"Aku berjanji aku akan memuaskanmu tapi tidak sekarang."
********************
3 years later...
Jeongin sedang duduk di taman belakang fakultasnya. Memilih fakultas Farmasi tidaklah mudah bagi Jeongin sekalipun ia pintar. Jeongin sudah menekuni berbagai buku-buku di depannya selama tiga jam dan untungnya ia mampu menyerap semuanya dengan lancar. Kemudian Jeongin berbaring di atas rumput dan memandang dedaunan yang melindunginya dari panas. Jeongin memiliki banyak teman. Dan ada satu pria yang menarik hatinya. Bae Jinyoung. Lelaki berambut pirang yang membuatnya tertawa setiap harinya. Namun, Jeongin tidak bisa berbohong kepada dirinya bahwa ia masih sangat mencintai Hyunjin. Sudah tiga tahun ia dan Hyunjin tidak saling berkomunikasi melalui apapun. Jeongin memejamkan matanya. Sakit ketika mengingat perpisahannya dengan Hyunjin yang begitu...menusuk. Jeongin akan segera menamatkan dan mendapatkan gelar. Namun, ia akan melanjutkannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Mungkin, dua tahun lagi ia akan segera menamatkan semuanya.
Jeongin merasakan ponselnya bergetar tanda pesan masuk.
From : +44 789xxx
Miss me, duck?
Jeongin benar-benar hampir berteriak ketika membaca pesan itu. Ia sudah lelah menangis karena pria itu namun, ini benar-benar diluar dugaan. Jeongin bangkit dari posisinya dan tanpa sengaja kepalanya terjedut oleh batang pohon. Ponselnya kembali bergetar.
From : +44 789xxx
Masih ceroboh seperti dulu. Apakah itu sakit? Aku ingin menciumnya.
Jeongin menoleh ke samping, ke belakang, berdiri dan kemudian berusaha menyapu taman yang luas ini dengan matanya. Ponselnya kembali bergetar.
From : +44 789xxx
Begitu merindukanku, hmm? Aku juga, duck. Tapi, kau harus menamatkan kuliahmu dulu.
To : +44 789xxx
Kau dimana? Aku benar-benar merindukanmu.
Tidak ada balasan. Jeongin ingin menangis ketika merasakan seseorang memeluk pinggangnya dari belakang. Jeongin tersenyum dan segera berbalik.
"Jin, kau mem-" ucapan Jeongin terpotong ketika ia melihat Baejin berada di belakangnya. Jeongin sangat terkejut dan segera melepaskan diri dari pelukan Baejin."Ap-apa yang kau lakukan?" tanya Jeongin gugup. Baejin mengernyit heran.
"Bukankah aku sudah biasa bercanda denganmu? Kau sedang apa?"
"Tidak apa-apa. Aku akan segera kembali ke asrama." Jawab Jeongin gugup.
"Baiklah. Aku akan menemanimu." Baejin menggenggam tangan Jeongin dan meremasnya lembut. Jeongin terkejut dan segera menarik tangannya.
"Aku akan menyusun buku-bukuku terlebih dahulu." Ucap Jeongin sambil membereskan buku-bukunya. Ponselnya kembali bergetar.
From : +44 789xxx
Kau benar-benar melupakanku? Itu kekasih barumu?
Jeongin hampir terkena serangan jantung membaca pesan itu.
To : +44 789xxx
Bae Jinyoung hanyalah sahabatku, boo. Kau dimana? Aku ingin bertemu.
"Cepatlah, Blue. Lebih baik kita ke Cafeteria saja. Aku sudah lapar." Rengek Baejin. Jeongin hanya tersenyum dan menyandang tas-nya. Baejin berniat menggandeng tangan Jeongin ketika Jeongin dengan sengaja menghindar darinya."Mengapa kau menghindariku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Christmas | HYUNJEONG
Fantasy'you're the christmas present i've wanted all these years.' ~jeongin blue adamxadam penyuka couple adam hawa dilarang masuk.