Pada akhirnya semua punya akhir...
walau kita tidak tauh bagaimana ia berakhir
sad ending or happy ending,
but now, I know that everything has an end.
tapi apapun akhir nya, belajar untuk tidak menyesalinya....
*
*
*Masih sama dengan musim yang berlalu, diam adalah sahabat terbaikku. Walau langkah ini mulai terhenti, namun sulit untuk menghentikannya. Bila malam tiba, jiwa ini merasa bahagia sungguh itu karena dengan berbaring diranjangku, lalu memadamkan cahaya lampu maka itu adalah awal yang baik untuk mengungkapkan rasa yang sakit ini.
Malam menjadi saksi air mata ini membasahi pipi lembutku, dan siang adalah musuh terbesarku. Mengapa? apa salah siang yang datang menghampiriku? siang membuatku memasang beribu topeng untuk menutupi duka lara dalam jiwaku. aku terluka dengan ribuan sandiwara yang kupasang setiap hari. Hingga malam kumenyadari ribuan sandiwara merobek hati dan batin ini.
Sungguh kutak tahu bahwa inilah akhir dari sebuah permulaan yang kumulai sejak lama. menyisahkan penyesalan yang mendalam, dan meninggalkan goresan luka yang mungkin tidak akan pulih. inikah akhir yang kumau? tidak. Bukan akhir yang penuh darah yang kumau, namun akhir yang penuh air mata.Air mata bahagia dimana aku melihat bahwa semua berakhir dengan baik.
Namun siapakah aku? hingga akhirnya harus kutentukan dengan asumsiku? Hanya sang pencipta lah berhak menentukan akhir dari semua yang dimulai.
Hanya, kadang raga ini memaksa untuk mengambil alih bagian sang pencipta, untuk menentukan hari baik di akhir semua yang telah dimulai.
Aku Aurora..merindukan pelukanmu, ya siapapun kamu berikan aku satu pelukan, untuk memulihkan goresan-goresan luka yang menemaniku setiap hari bahkan setiap waktu.
Adakah diantaramu yang ingin memelukku, mengurangi lara nya jiwa ini.Hampirilah aku dikala malam, karena beribu sandiawara kutinggalkan diluar kamarku. Kini hanya ada luka yang terus menggerogoti batin ini. bukan aku membiarkannya hidup dalam penderitaan, hanya hati ini sudah terlalu lelah untuk menghindari perihnya akhir dari sebuah permulaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
*Specchless*
Teen FictionMimpi dan Harapan kini terhenti seketika, saat semua kenyataan tidak sesuai harapan. Hanya karena banyaknya kebodohan mengikuti lamgkah ini. Hingga akhirnya aku memilih terdiam dari semua mimpiku. speechless is the best choice for my life.