Sejak hari itu, Rowoon makin sering memperhatikan Yevia. Entah itu hanya sekedar menanyakan kabarnya, mengajak nya jalan-jalan, makan ice cream di kedai favorit mereka, bahkan mengantar jemput Yevia pulang. Perlahan rasa itu mulai tumbuh di hati Yevia, ia mulai membuka hati nya untuk Rowoon dan mencoba benar-benar mengikhlaskan kepergian Rean.
Hari ini Yevia libur, ia berencana pergi ke makam Rean. Sudah hampir 2 bulan ini ia tidak pergi menengok, pasti Yevia akan bercerita banyak hal didepan nisan Rean.
"Halo Re, maaf ya aku baru sempet kesini lagi. Kamu lagi apa disana? Kamu bahagia kan disana? Karna aku juga bahagia disini. Aku nemuin seseorang yang bisa jagain aku, sama kaya kamu dulu.
Oh iya Re, makasih banyak karna kamu udah banyak nyelametin hidup aku, makasih karna kamu udah selalu ada buat aku, makasih atas segala hal yang kamu korbanin buat aku, termasuk nyawa kamu. Maafin aku ya, karna aku kita jadi ga sama-sama lagi, maafin aku Re"
Yevia mulai menangis diatas makam Rean. Beruntung pemakaman ini tidak banyak yang datang sehingga Yevia bisa melepas tangis nya.
Hujan mulai mengguyur seisi bumi, semesta seakan ikut merasakan apa yang dirasakan Yevia sekarang. Yevia tidak peduli dengan hujan yang mulai membasahi badannya.
"Lo tuh nyari penyakit ya Vi?"
Yevia mendongak keatas, ada sebuah payung yang melindungi nya dari hujan, lalu menoleh kesamping, dan ternyata itu Rowoon.
"Kak Rowoon? Ngapain disini?"
"Lo ngapain disini sendiri? Mana nangis sendirian. Terus hujan bukannya pulang atau neduh"
"Sengaja, karna dibawah hujan aku bisa nangis semau aku tanpa orang lain tau kalo aku lagi nangis" kata Yevia.
"Ya tapi kalo lo sakit gimana? Gue ga mau lo sakit Vi, mending sekarang gue anterin pulang sebelum lo masuk angin" titah Rowoon.
"Nanti, nunggu hujannya reda"
"Gue bawa mobil, cepetan"
"Yang ada mobil kakak basah, udah ga usah gapapa" Yevia mencoba menolak ajakan Rowoon.
"Kalo gitu biar sama gue juga hujan-hujanan deh kaya lo" Rowoon melipat payung nya dan membiarkan hujan membasahi seluruh tubuh Rowoon.
Yevia langsung mengambil alih payung tadi dan membuka nya.
"Jangan, nanti sakit. Kalo kakak sakit yang jagain aku siapa?" Yevia menatap kearah Rowoon.
"Kamu juga jangan sakit, nanti siapa yang aku jagain? Yuk pulang ya" Rowoon mengambil alih payung dan menggandeng tangan Yevia untuk diajaknya pulang.
Mereka tidak langsung pulang melainkan ke toko baju. Rowoon membelikan baju dan celana untuk Yevia pakai agar ia tidak kedinginan. Setelah membayar semua nya, Rowoon kembali kedalam mobil dan menyerahkannya kepada Yevia.
"Nih ganti baju dulu, di dalem toko itu ada ruang ganti"
"Ih ga usah repot-repot kak, kan abis ini juga langsung pulang terus aku bisa langsung mandi"
"Kata siapa abis ini langsung pulang? Gue mau makan bakso dulu. Abis hujan enak kayanya" Rowoon memejamkan mata nya sambil membayangkan nikmatnya semangkok bakso yang dimakan selepas hujan.
"Kak" Panggil Yevia dengan nada yang sedikit serius.
Rowoon hanya menoleh dan menunggu Yevia berbicara.
"Kenapa kakak bisa tau kesukaan aku, bisa tau kenapa aku sering ceroboh, bisa tau apa kebiasaan aku, dan kenapa bisa nemuin aku di makam itu? Dan kenapa kakak mau lindungin aku? Kenapa kakak terus muncul dihadapan aku ketika aku butuh?" Yevia menghujani Rowoon dengan berbagai pertanyaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Figure's On You [discontinue]
Romance"gue dikirim Tuhan untuk jagain lo, bukan sebuah kebetulan, tapi ini takdir" "meski bukan dia, tapi gue yakin lo adalah dia" Gimana rasanya ketika kalian bertemu kembali dengan orang yang kalian sayang tapi di orang yang berbeda?