Karakter

222 27 0
                                    

Gemintang Banurasmi (Gemi)27 tahun, zodiak Gemini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gemintang Banurasmi (Gemi)
27 tahun, zodiak Gemini

• Orang tuanya bercerai, tinggal dengan bapak dan ibu tiri tapi keluar dari rumah sejak lulus SMA 10 tahun yang lalu (waktu Gemi umur 17) dan belajar menghidupi dirinya sendiri sejak saat itu.
• Sudah pernah bepergian ke 20 negara, beberapa diantaranya karena perjalanan dinas, beberapa lainnya untuk berlibur. [Akan ke Eropa lagi bareng Raga untuk bulan madu, tapi jangan bilang Gemi kalau biodatanya Raga coret-coret]
• Perfeksionis, punya kecenderungan untuk mudah merasa cemas dan seringkali mempertanyakan keputusan untuk tetap hidup. [Gemi-ku sayang (˘・_・˘)]
• Tidak pernah punya pacar, meski beberapa kali didekati oleh laki-laki karena bagi Gemi semua laki-laki akan mengecewakannya seperti papanya mengecewakan mama. [red: Calon pacarnya Raga]

≫ ──── ≪•◦ ❈ ◦•≫ ──── ≪

≫ ──── ≪•◦ ❈ ◦•≫ ──── ≪

Badran Nuraga (Aga/Raga)21 tahun, zodiak Sagittarius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Badran Nuraga (Aga/Raga)
21 tahun, zodiak Sagittarius

• Tinggal berdua bersama ayahnya di pinggiran kota B yang semakin semrawut. Ibunya meninggal dunia saat melahirkannya.
• Laki-laki yang baru menginjak usia 21 tahun ini sangat takut pada segala macam reptil, kecuali Dinosaurus.
• Kebiasaan yang tak pernah absen: meminum madu murni sebelum tidur karena tenggorokannya sering terasa gatal, dan kering.
• Menurut cerita ayahnya, minat Raga pada tanaman sudah terlihat sejak kecil, pohon mangga di halaman belakang menjadi buktinya, Raga memindahkannya dari bibit mangga harum manis yang tumbuh sembarang di trotoar depan rumahnya.

═════❖•ೋ° °ೋ•❖═════╗
Bunga mawar warnanya merah
Sedap dipandang menjelang sore
Gemi jangan marah
Kalau catatannya aku coret-coret
*Maaf pantunnya nggak berima*
╚═════❖•ೋ° °ೋ•❖═════╝

   ═════❖•ೋ° °ೋ•❖═════╗Bunga mawar warnanya merahSedap dipandang menjelang soreGemi jangan marahKalau catatannya aku coret-coret*Maaf pantunnya nggak berima*╚═════❖•ೋ° °ೋ•❖═════╝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

° • * . ☆ .° . ° •* ° • * . ☆ .° . ° •*

Gemi menghela napas berat. Mana bisa dia marah pada pemuda yang saat ini tertidur pulas di area yang dulunya menjadi ruang tamu apartemen Gemi, tetapi kini nyaris kosong, hanya tersisa karpet untuk alas tidur Raga dan selimut tipis.

Satu hari lagi, pikirnya. Dia hanya perlu bertahan satu hari lagi menghadapi keantikan Raga, lalu dia tidak akan bertemu lagi dengannya seumur hidup.

Tetapi, benarkah itu yang dia inginkan saat ini?

° • * . ☆ .° . ° •* ° • * . ☆ .° . ° •*

Panduan membaca Pushing Up Daisies:

1. Gemi punya waktu tiga(3) minggu sejak permintaannya disetujui dan bagian Gemi ditulis dua minggu sebelum dia mengenal Raga. Hal ini menjelaskan tidak adanya pembahasan tentang Raga sama sekali pada versi Gemi.
2. Bagian Raga ditulis seminggu terakhir dari sisa umur Gemi sebagai upaya untuk menulis ulang kehidupan Gemi, karena kali ini Gemi tidak sendirian lagi.

Pushing Up DaisiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang