Elsie sibuk menyiram sambil memeriksa daun-daun tanaman di greenhouse. Ini sudah masuk hari ketiga dia sibuk di situ setiap pulang sekolah. Tidak sendiri, melainkan bersama Faye dan Gretha. Faye tengah menyapu dan mengumpulkan sampah, sedangkan Gretha membersihkan daun-daun yang sudah menguning pada tanaman. Tidak ada obrolan di antara mereka bertiga.
"Capek ...," keluh Gretha, sambil duduk di bangku yang ada di situ.
"Jangan mengeluh terus! Kalau kamu seperti ini, bisa-bisa kita setiap hari pulang malam!" omel Faye.
"Ini semua juga 'kan salahmu! Kalau saja kamu tidak melempar Elsie dengan balon air, kita tidak akan kena hukuman!" balas Gretha ketus.
"Kamu ... haaahhh ... sudahlah!" Faye memutuskan tidak memperpanjang perdebatannya dengan Gretha.
Elsie hanya menghela napas sambil memutar kedua bola matanya, ketika mendengar perdebatan kedua temannya itu. Selama menjalankan hukuman, ada saja bahan perdebatan. Adakalanya dia sendiri memilih bungkam dan menjadi penonton. Pikirannya sedang tidak fokus, karena itulah dia banyak diam akhir-akhir ini.
Selain itu, dia tidak mau membuang waktu memikirkan hal lain yang tidak penting. Sudah tersusun daftar dalam kepalanya, hal-hal yang akan dilakukannya guna menyelidiki misteri hutan belakang sekolah. Ada keraguan dalam hatinya untuk memberi tahu Faye. Namun, tekadnya sudah bulat, meskipun harus bekerja sendirian.
Selama tiga hari ini, Faye sudah banyak membantu dan menemaninya. Elsie tahu kalau hal itu membuahkan keheranan dari sebagian teman-teman mereka. Hanya saja, dia tidak mau ambil pusing menjelaskan apa pun. Hal ini sebenarnya membuat dirinya kebingungan, tapi ada sebuah kesimpulan yang ditariknya.
Elsie ....
Elsie yang tengah menyiram bunga anggrek terdiam. Tubuhnya serasa membeku mendengar suara berbisik memanggil namanya. Dia mendengarkan dengan seksama. Ini pertama kalinya bisikan itu muncul. Suaranya mirip dengan ....
Elsie ....
Dia berbalik dan melihat kedua temannya sibuk mengerjakan tugas masing-masing. Baru saja dia hendak berbalik untuk kembali mengerjakan tugasnya, ketika matanya menangkap sosok dua murid dari Kelompok Flowers berjalan ke arah hutan. Dia beranjak keluar greenhouse dan memperhatikan mereka.
"Ada apa, Els?" tanya Faye yang ternyata menyusul keluar.
"Aku baru saja melihat Edgar dan Naina masuk ke dalam hutan," jawab Elsie pelan.
"Apakah kita perlu membuntuti mereka?" tanya Gretha, yang tiba-tiba saja sudah berada di sebelah kanan Elsie.
"Apakah kamu sudah gila? Masuk ke dalam hutan di saat hari sudah menjelang malam seperti ini?" Faye memandang Gretha galak.
"C'mon, Faye! Apakah kamu tidak penasaran dengan rahasia di dalam hutan?" tanya Gretha, dengan sorot mata memancing.
"Hm ...." Faye hanya menggumam pelan.
"Aku penasaran. Ayo kita ikuti mereka!" sahut Elsie.
Tanpa aba-aba, Elsie menarik tangan Gretha dan Faye berlari menuju ke arah hutan. Gretha menjulurkan lidah mengejek pada Faye yang memberengut. Faye jelas kesal karena kalah suara. Jadilah, Faye hanya pasrah saja ditarik oleh Elsie.
Sekilas Elsie melihat sosok Edgar di kejauhan. Dia mempercepat langkah, diikuti oleh Gretha dan Faye. Saat hampir dekat dengan posisi Edgar dan Naina, dia mendadak berhenti. Hal itu sontak membuat kedua temannya saling bertabrakan di belakangnya.
"Els?"
"Sst! Sembunyi di belakang pohon!" Elsie memotong protes Gretha.
Gretha dan Faye menuruti ucapan Elsie, meskipun dengan kebingungan. Untuk sejenak, mereka diam dan keheningan hutan. Susana terasa gelap, karena matahari hampir tenggelam di ufuk Barat. Rimbunnya pepohonan membuat sinar matahari sulit untuk masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DARK FOREST (Terbit Sistem POD!)
FantasyTidak ada yang tahu apa yang ada di dalam hutan belakang sekolah. Peraturannya sudah jelas: TIDAK ADA YANG BOLEH MASUK KE DALAM HUTAN! Aturan itu dibuat seolah-olah untuk melindungi semua orang, tapi ada rahasia di baliknya. St. Anysia Senior High S...