Chapter 4

2.7K 266 3
                                    

Happy reading ^^
Enjoyyy !!! (≧∇≦)/


Dua minggu berlalu begitu cepat sejak kedatangan keluarga Jeon ke rumah keluarga Park.

Hari ini adalah hari dimana Jimin dan Jungkook akan menikah.

Sebenarnya Jimin tidak menerima begitu saja.

Malam itu, saat keluarga Jeon beranjak pulang, Jimin memutuskan untuk kabur dari mansion.

Bahkan, Joon-gi baru berhasil membawa Jimin pulang tadi malam. TADI MALAM.

Bisa dibayangkan sekesal apa Joon-gi pada Jimin. Saat membawa Jimin pulang tadi malam, alih-alih ingin menikahkan Jimin dengan Jungkook hari ini, Joon-gi lebih terlihat ingin memutilasi Jimin malam itu juga.

Jimin pun akhirnya sedikit ngeri melihat wajah pamannya itu.

“Hey, Paman! Sabarlah sedikit. Astaga wajahmu terlihat seperti seseorang yang ingin melahirkan.”

Oh god, Jimin sepertinya berniat menyerahkan nyawanya malam itu.

Lihatlah wajah Joon-gi semenyeramkan apa. Ditambah gelapnya ruangan mansion ini dan kemeja putih Joon-gi yang kusut.

“JIMIN!!!”

“Jimin, kau terlalu banyak melamun hari ini.” suara itu membuat Jimin kembali tersadar dari lamunannya.

Saat ini Jimin sedang dirias tipis ditemani oleh Ji-eun. Jimin juga suda mengenakan tuxedo warna putihnya yang terlihat begitu pas dengan bentuk lekuk tubuhnya.

“Tidak usah banyak bicara!” jawab Jimin ketus.

“Kau terlihat sangat tidak menyukaiku, memang aku berbuat salah padamu? Kalau begitu maafkan aku.” ucap Ji-eun dengan sedikit sedih.

“Cukup, Ji-eun-ssi. Tidak usah sok akrab denganku.” Ketus Jimin. “Dan lihatlah satu bulan kedepan, kau akan ditinggalkan oleh pamanku seperti yang sudah-sudah.” Lanjutnya.

“Aku tidak sama seperti mereka.” Sahutnya cepat.

Jimin hanya menyunggingkan senyum sinis.
“Wanita-wanita itu dulu juga mengatakan hal yang sama sepertimu.”

^^^

Pernikahan Jungkook dan Jimin digelar dengan mewah. Bahkan lebih mewah dari pernikahan Jungkook yang pertama. Banyak tamu undangan atau rekan perusahaan yang datang, tak sedikit juga kamera yang menyorot mereka, membuat Jungkook maupun Jimin bergidik risih.

Setelah pendeta bertanya “Apakah anda bersedia?” keduanya langsung bergantian menjawab dengan cepat dan tegas “Ya, saya bersedia.

Mereka bukan terburu-buru ingin menjadi sepasang suami-istri yang sah, tapi mereka terburu-buru ingin mengakhiri ini semua. Astaga lihatlah wajah tertekan Jungkook dan Jimin. Bukannya menampilkan wajah saling mencintai seperti skenario Seokjin, mereka justru menampilkan wajah seperti ingin saling mengumpati. Apalagi Jimin…

Tapi, ada beberapa hal yang membuat Jimin tidak mengerti, Harusnya salah satu pernikahan Jungkook harus ditutupi. Mengingat Jungkook sekarang sudah menikah dua kali.

Pernikahannya yang pertama sudah mewah, kenapa sekarang lebih mewah? Apa kata orang diluaran sana jika pengusaha terbaik seantreo Korea menikahi pria dua kali? Tidakkah itu terlalu beresiko terhadap perusahaannya?

“Tuan Jungkook, silahkan cium pasangan anda.”

Jungkook menarik pinggang ramping Jimin, membuat Jimin tersentak dan lamunannya buyar.

Seakan tersadar apa yang akan dilakukan Jungkook, Jimin berseru panik, “A-a-aku tidak suka bermesraan dihadapan banyak orang. Untuk sesi ini biarkan aku dan Jungkook melakukannya nanti.” Ucap Jimin cepat.

Pendeta itu terlihat terdiam, “Setidaknya biarkan dia mencium keningmu.”

“T-ta-tapp – “

Cup

Mata Jimin sontak membola. Wajahnya masih horror sampai Jungkook melepaskan ciumannya tanpa melepaskan rangkulannya pada pinggang Jimin.

Semua orang semakin bersorak riuh dan bertepuk tangan saat sang pendeta mengatakan, “Kalian sudah sah menjadi seorang suami-istri dihadapan Tuhan maupun Negara.”

“SAATNYA PARTY!!!” suara seorang MC menyadarkan Jimin.

Ditatapnya Jungkook, dan dengan sekuat tenaga kakinya menendang tulang kering Jungkook.

“Sialan. Apa yang kau lakukan kepadaku tadi, hah?!” desisnya pelan sebelum meninggalkan Jungkook yang wajahnya memerah padam antara sakit atau menahan kesal.

ᴋᴏᴏᴋᴍɪɴ (ᴇɴᴅ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang