Bagian 3

27.5K 2.9K 65
                                    

Keesokan harinya….

Disudut kamar yang megah nan luas terdapat seorang gadis yang tengah termenung sembari terus memijat pelipisnya.Nasya sang pelaku utama tengah pusing memikirkan hal yang baru saja dialaminya. Ia masuk kedalam novel wah yang benar saja.

"Gak mungkin sih gue masuk kedalam Novel. Ishh gak mungkin banget gak pernah ada satu manusia pun yang bisa masuk kedunia novel dan yakali gue masuk gak mungkin banget lah." ucap Nasya pada dirinya sendiri.

"gue yakin ini cuma hayalan gue doang!”

“ Tapi kalau beneran gimana?! ini masalahnya gue ada di tubuh Antanasya Iriana yang gak lama lagi mati." Monolog Nasya yang kali ini benar-benar hampir stres.

Saat tengah bergulat dengan pemikirannya, suara ketukan tiba tiba terdengar dari arah pintu kamarnya.

" Ekhm, ada perlu apa kalian disini?" tanya Nasya dengan nada penuh wibawa yang di buat buatnya, ketika kini ia berhadapan langsung dengan seorang pelayan yang tadi mengetuk pintu kamar.

Nasya bertanya bukan tanpa alasan, sebelumnya Nasya sudah memerintah para pelayan dan pengawal itu untuk tidak mengganggunya dan membiarkan dirinya didalam kamar sendirian, ia juga sudah memberi perintah tegas agar jangan membiarkan seorangpun masuk keruangannya tanpa ijin darinya tak peduli siapapun itu.

"Yang Mulia Baginda Raja ingin menemui anda Nona. Jadi kami di perintahkan untuk menjemput Nona." ucap sang pelayan.

Baginda raja?

"Hm baiklah, sebentar." ucap Nasya kembali masuk kedalam kamarnya.

Nasya kembali menatap ke arah cermin besar yang berada didalam sana, menatap pantulan dirinya Nasya meneguk ludah gugup, ia harus memastikannya sendiri dipikirkan sebanyak apapun masih sangat tidak masuk akal untuknya jika ia memang masuk kedalam novel kesukaannya itu,

Pandangan Nasya naik ke kepalanya yang dibalut oleh beberapa helai kain, tanpa berpikir panjang Nasya memukul pelan kepalanya.

'Awwhh shit, sakit banget gila. Anjim.' Batin Nasya menjerit dengan mulutnya yang tampak ingin mengeluarkan berbagai macam sumpah serapah namun tertahan diujung lidahnya.

‘Tetep aja sakit ini! Aisshhh hidup gue kenapa bisa begini sih?!’

"Permisi nona? Apakah ada yang perlu dibantu." Intrupsi pelayan dari didepan kamarnya.

"Tunggu sebentar!"

Takut terjadi sesuatu terhadap nonanya si pelayan pun tampak ingin memaksa masuk namun saat ia mulai melangkah Nasya pun keluar secara tiba tiba dari sana.

" Ayo. " ucap Nasya sebelum akhirnya melenggang pergi.

Nasya berjalan pelan bersama pelayan dan pengawal pribadi yang mengawalnya penuh siaga.

"Salam hormat dari hamba untuk anda Yang Mulia." ucap Nasya saat dirinya tiba di kediaman sang Baginda Raja.

'Gue gak salahkan ya, salamnya emang gini kan?Ah udahlah percaya diri aja.'

"Hm duduklah." ucap sang Baginda Raja dengan suara berat miliknya.

"Aku mendengar kabar burung di Istana ini, bahwa hari ini kau hendak mengakhiri nyawamu. Apa itu benar Putri Antanasya?"

Buset cepet amat nyebarnya

" Sebenarnya bukan seperti itu Yang Mulia, ada beberapa alasan mengapa saya melakukan hal itu." Balas Nasya berusaha sesopan mungkin.

"Apa kau tidak bisa mengatakan alasannya padaku, Puteri?”

"Hamba mohon maaf Yang Mulia, tidak ingin berniat lancang tapi alasan itu bukanlah alasan yang besar, saya sendiri sadar bahwa saya masih kurang dalam merawat diri saya, karna itu dalam beberapa kesempatan saya sering kehilangan kendali atas diri saya sendiri" ucap Nasya sembari menunduk hormat.

Dunia Novel (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang