Author P.O.V
Lee Jihyun bertemu dengan seorang pria berpakaian serba hitam disebuah cafe, pembicaraan mereka begitu serius. Pria tersebut memberi sebuah koper berisikan banyak uang. Jihyun tersenyum melihat koper tersebut.
"Ini upahmu, karena telah berpura-pura menjadi kekasih Jungkook selama beberapa tahun ini, kerja bagus juga kau kemarin memasukkan obat perangsang pada minumannya." Ucap pria tersebut.
"Sebenarnya uang Jungkook sendiripun cukup untuk kebutuhanku tapi aku tidak mau bersamanya."
"Jadi kau akan bercerai?."
"Ku pikir malah Jungkook yang akan menceraikan'ku, ia sudah tahu Agen Rosé hamil anaknya. Hanya saja tidak ada pergerakan."
"Yang penting kau sudah melakukan tugasmu, terimakasih atas kerja kerasmu selama ini."
"Ya, sama-sama tuan…ah aku tidak bisa menyebut namamu." Ucap Jihyun, lalu ia tertawa. Di ambilnya koper di atas meja dan membawa uang itu pergi.
"Ah, aku tidak sabar melihat kalian berdua saling menodongkan pistol karena benci. Tapi sebelum itu seperti biasa aku harus mengirim pesan pada Jungkook, agar ia segera peka kau adalah Park Chaeyoung." Ucap pria itu pada dirinya sendiri, ia mengeluarkan ponselnya dan mulai mengetik pesan.
*Jungkook, kau sepertinya sudah tahu soal agen Rosé hamil, ia hamil anakmu lho. Aku tahu kau melakukan seks dengannya di malam pertamamu menikah yang seharusnya kau melakukan hal itu pada Jihyun bukan Rosé, But the way selamat atas kehamilan Rosé. Aku sebagai pamannya tidak sabar menunggu anak kalian, tapi sebaiknya anak itu tidak usah hidup ya? Ku bunuh saja, pekerjaanku mudah untuk membunuh anak itu sekalian saja dengan ibunya. Jaga agen Rosé baik-baik sebelum akhirnya ia mati ditanganku.*
"Kirim." Ucapnya ketika menekan tombol kirim, kemudian ia tertawa tak sabar menunggu reaksi Jungkook. Ia tebak mental Jungkook akan terganggu dan akhirnya melukai dirinya sendiri seperti dulu.
*.*.*
Jungkook memejamkan matanya ketika rasa pusing di kepalanya itu mendadak muncul, akibat membaca pesan dari pembunuh, sekarang orang itu mengancam Rosé dan anaknya yang masih belum lahir. Jungkook menggelengkan kepalanya beberapa kali mencoba untuk menghilangkan rasa pening namun nihil sakit kepala itu semakin kuat membuatnya berteriak.
"Ji. Tolong aku Ji." Panggil Jungkook, ia membuka matanya dan melihat ke samping. Tak ada sosok istrinya di samping. "Ahh!!." Jungkook berteriak memegang kepalanya semakin sakit.
Jungkook mengambil cutter yang ada di laci meja. Jungkook menatap garis biru yang nampak dipergelangan tangannya itu. Jungkook membuat sebuah goresan hingga membuat pergelangan tangannya mengeluarkan darah, dilakukannya lagi dan lagi. Sakit kepalanya mulai berkurang setiap kali menggores tangan. Pesan dari pembunuh itu kembali masuk.
*Duh, Agen Rosé muntah-muntah. Efek samping obat yang berikan untuk anak kalian tampaknya sudah bekerja. Hufft umur anak kalian tidak panjang, sayang sekali. Tinggal membunuh sang ibu saja lagi, kau tidak becus menjaganya Jungkook.*
Jungkook dengan tangan terluka pergi keluar dan pergi ke ruang tamu, ia berteriak memanggil semua orang kemari turun. Setelah semuanya berkumpul Jungkook memperlihatkan isi pesannya pada semua orang anggota.
"Siapa diantara kalian yang ingin mengirimku pesan ini eoh? Siapa yang ingin membunuh Agen Rosé!?." Marah Jungkook.
"Apa maksudmu Agen JK?." Tanya RM tak mengerti.
"Orang ini terus mengirimku pesan ancaman bahwa ia akan membunuh agen Rosé, siapapun dari kalian ku mohon mengaku!!."
Tidak ada yang percaya dengan ucapan Jungkook, semuanya malah bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET AGENT LOVE [Rosekook] ✔
FanfictionKisah seorang agen dengan name code JK, ia agen terhebat sepanjang masa di Korea Selatan. Ia dipuji CIA dan FBI atas kehebatannya dalam menyelesaikan misi berbahaya dengan mudah. Tetapi, suatu hari. Ia dan rekannya gagal menangkap pelaku penyelundup...