pak..puk..paak ( suara angir baju menggantung di kaki, badan dan tangan )
" Ampun Mak...ampun " ucap ku
" Iya Mak, ampun. Maaf kan kami "
" Hikss..hikss.. hiikss " tangis pecah seketika menahan sakit
" Besok masih mau ke sungai kalian? Masih mau juga? Biar saya pukul kalian. Kalau bisa saya masukkan ke dalam bak mandi, biar tahu rasa. Dasar anak nakal, tahu kalian. Jika Kalian mandi ke sungai itu bisa hanyut nanti dan nyawa tantangan nya " api itu membara di wajah Mak
" Mau kalian, heh mau kalian? " Angir baju itu terus menempel di badan aku dan kakak.
" Ampun Mak, Maaf kan kami udah membuat Mak marah. Kami janji tidak akan mandi ke sungai lagi " bulir bening kembali menetes.
Tampaknya memang kami mengakui kesalahan dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.
" Ya sudah. Kalau begitu berjanji pada diri sendiri untuk tidak mengulanginya lagi. Paham " tegas Mak
" Iya Mak, aku berjanji tidak akan mengulangi kembali " jawab kak Riska
" Rizha berjanji. Tidak akan mengulangi lagi "
Akhirnya kemarahan Mak redah sendirinya. Mak bukan orang yang galak dan berpotensi arogan tapi satu yang tidak Mak suka dilakukan anaknya, maka Mak akan marah dan langsung memukul anaknya. Mak hanya ingin kami menjadi orang yang terdidik dan putri-putri kecilnya dalam keadaan baik-baik saja.
***
Aku dan kak Riska langsung ke surau untuk belajar mengaji. Surau Al Ikhlas namanya di sana kami tidak hanya belajar mengaji, namun juga belajar menulis bahasa arab, bacaan sholat dan bacaan surah pendek. Betapa senangnya aku di surau mengaji dan bertemu teman-teman.
" BISMILLAH HI RAHMANIRRAHIM "
" ALIF, BA, SA, JIN, KHA, KHO..."
" CYIN, " ucap ku terbatah
" Siin " jelas pak Rahmat guru mengaji ku
Lidah ku masih terbata-bata mengucapkan nya, namun pak Rahmat tetap ajarkan aku sampai bisa dan lancar mengucapkan dengan baik.
" Syadakaulah hulazim " pertanda bahwa belajar mengaji sudah selesai. Aku dan murid lainnya bersalaman dengan pak Rahmat guru mengaji kami, pamit pulang ke rumah masing-masing.
Berjalan kami bersama-sama, saling melonjak kan kaki karena betapa senangnya bertemu satu sama lain. Bahagia yang tiada dua kala itu. Masa kami sedang unyu-unyu nya.
" Assalamualaikum Mak "
" Waalaikummussalam "
" Bagaimana tadi? Dapat ngajinya? "
" Alhamdulillah Mak. Tadi Zha dapet tapi juga ada sedikit koreksi dari pak amat "
" Yo wes lah ndok, ora Popo penting dapat ngajinya. Wes mangan? " Logat jawanya mak.
" Iya mak. Belum "
" Yo wes. Monggo makan ! "
" Yo wes, Yo wes " ledek Zha dengan mendok jawa
Padahal emak ku bukan orang jawa, tapi emak hebat juga bahasa jawa. Kenapa ya? Mungkin karena Mak sering jualan ke pemukiman Jawa ya. Jadinya Mak hebat bahasa jawa deh. Apapun lah itu. No problem, bagiku Mak masih tetap number one.
***
Tidak terasa rasanya, kandungan Mak semakin membesar. Rasanya aku ingin cepat menyambut kehadiran adek kecil ku. Tidak hanya aku, dedek bayi mungkin juga kangen sama kakak cantik nya uwwu deh. Hampir 1 bulan lagi Mak akan melahirkan jika dilihat dari prediksi dokter. Semua mengenai perlengkapan bayi sudah Mak per siapkan mulai dari popok, gurita, baju, celana, kelambu bayi dan sampai ke nama dedek nya sudah disiapkan Mak. Kala itu Mak sangat suka nonton sinetron nada-nada cinta di MNCTV. Pemain utamanya yaitu mika tambayong dan ??
Mika dipanggil sebagai nada sedang kan ?? dipanggil sebagai Riki. Hampir setiap malam Mak menonton sinetron nada-nada cinta sampai-sampai Mak tidak mau kalah kalau nonton sama aku dan kakakku.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Stepmother
Ficción GeneralKasih sayang, cinta dan kebahagiaan tidak hanya dapat dirasakan melalui cinta seorang ibu kandung. Namun sayang, cinta dan kebahagiaan juga dapat dirasakan melalui cinta ibu tiri. Kebahagiaan bukan selalu dapat dirasakan anak hanya melalui dekapan s...