File 2: Teman Satu Bangku

181 34 9
                                    

Retna menjadi waswas dengan teman di sebelahnya. Dia memasang kelima inderanya dengan baik, takut terjadi sesuatu yang tidak terduga.

Sudah lebih dari seminggu Retna duduk bersama teman sebangkunya, Willy. Hari-harinya selalu dinodai aksi kejahilan pemuda itu. Mulai dari menggoda penampilannya, menyelipkan surat cinta yang nyeleneh di tasnya, sampai membisikkan rayuan maut ala playboy pasar.

" Kalau begini terus aku bisa jadi gila," gerutu Retna. " Aku harus berhati-hati sama dia"

Karena terus memikirkan temannya itu, ia jadi tidak fokus. Penjelasan guru maupun riuhnya suasana kelas cuma jadi angin lalu.

"Sekarang, karena saya sudah menjelaskan panjang lebar, tolong satu orang menjawab pertanyaan saya" kata Pak Wikana si guru Sosiologi.

" Apa pengertian dari Hedonisme?" tanyanya.

Para siswa, yang tidak paham dengan penjelasan sang guru yang bikin bingung itu, memilih tidak mengacungkan tangan. Semuanya terdiam. Kelas jadi hening seketika.

"  Ayo, silahkan acungkan tangan." kata Pak Wikana dengan nada tidak sabar.

Tiba-tiba, Willy meraih lengan Retna yang sibuk melamun. Dengan segenap kekuatannya, ia mengangkat lengan itu keatas, membuat Retna seolah-olah mengacungkan tangan.

"Ya, Retna Arimbawa. Silahkan jawab pertanyaannya" kata Pak Wikana.

Retna yang terkejut dengan tindakan Willy cuma bisa bengong. Bayangkan, dia yang dari tadi tidak memerhatikan pelajaran harus menjawab pertanyaan guru.

"Ugh, semua ini karena dia!" pikir Retna sambil menatap tajam Willy yang tersenyum jahil.

"Mohon maaf pak, tadi pertanyaannya bagaimana?"

" Apa pengertian dari Hedonisme" kata Pak Wikana.

Mendengar pertanyaannya, Retna bernapas lega. Ia sudah belajar materi sosiologi kemarin. Diantara semuanya, materi hedonisme yang paling ia pahami.

"Umm... hedonisme adalah sebuah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan atau kenikmatan adalah tujuan hidup manusia. Jadi kehidupan para penganut hedonisme isinya cuma bersenang-senang atau berpesta saja"

Tepuk tangan yang meriah pun menggema setelah Retna mengakhiri penjelasannya. Dari wajah mereka, para siswa tampak terkagum-kagum. Retna melirik ke arah Willy, dan melihat pemuda itu mengacungkan jempol kearahnya. Menambah rasa sebal Retna sampai ke ubun-ubun.

Dengan kesal, Retna buru-buru keluar dari kelas ketika waktu pulang tiba. Tetapi, langkahnya dikejar oleh Willy.

" Hei, kok kamu buru-buru begitu sih" katanya sambil tertawa-tawa.

 "Aku kan sudah bantu kamu buat dapat nilai. Hehehe"

 "Ngapain kamu ikutin aku? Pergi sana!" seru Retna, mencoba mengusir Willy dari hadapannya.

Bukannya malah pergi, Willy justru semakin menggoda Retna. Ia terus mengikuti langkah gadis itu dan merayunya sambil berjalan.

Tak tahan dengan sikap Willy, dengan refleks telapak tangan Retna mendarat di pipi pemuda itu. Aksinya membuat semua yang ada disana terkejut.

" Kamu benar-benar menyebalkan! Jangan pernah muncul di hadapanku lagi!" teriak Retna dengan marah.

Ia pun langsung pergi, meninggalkan Willy yang hanya bisa terdiam sambil memegangi pipinya.

Sesampainya di rumah, Retna langsung masuk ke kamarnya. Tubuhnya tengkurap diatas ranjang, dengan wajah yang ia benamkan di bantal.

 Air mata mulai membasahi pipinya. Retna tak kuasa menahan tangisnya.

Highschool SOS Where stories live. Discover now