Chapter 7

2.5K 257 8
                                    

Happy reading ^^
Enjoyyy !!! (≧∇≦)/




“Selamat pagi, uke cantik!” sapa Jimin kurang ajar.

“Wah, kau bangun lebih pagi ternyata. Istri idaman sekali. Andai saja aku ini seorang seme, aku pasti akan merebutmu dari Jungkook.” Jimin dengan mulutnya yang menyebalkan itu sungguh bukan kombinasi yang baik.

Sedangkan Jihoon hanya tertawa kecil.

“Pagi juga.”

“Melihatmu menjawab sapaanku, membuatku semakin ingin memilikimu.”

Tak

Jungkook datang dan segera menepuk jidat Jimin keras, “Kau selalu berbicara seenak jidatmu!”

Jimin mendengus kesal.

“Jihoon, tadinya aku ingin membantumu memasak. Tapi aku sedang halangan. Jadi, aku tidak jadi membantumu ya?” Jimin menyengir lebar.

“Tidak apa, Jimin.”

“Bilang saja kau malas.” Celetuk Jungkook.

“Kau benar.” Jawab Jimin. “Aku akan menunggu dimeja makan kalau begitu.” Lanjutnya sambil berlalu pergi.

Kini hanya ada Jungkook dan Jihoon di dapur.

“Jungkook?”

“Hm?”

“Sepertinya mansion ini akan semakin ramai dengan keberadaan Jimin.” Ujar Jihoon dengan membayangkan kelakuan Jimin yang menurutnya seperti bocah itu.

^^^

Setelah mengobrol sebentar dengan Jihoon di dapur, Jungkook menemui Jimin yang sedang bersiul pelan di meja makan sambil bermain ponsel.

“Jimin?”

“Sialan. Kau mengagetkanku!” sungut Jimin kesal.

“Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu. Aku sangat berharap sekali kau bisa serius kali ini.”

Jimin mengangguk cepat dan tanpa sadar dia mendekatkan dirinya kepada Jungkook, “Ada apa?”

“Menjauhlah, bodoh.”

“Ah, maafkan aku.”

“Aku tanya sekali lagi, apakah kau benar-benar tidak mau melakukan hubungan ‘itu’ denganku?”

Jimin mendengus, ia kira apa

“Tidak mau. Aku ingin melakukannya dengan orang yang mencintaiku dan orang itu juga melakukannya pertama kali denganku.” Jimin memberikan jawabannya dengan penuh penekanan.

Jungkook menghelas nafas lelah, kalau begini caranya akan lama…

Tak lama, Jihoon datang dengan membawa banyak makanan sambil berujar lembut, “Aku memasakkan makanan spesial sebagai hadiah pernikahan Kookie dan Jimin.”

Jimin mengangkat sebelah bibirnya, manatap Jihoon lamat, “Kau sungguh tidak pandai menutupi perasaanmu. Tidak perlu melakukan ini semua dan mengatakan hal seperti tadi jika itu menyakitimu.”

Jihoon menunduk, menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca.

“Sudahlah. Ayo cepat makan.”

Kalimat Jungkook membuat sarapan mereka diliputi hening total.

^^^

“ADUH, HYUNG SAKIT”

“HUAAA, TAE! LIHATLAH MACAN PELIHARAANMU INI— AAA-AMPUN HYUNG!”

“Beraninya kau padaku!”

Taehyung-sahabat Jimin datang ke mansion Jungkook pagi ini bersama Yoongi-kekasih Taehyung.

“SALAH SENDIRI KAU MEMILIKI NAMA SEPERTI PRIA SIALAN JOON-GI ITU!”

Pagi itu Taehyung dan Yoongi mengunjungi Jimin di mansion Jungkook, mengingat tadi malam mereka tidak datang ke acara pernikahan Jimin.

“Aku akan mencekikmu sekarang juga kalau kau tak segera meminta maaf padaku!” sembur Yoongi.

“Tidak akan! Kalau saja kau mengizinkan Taehyung menikahiku malam itu, mungkin aku tidak disini sekarang.”

Ya. Malam itu, Jimin kabur menuju apartement Taehyung. Memohon-mohon pada Taehyung agar sahabatnya itu mau menikahinya tanpa sepengatuhan Yoongi tentunya. Entah kenapa sekarang Yoongi mengetahuinya.

“Sudahlah, sayang. Kau mengenal Jimin dari lama. Malam itu mungkin dia sedang kumat.”

Jungkook dan Jihoon hanya diam mematung melihat mereka bertiga.

“Kalian masuklah.” Sambut Jihoon saat dirasa Yoongi sudah meredamkan amarahnya.

Taehyung dan Yoongi mengangguk bersamaan, meninggalkan Jimin sendirian diteras , “Menyebalkan.”

Tak lama, Jimin ikut menyusul mereka semua.

“Sebenarnya ada apa kalian kesini?” tanya Jimin ketus. “Aku muak sekali melihat wajah macan betina.”

“Jimin, kau ini.” Omel Taehyung.

“Aku tidak akan pernah bosan melihat wajah tampan Tae.” Yoongi akan memukul Jimin, tapi Jimin balas dengan melotot, “Salahkan wajah Taehyung yang tampannya tidak terkira. Siapa yang tidak jatuh cinta melihat Tae. Jihoon saja pasti menyukai Tae, iya kan?”

“Tidak. Aku hanya mencintai Jungkookie.” Jawabnya pelan.

Jungkook tersenyum mendengarnya dan mengusap kepala Jihoon lembut.

“Dengar itu!”

Jimin memukul paha Jihoon pelan, “Kenapa kau tidak membelaku?”

“Jangan meracuni pikiran orang selembut Jihoon, Jimin!!!”

“Ish, iya-iya. Aku diam. Aku ini apa sih? Hanya secuil upil Taehyung.”

Taehyung tidak tanggung-tanggung dalam memukul kepala Jimin saat ini, membuat sang empu memekik keras.

ᴋᴏᴏᴋᴍɪɴ (ᴇɴᴅ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang