D-DAY

378 38 9
                                    

Gaun pengantin berwarna putih tanpa lengan dengan tali pita di bagian belakang leher membalut tubuh ramping seorang gadis cantik yang akan melakukan pemberkatan pada pukul 9 pagi di gereja dekat salah satu hotel berbintang di Jakarta. Ya, gadis cantik itu adalah Doh Kyungsoo, yang hari ini akan melaksanakan pernikahan dengan teman terbaiknya, kekasihnya, sekaligus calon suaminya yang bernama Kim Jongin.

Kini Kyungsoo tengah membolak-balikkan badannya di hadapan cermin tanda dia gugup. Ibu Kyungsoo yang melihat raut gugup dari putrinya pun menghela napasnya kemudian sambil tersenyum menghampirinya. Kyungsoo segera membalikkan badannya setelah mengetahui ibunya menghampirinya melalui cermin di hadapannya

"I-ibu..."

"Ada apa, sayang? Kau gugup?"

Kyungsoo menganggukkan kepalanya. Ibu Kyungsoo kemudian melirik putri kesayangannya dari atas ke bawah. Rambut panjang yang tersanggul apik dengan menyisakan anak rambut di sisinya, gaun pengantin berwarna putih tanpa lengan dengan pita di belakang lehernya yang menampilkan punggung mulusnya, dan sepatu heels berwarna senada yang melengkapi penampilannya. Kyungsoo begitu sempurna hari ini, lalu kenapa dia masih saja gugup?

"Kau cantik sekali, sayang! Mengapa mesti gugup hm?" tanya Ibu Kyungsoo yang mengusap lembut surai anaknya di dekapannya.

"I-ini pertama kalinya aku bertemu keluarga besar mas Jongin, bu... A-aku malu" gumamnya sambil memelintir gaunnya.

"Ahh, jadi anak ibu gugup karena malu bertemu dengan keluarga barunya hm?" goda Ibu Kyungsoo.

"Ibuuuu, jangan menggodakuuu" ujar Kyungsoo yang menyembunyikan wajahnya di bahu ibunya.

Ibu Kyungsoo terkekeh karena kelakuan Kyungsoo yang menurutnya kekanakan. Ibu Kyungsoo tidak menyangka bahwa mulai hari ini anak gadisnya akan menjalani kehidupannya yang baru sebagai anggota keluarga Kim. Ibu Kyungsoo sangat yakin bahwa calon suami dari anak gadisnya ini akan memperlakukannya dengan baik, begitu juga dengan keluarganya. Tanpa disadari, setetes air mata mengalir di pipi ibunya yang menjadi perhatian Kyungsoo.

"Ibu kenapa menangis? Apa aku melakukan kesalahan, bu?" tanyanya sambil menghapus jejak air mata di wajah ibunya.

"Tidak sayang, ibu tidak menangis. Ibu justru sangat bahagia karena Tuhan masih memberi kesempatan kepada ibu untuk menyaksikan pernikahanmu"

"Dan ayah sangat bersyukur karena ayah masih diberi kesempatan untuk menghantarkanmu menuju altar dan menikahimu, anakku..." lanjut Ayah Kyungsoo yang baru saja masuk ke dalam kamar Kyungsoo.

Kyungsoo dengan mata yang berkaca-kaca pun tersenyum manis saat melihat kedatangan ayahnya. Kemudian mereka bertiga berpelukan saling memberi kekuatan. Kyungsoo merasakan haru yang luar biasa karena masih bisa ditemani kedua orang tuanya di hari bahagianya.

"Kau sudah siap, Kyungsoo?"

Siap tidak siap, dia akan tetap melakukan pernikahannya hari ini.

"Aku siap, ayah"

"Kalau begitu kita berangkat sekarang, semua keluarga sudah menunggu di luar" ujar Ayah Kyungsoo yang kini menggenggam erat tangan putri kesayangannya diikuti Ibu Kyungsoo di belakangnya.

Di tempat lain, tepatnya di ruangan belakang altar sebuah gereja, terdapat seorang pria tampan yang mengenakan jas hitam dengan bunga mawar putih di sakunya, dasi kupu – kupu, dalaman kemeja putih, dan celana bahan serta sepatu pantofel hitam yang sangat pas membungkus tubuh atletisnya. Pria tampan itu siapa lagi kalau bukan Kim Jongin yang pada hari ini akan melangsungkan pernikahannya dengan pujaan hatinya, calon istrinya, Doh Kyungsoo.

Jongin kini tengah khawatir karena baik dia maupun keluarganya masih belum mendapatkan kabar kedatangan dari calon istrinya itu. Jam telah menunjukkan pukul 8.40 yang artinya kurang dari 20 menit sebelum acara pernikahannya dilangsungkan. Kakaknya, Jungah, melihat adiknya yang mulai panik itu segera menenangkannya.

Before Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang