"Sepertinya aku punya petunjuk lain" kata Wina.
" Apa?" tanya Raka
" Dalam video-video ini, ada beberapa yang diambil dari CCTV di minimarket bukan?"
" Benar, lalu?"
" Pasti ia datang kesana untuk membeli sesuatu, kan? Jika kita tahu apa saja yang ia beli, kita bisa membuat profil pelaku, terutama kekayaannya"
" Ah, maksudmu kita bisa memperkirakan latar ekonomi pelaku?"
" Benar "
" Ide yang bagus. Ayo kita coba"
Wina berjalan menghampiri sudut ruangan, lalu menarik sebuah papan tulis beroda. Satu-satunya barang 'kuno' di ruangan itu.
" Aku akan catat nama barangnya. Kau langsung sebutkan saja ya"
" Oke"
" Jangan lupa cari harganya juga"
" Baik"
Ternyata jumlah barang yang disebutkan tidak terlalu banyak. Pekerjaan Wina pun jadi lebih mudah. Dengan ayunan spidolnya yang lugas, ia berhasil mencatat semuanya dalam waktu lima menit.
"Coba kita lihat daftarnya" kata gadis itu.
" Bagaimana? Apa yang sudah kalian temukan?" tanya Retna.
" Jumlah barang yang ia beli tidak banyak" kata Wina.
" Menurutku , kemungkinan besar sang pelaku masih lajang"
" Darimana kau tahu?"
" Lihatlah ini. Semua barang yang ia beli merupakan keperluan seorang diri. Itu bisa membuktikan bahwa ia belum berkeluarga"
Raka dan Retna menganggukan kepala. Matanya berbinar karena tertarik dengan penjelasan gadis berambut panjang itu.
" Selain itu" lanjut Wina. "....harga barang-barang yang ia beli semuanya murah"
" Berarti, kita bisa simpulkan kalau pendapatan si pelaku ada di kisaran upah minimum"
" Aku paham" kata Retna " Lalu, apakah pekerjaan pelaku? Kurasa mustahil seorang pengedar narkoba tidak punya banyak uang"
" Benar sekali. Cukup aneh jika orang seperti dia hidup pas-pasan. Apalagi pengguna narkoba banyak sekali akhir-akhir ini" terang Wina
" Sebenarnya ada hal lain yang cukup menggangguku" ucap Raka.
" Apa itu?"
" Biasanya, seorang pengedar narkoba pandai berbaur dengan masyarakat agar tak dicurigai. Sedangakan yang ini terlalu mencolok, walaupun niatnya untuk menyamar"
" Kau benar" jawab Wina
" Tak heran, petunjuk tentangnya banyak ditemukan oleh supercomputer"
" Jangan-jangan, si pelaku adalah orang baru dalam sindikat ini?" tanya Retna
" Bisa jadi seperti itu" ujar Wina. " Mungkin ia melakukannya untuk mendapatkan penghasilan tambahan, siapa yang tahu"
Suara dering ponsel memecah diskusi mereka. Raka segera merogoh kantungnya untuk mengambil ponselnya yang berbunyi, lalu mengangkat panggilan.
" Halo? Iya, aku sedang ada di ruangan bersama Retna dan Wina. Eh? Benarkah? Oke, kami akan kesana"
Raka menutup telepon dengan wajah penuh kekhawatiran. Wajahnya yang putih mulai bercucuran keringat dingin.
" Siapa yang menelepon?" tanya Wina
"Ketua. Ia bilang ibu Rachelle melaporkan kehilangan anaknya ke kantor polisi"
" Apa?" seru Retna dan Wina serentak.
" Sepertinya ia mulai sadar ada sesuatu yang tidak beres. Apalagi putrinya tidak pulang ke rumah kemarin"
" Pokoknya, kita harus pergi ke rumah Rachelle sekarang. Ketua menyuruh kita untuk bicara dengan ibunya. Ini kesempatan bagus untuk mendapatkan informasi !"
- bersambung -
YOU ARE READING
Highschool SOS
Mystery / ThrillerHari-hari pertama pindah sekolah memang berat buat Retna Arimbawa. Setelah dapat teman sebangku yang 'gila', ia harus menyaksikan aksi penyekapan salah satu siswi dari sekolahnya saat pulang. Namun semua itu membuatnya bertemu dengan tiga remaja c...