BACKSOUND : SNOW IN CALIFORNIA - ARIANA GRANDE
ONLY HOPE - MANDY MOORE
"Ia menyakitimu. Bagaimana mungkin aku mendiamkannya begitu saja?"
********************
Lelaki manis itu terbangun tepat pukul 5 pagi dan suasana masih benar-benar gelap dan bertambah dingin. Jeongin menoleh dan menemukan pria yang ia cintai masih disebelahnya dan hal itu membuat Jeongin tersenyum. Jeongin masih terus menatap Hyunjin saat tiba-tiba Hyunjin bergerak dan menarik tubuhnya hingga Jeongin memunggungi Hyunjin dan tangan Hyunjin yang melingkar sempurna di perut ratanya. Jantung Jeongin kembali berdetak tak normal.
"Ini masih jam 5, tidurlah 10 menit lagi." Ucap Hyunjin serak. Jeongin benar-benar terkejut saat mendengar suara Hyunjin yang menandakan bahwa pria itu telah terbangun.
"Aku akan membuka air panas untukmu. Kau akan mandi bukan?" tanya Jeongin. Hyunjin mengerang dan membalik tubuh Jeongin. Menguncinya dengan pelukan.
"Mengapa kau begitu banyak alasan? Semalam kau sendiri kedinginan hingga aku harus memelukmu begitu erat, asal kau tahu saja." Ucap Hyunjin sebal. Telinga Jeongin tepat berada di atas dada Hyunjin. Sial, tubuh Hyunjin sangat hangat, pikiran Jeongin benar-benar melayang akibat sikap Hyunjin.
Jeongin membuka matanya melihat keadaan kamar yang masih gelap.
"Baiklah. Aku akan kembali ke kamarku untuk mandi. Kau juga harus selesai. Setelah itu aku akan kembali dan sarapan."
"Mengapa kau selalu sarapan di rumahku?" tanya Jeongin heran. Hyunjin tertawa renyah.
"Tentu saja karenamu. Kau kan sahabatku. Jadi, aku suka makan disini. Masakan ibumu juga enak-enak." Jawab Hyunjin. Jeongin tersenyum mendengar penuturan sahabatnya.
"Kalau begitu cepatlah kembali, Idiotic Duck." Ucap Jeongin dan bangkit. Hyunjin bangkit dan berjalan menuju Jeongin yang sedang membuka lampu. Ketika menoleh, Hyunjin sudah meletakkan bibirnya di atas kening Jeongin.
"Maaf, tadi aku lupa memberimu ciuman selamat pagi." Jawab Hyunjin sambil menatap kedua bola mata Jeongin. Jeongin tersenyum."Tak masalah. Setidaknya, kau masih ingat."
"Baiklah, duck. Aku akan kembali. Pakai syal putih pemberianku. Aku suka ketika melihatmu memakainya." Hyunjin melompat keluar jendela dan kemudian melompat ke balkon kamarnya. Jeongin menutup jendelanya dan segera menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur. Ia berteriak kencang menunjukkan betapa bahagianya hari-hari bersama Hyunjin. Jeongin segera ke kamar mandi dan menunggu air panas di dalam bak kamar mandi. Setelah selesai mandi, Jeongin segera mengikuti saran Hyunjin. Dan Jeongin terlihat luar biasa dengan sweater longgar berwarna hitam yang panjangnya selutut, mengikat syal pemberian Hyunjin di lehernya, memakai mantel cokelat dan celana jins biru gelap. Jeongin mendengar suara ketukan di jendelanya dan menemukan Hyunjin berdiri disana dengan pakaian yang hampir sama dengannya.
"Sial, duck. Di luar benar-benar dingin. Minta Seungmin menjemput kita." Suruh Hyunjin sambil duduk di pinggiran tempat tidur Jeongin. Jeongin mengambil ponselnya dan mengetik nomor Seungmin saat Justin menarik tubuhnya sehingga ia duduk di atas pangkuan Hyunjin. Hyunjin memeluk pinggangnya erat."Ah, ini benar-benar lebih baik." Bisik Hyunjin. Jeongin berusaha tenang dan menelepon Seungmin saat Hyunjin meletakkan dagunya di atas bahu Jeongin.
"Bagaimana? Apakah ia mau?"
"Sabarlah, bodoh. Oh, hello, Min. Apakah kau bisa menjemput kami? Hyunjin sedang tidak ingin berjalan kaki. Oh, baiklah. Terima kasih." Jeongin menutup teleponnya."Seungmin sedang tidak membawa mobil. Seungmin juga mengatakan bahwa hari ini Felix tidak masuk sekolah akibat semalam. Jadi, bagaimana?" tanya Jeongin kepada Hyunjin. Hyunjin mendengus kedinginan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Christmas | HYUNJEONG
Fantasy'you're the christmas present i've wanted all these years.' ~jeongin blue adamxadam penyuka couple adam hawa dilarang masuk.