END

884 61 17
                                    

Warning anu

"Cepat atau lambat?"

************

"Cepatlah, Blue! Pernikahanmu akan segera dimulai!" suara Ibunya benar-benar kesal sekarang.

"Siap!" ucap Jeongin dan segera menggandeng tangan Ayahnya. Musik klasik diputar.Hyunjin tersenyum bahagia melihat Jeongin sedang berdiri di depan podium, menunggunya dan tersenyum padanya. Angin pantai bertiup indah. Jeongin ingin berteriak karena pada akhirnya ia akan menikah dengan Hwang Hyunjin. Sahabat sekaligus kekasihnya.

"Kau siap, baby?" bisik Hyunjin. Jeongin mengangguk dan upacara pernikahan pun dimulai.

"Saudara, Hwang Hyunjin, bersediakah Anda, dihadapan Allah dan disaksikan oleh sidang jemaat ini, berjanji untuk mencintai dan menghargai, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, di dalam susah maupun senang, lelaki di sebelah kanan Anda yang sekarang sedang Anda pegang? Apakah Anda berjanji untuk menempatkan dia sebagai yang utama dari segala hal, menjadi suami yang baik dan beriman, menjadi tempat bergantung bagi dia, dan hanya bagi dia, selama-lamanya hingga akhir hidup Anda? Bersediakah Anda?"

"Ya, saya bersedia." Ucap Hyunjin mantap

"Apakah Anda bersedia untuk mengambil dia sebagai suami yang sah, selama masa hidup Anda berdua? Bersediakah Anda?"

"Ya, saya bersedia."

"Saudara, Jeongin Blue, bersediakah Anda, dihadapan Allah dan disaksikan oleh sidang jemaat ini, berjanji untuk mencintai dan menghargai, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, di dalam susah dan senang, pria di sebelah kanan Anda yang sedang anda pegang sekarang? Apakah Anda berjanji untuk menempatkan dia sebagai yang utama, menjadi suami yang baik dan beriman, menjadi tempat bergantung bagi dia, dan hanya bagi dia, selama-lamanya hingga akhir hidup Anda? Bersediakah Anda?"

"Ya, saya bersedia." Ucap Jeongin lembut namun tegas.

"Apakah Anda bersedia untuk menerima dia sebagai suami yang sah, selama masa hidup Anda berdua? Bersediakah Anda?"

"Ya, saya bersedia."

"Hwang Hyunjin, apakah Anda memiliki sesuatu yang Anda bawa sebagai bukti kasih dan sayang Anda untuk diberikan kepada pasangan Anda, sebuah tanda bagi perjanjian yang kudus ini?"

"Ya, saya membawanya."

"Di segala zaman dan diantara semua manusia, cincin telah menjadi sebuah symbol yang sangat berarti, lalu, pada waktu yang suci ini, sebuah symbol dari tindakan anda, kesetiaan yang tiada batas. Cincin ini berbentuk lingkaran, tidak memiliki awal dan tidak memiliki akhir; sehingga sampai masa tua anda, hingga kematian dan sampai selamanya Anda harus mempertahankan janji yang tidak dapat digugat ini yang telah ditandai dan dimateraikan oleh sebuah cincin. Sebagai sebuah ingatan yang terus-menerus dari makna yang dalam ini, maka tempatkanlah cincin ini pada jari pasangan Anda dan ulangilah apa yang akan saya ucapkan." Ujar pendeta itu. Dan saat pendeta itu mengucapkan kalimat perjanjian,Hyunjin segera mengikutinya.

"Saya, Hwang Hyunjin, mengambil engkau, Jeongin Blue, sebagai suamin yang sah, untuk memiliki dan menjaga dari hari ini hingga seteruusnya, baik dalam keadaan kaya maupun miskin, dalam kondisi susah maupun senang, untuk bergantung kepada engkau dan hanya engkau, selama kita masih hidup. Dengan cincin ini aku menikahi engkau, dengan kasih yang setia saya memberkahi engkau, semua ucapan-ucapan baik saya akan saya bagi bersama denganmu, di dalam nama Tuhan, memberkati kita selama-lamanya. Amin." Ucap Hyunjin lancar sambil memasukkan cincin ke jari manis Jeongin.

Setelah itu, Jeongin juga mengatakan hal yang sama dengan Hyunjin sembari memasangkan cincin pernikahan di jari manis suaminya.

"Saya mengumumkan Anda sebagai pasangan, bukan lagi dua melainkan satu, satu dalam perhatian, dalam takdir, dalam kasih, dan dalam hidup, sampai selamanya." Ucap Pendeta itu mengakhiri upacara sakral itu."Sang mempelai dipersilahkan untuk mencium pasangannya."

Blue Christmas | HYUNJEONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang