Bagian 6

20.3K 2.4K 102
                                    

"Cerita lengkapnya bisa di baca di apk Dreame ya teman-teman, Happy reading:)"

12 Tahun lalu,Provinsi Isladesia

Wilayah bagian Timur Norwera, daerah pemerintahan Duke Frenstein.

“Antanasya.”

Gadis kecil dengan senyuman secerah mentarinya menoleh cepat ketika seseorang yang ia tunggu memanggil namanya. Berlari riang kearah orang itu Antanasya sang gadis kecil berteriak senang,

“Kakak!”

Ditemani dengan daun pepohonan yang menguning dan berjatuhan secara bersamaan, kedua insan itu menghabiskan waktunya bersama, bocah laki-laki dan bocah perempuan yang tidak tau hal-hal jahat didunia ini saling melempar senyum dan tawa bersama.

“Jadilah milikku.”

“Oke, aku akan jadi milik kakak.”

Setelah hari itu, tak ada lagi kesempatan kedua bertemu untuk saling menyapapun bahkan terasa mustahil.

Namun takdir berkata lain, bertemu ditempat yang tak terduga dengan keadaan yang sudah jauh berbeda. Bocah laki-laki yang kini tumbuh menjadi seorang pria tampan dengan sejuta pesona yang mematikan, meskipun ia kini berada pada jalannya sendiri tetap tak ada yang dapat melawan takdir, bahkan sihir sekalipun akan selalu tunduk dibawah perkataan takdir.

Karna itu, apakah ikrar yang dibuat kedua insan itu dapat terwujud sejalan dengan kata takdir? Atau haruskah mereka membayar ikrar itu dengan sebuah pertumpahan darah?

“Tuan?”

Hati manusia selalu unik,

“Pergilah lebih dulu.”

Bahkan semakin unik ketika hati itu saling terikat,

“Baik Tuan.”

Sorak-sorai tepuk tangan yang menghiasi malam dengan pertunjukan boneka ditengah-tengah pertemuan keduanya mejadi saksi bisu dimana sang Pria tersenyum kecil tanpa sadar.

Sekarang, Norwera

Siang hari, Kediaman Puteri Antanasya

“Salam hormat untukmu, Ayahanda.” Hormat Nasya pada sang Duke yang baru saja tiba saat itu.

“Puteriku, astaga kau tau betapa ayah sangat khawatir padamu? Kau ini benar- benar hampir membuat ayah jantungan.”

Nasya cukup terkejut ketika ayah dari wanita yang ia perankan ini memeluknya secara tiba-tiba, Jujur saja Nasya merasa canggung berada di dalam posisi ini selain karna ia bukan Antanasya yang asli ia merasa sangat sungkan diperlakukan seperti ini ketika ia saja merasa kurang pantas menerima perlakuan penuh sayang dari sang ayah.

“S saya tidak apa-apa, Ayahanda.”

“Puteriku, jangan berbicara begitu formal. Apa kau harus sampai sebegininya pada ayahmu?”

Nasya meremat gaunnya gugup,’Duh, iya ya ngapain juga lu bicara formal sama bokap sendiri coba?kan kalau kek gini makin jelas lu bukan si Puteri yang asli.’

“Maaf ayah, karna benturan yang cukup keras aku jadi kebingungan sendiri”

“ Lalu bagaimana keadaanmu sekarang? Astaga maafkan ayah , ayah hanya bisa mengomeli tanpa tau keadaanmu. Tidak bisa begini kau harus diperiksa sekarang, Pelayan panggilkan tabib kemari dia harus segera menyembuhkan Puteriku.”

Dunia Novel (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang