meninggal..."

.

.

.
.

.

.

Setelah beberapa hari terlewati,kakak Yami pun tak kunjung bangun.

Mendadak pintu rumahnya dimasuki seseorang, Yami ingin memeriksanya tetapi terlalu lemah dan lesu karena beberapa hari tidak makan memikirkan tentang Ibunya hingga badannya kurus belulang.

"Permisi apa ada orang?" Kata Pria tersebut saat memasuki kamar Kakak yami menggenakan Jubah merah dan menyeruput sebuah teh k*t*k.

Pria tersebut pun melihat Yami yang duduk di pojok ruangan.

"Siapa kau nak?"

Yami:"Aku adik kakakku..."(dengan suara lesu menunjuk Kakaknya yang tertidur di kasur)

Mata pria tersebut pun membelalak dan
menjatuhkan teh k*t*knya

"Hey apa maksudnya ini?!" Pria tersebut ke arah kakaknya yami

"Kau tidak bilang kalau kau punya a-"
Pria tersebut kaget saat membuka selimut Kakaknya Yami, nampak sekujur tubuh Kakak yami sudah tulang belulang, Warna kulitnya sangat pucat, dan sangat amat dingin.

"hey nak kau tau apa yang terjadi dengan Kakakmu?!" Ucap pria tersebut dengan wajah pucat melihat Yami.

Yami:"Kakakku sudah meninggal, tapi aku yakin dia akan bangun lagi...Seperti Itu katalah kata kakak ku"

Pria tersebut hanya terduduk lesu bersender dinding kamar.

"Aku telat..." Pria tersebut pun melepas Jubahnya dan menaruhnya di atas Yami

Pria tersebut melihat Yami.

mata mereka berdua saling bertemu.

Pria tersebut berdiri dan berjalan ke arah Yami

"Siapa namamu nak?"

Yami:"Namaku Tamao tapi kakak sering memanggil ku yami..."

"kalau begitu salam kenal namaku Paman Belial"

To be continue

Cerita Ultraman GajeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang