003

217 20 4
                                    

Kelas berbakat pov

Wave pov

Pagi ini tampak seperti pagi pada hari lainnya tampak membosankan setelah kepala sekolah diganti dan bakat kami yang semakin meningkat aku merasa malas untuk sekolah.

Brukk

Gadis yang sedari tadi menunduk memainkan ponselnya benar2 menabrakku tapi dia yang jatuh lucu sekali gadis itu.

Gadis itu mendongak mengamatiku seolah sedang melihat pangeranaku memang tampan kau ingat itu!

"Lain kali jalan pakai kaki dan lihatlah ada orang didepanmu atau tidak" ucapku datar dan dengan aksen dingin ku.

"Maaf karena telah menabrak mu"

Aku melihat matanya yang sangat coklat bahkan tampak seperti memakai softlens.... Cantik

Hei apa yang aku pikirkan? Aku benci wanita! Kau harus mengingat itu wave ingat kau benci wanita.

Aku langsung meninggalkannya yang masih terduduk dan berpapasan dengan namteen. Dia menyapaku tentu aku menyapa balik dia, walaupun aku benci wanita tapi namteen bisa membaca masalalu. Hei itu rahasiaku tak akan aku biarkan dia membaca masalaluku!

Aku terus berjalan sampai ke toilet. Ya niatku tadi untuk pergi ke toilet karna semalam aku makan samyang entah makanan apa yang di pesan oleh ohm dan pang yang jelas rasanya sangat membakar seluruh organku.

Asudahlah lupakan tentang si sialan mereka aku harus menuntaskan tugasku.

Aku sudah menuntaskan tugasku baru saja aku ingin ke kelasku tapi

Kringg

Notifikasi dari kelas berbakat menginterupsiku untuk membuka pesannya kalau tidak maka aku akan mencdapat ceramah dari ohm si cerewet.

Oh aku disuruh ke kelas sekarang. Aku pun kekelas dengan santai aku yakin mereka belum samapai ke kelas.

Dikelas

Ternyata sampai di kelas dugaanku memang tepat mereka belum sampai bahakan si kembar belum datang. Daripada bosan lebih baik aku bermain dengan laptopku, mengecek cctv dan mengamatinya tentu saja.

Tak lama mereka datang serombongan entah kenapa mereka memang selalu bersama, atau hanya aku saja yang tidak ikut berkumpul dengan mereka.

Entahlah

Pak pom sudah menjelaskan tentang potensi kami yang semakin berkembang itu akan membuat berita baik dan berita buruk.

Setelah selesai kelas kami tidak langsung bubar si ketua kelas lebih tepatnya si pang menyuruh untuk kami tetap tinggal dan membicarakan tentang sesuatu.

"Baiklah kita sudah berkumpul ini tentang gadis yang nyaris memmatahkan lengan namteen tadi pagi" apa tangan namteen hampir dipatahkan oleh seorang gadis? Tenyata gara2 samyang aku harus kekurangan info. Lain kali aku akan menyuruh mereka memakan cabai sekilo kalau begitu.

'' apa yang kau lihat saat bersentuhan dengannya namteen?'' tanya ohm ternyata dia lebih peka daripada pang!

'' aku melihat ada seorang anak yang melihat kedua orang tuanya meninggal dalam keadaan terbakar'' jelas namteen tampak wajahnya pucat sekali, biar aku katakan itu resikonya jika namteen terlalu memaksakan mengingat masalalu yang kejam.

'' lalu apa rencana mu pang?'' saatnya aku bertanya tapi malah gadis berkucir kuda yang cukup cantik. Tapi jangan main2 dengannya dialah yang bernama mon dia pandai dalam beladiri apapun tak terkecuali bahkan muaithai ia kuasai.

Dapat aku lihat senyum licik pang terlihat semua orang di kelas sangat bingung dengan senyum pang tak pernah seumur sekelas dengan pang aku melihatnya tersenyum licik seperti itu. Sungguh rasanya aku ingin menaruh sekilo kacang pedas di mulutnya itu.









Di kelas berbakat itu adalah kelas yang dipilih karena melihat potensi dari murid bahkan hampir setiap angkatan di sekolahan itu mempunyai sekitar 5 atau lebih anak berbakat. Dalam setiap angkatan potensi mereka hampir sempurna dikembangkan. Tapi bukan itu yang melatarbelakangi di bentuknya kelas berbakat bagi para murid.

Ingat ya gaes semua ini hanya khayalanku tapi siapa tahu ceritaku ini akan sampai ke telinga produser filmnya dan benar dibuat film aku akan sangat bangga.

Gapapa ngayal aja dulu kan?

the gifted graduation 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang