*buruk*

55 15 32
                                    

Mungkin terlahir menjadi orang terburuk
menjadi orang yang paling hina.
bukan gak mampu bangkit
namun terlalu banyak bisikan yang merusak mental.
*
*
*
Lelah, kini langkah terhenti seketika saat melihat kebelakang terlalu banyak goresan luka yang menghentikan daya juang untuk bertahan.
sudah terlalu buruk kisah ini jika terus melangkah, karena hanya diri sendiri yang akan terus merusak bagian diri.

Kini aku berperan sebagai manusia terburuk dalam kisah setiap orang.  Entah dia seseorang singgah sementara berteduh dihati ini ataupun orang tersayang.

Mata dan hatiku terus menunjukkan kejahatan yang membuatku lemah.  Adakah waktu bagiku kembali menjadi sosok seorang bayi tanpa menderita.

Karena sulitnya langkah ini, membuatku terlalu sering tersandung dan terhempas. Tidak sedikit dari perjalananku mencoba untuk melukai diri.  Hanya entahlah sampai saat ini masih saja mencoba mngikuti alur ceritanya.

Namun, jika kalian bertanya masih sanggupkah berdiri untuk berjalan kembali? maaf bahkan tulang-tulangku kini remuk tak berbentuk. Bukan tak mau berjuang melawan tuduhan sang Iblis dalam jiwa, hanya kadang membenarkan tuduhannya atasku.

Yaa, terlihat buruk bukan jalan ini? sungguh aku pun menyadarinya. Hanya kini aku terduduk ditempat tergelap dalam jiwa, menangis dan meratapi betapa.buruknya gambaran hidupku.

Seketika mata ini menoleh kebelakang, melihat perjuangan apa yang sudah kulakukan untuk bangkit. Ternyata tidak ada.

Buat apa hidup seperti ini, seolah-olah sedang mencapai sesuatu yang sangat berarti. Nyatanya seperti seseorang menangkap angin. Kosong tidak mendapatkan apapun.

Hingga sepasang kaki ini beriringan dengan waktu, berjalan melalui banyaknya duka yang harus dinikmati.  Namun semua hanya melukai jiwa dan meremukkan dengan pasti.

Sehingga tidak ada yang tersisa dari sebuah perjuangan, menggenggam erat luka tanpa mengizinkannya pergi. Mengapa? karena bagiku kini itulah sahabat terbaik. 

Setiap waktu ia yang terus hadir melukiskan kisah ini, bahkan ia yang terus menguasai jiwa ini. Yaa dia adalah luka.

*****

Sudah kucoba menjadi orang yang lebih baik, tapi jalanku terhenti seketika.  jurang maut merenggut bahagiaku dan terus mengisi hari-hariku dengan kesepian dan air mata.

kadang pikiranku menghampiriku.. melantunkan banyaknya pertanyaan, apakah memang aku ditakdirkan menjadi orang yang tidak akan pernah bahagia?

Jangan tanyakan mengapa tidak mau bangkit, jangan berikan aku seribu kata semangat karena itu pun tidak punya kekuatan menarikku dari lubang kelam ini.
*
*
*
*
Kini aku sadari bahwa luka itu diberikan mereka yang berkata sayang kepadaku, mereka memberiku hadiah yang terus membuat mata ini menangis.

Namun aku tidak menyesalinya. Karena kini aku pun menikmati luka yang mereka titipkan menjadi bagian dari hidupku.

Maaf jika aku berhenti berjuang untuk bangkit, maaf jika aku berhenti menggapai kebahagaiaan itu. Karena semakin mencoba menggapainya semakin kelam ini menarikku terlalu dalam.

Jadi, tinggalkan aku sendiri. Biarkan menjadi santapan musuh-musuhku.  karena ini adalah hal yang terbaik yang layak di pertahankan.

°°°°°
Ketahuilah keadaan ini terjadi dari sikap baik yang terus tidak dihargai, selalu mengutamakan kepentingan orang lain, menjaga perasaan mereka. Namun aku tidak mendapatkan apapun dari sebuah ketulusan.
^°Aurora°^

*Specchless*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang