.
Song: Bom - Bol4
.
Sasuke terlalu asyik bergelut dalam pikirannya sampai tidak sadar kalau sekarang Sakura berada di hadapannya. Cara jalan Sakura masih sangat sempoyongan dan perempuan itu terus bergumam dengan suara kecil yang tidak jelas.
"Hei, Tuan, bisakah Anda menyingkir dari hadapanku?" pinta Sakura dengan penuh penekanan, bukannya apa-apa tapi isi perutnya benar-benar memberontak ingin keluar saat ini.
Dan bukannya Sasuke menyingkir ia malah terus menatapi iris emerald milik Sakura yang sayu. "Tuan, cepat menying—hoeeek!"
Ups, Namikaze Naruto dan Hyuuga Hinata hanya bisa menutupi mata mereka dengan tangan saat menyaksikan kejadian ini secara langsung. Haruno Sakura, kau hebat sekali. Kau baru saja memuntahi orang penting di negara Hi! Mari beri applause!
"Sudah kubilang 'kan, kau harus menyingkir," ujar Sakura lalu ambruk menimpa Sasuke.
Haruno Sakura resmi kehilangan kesadarannya saat ini.
.
.
Who is My Husband?
3. Another Reason to Meet Again
.
.
Dengan satu gerakan cepat, Sasuke menahan badan Sakura agar tidak jatuh. Naruto dan Hinata juga segera menghampiri mereka berdua. Perlu usaha yang cukup bagi Naruto untuk menggigit bibirnya guna menahan gelak tawanya yang ingin keluar. Melihat seorang Sasuke yang notabene gengsinya tinggi dalam kondisi begini, kapan lagi?
"Jangan hanya diam, Dobe. Cepat bantu aku," kata Sasuke yang sedikit kesal melihat ekspresi Naruto yang mati-matian menahan tawanya.
Naruto dan Hinata membopong Sakura ke dalam mobil Sasuke, sedangkan sang pemilik mobil masih terdiam di tempatnya. Ia benar-benar masih tidak percaya kalau ia baru saja dimuntahi oleh seorang perempuan yang bahkan tidak ia kenal. Kenapa bukan Naruto saja yang dimuntahi. Hmm, mungkin Yang Mulia Pangeran ini harus banyak-banyak berdoa dan meminta ampunan pada Tuhan atas dosanya di masa lalu.
"Teme! Ayo cepat ke sini! Masa kau tega membiarkan seorang perempuan tersiksa begini terus?" Naruto berseru, berusaha menyadarkan Sasuke. Bukannya bagaimana tapi waktu terus bergulir dan malam sudah semakin larut.
Tunggu, sebenarnya siapa yang tersiksa di sini? Tentu Sasuke bukan? Sudah mentraktir Naruto dan Hinata lalu kemudian menyupiri mereka berdua dan sekarang? Dimuntahi seseorang yang bahkan tak ia kenal secara random? Astaga. Laki-laki itu melepaskan jaketnya yang sudah terkontaminasi oleh muntahan perempuan yang katanya bernama Sakura itu dengan hati-hati. Omg. Sepertinya ia harus bersegera untuk membersihkan diri deh.
"Uhm ... Naruto-kun, i-ini b-bagaimana Sakura-san? Kalau kita antar ke rumahnya aku takut Sakura-san akan kena marah," tutur Hinata takut-takut. Orangtua mana sih yang tidak akan marah melihat anaknya sedang berada dalam kondisi yang mabuk parah begini? Ditambah lagi anaknya masih di bawah umur, jadi intinya kalau mengantar Sakura ke rumahnya dalam kondisi seperti ini sama saja mencari mati.
Naruto mengerutkan keningnya, ia sedang berpikir. Kalau Sakura dibawa ke rumah Sasuke alias istana Nakano sama saja bunuh diri. Ia menangkal mati-matian opsi pertama yang satu itu. Sedangkan kediaman Hinata... err, tengah malam begini merusuh ke Hyuuga mansion? Sepertinya tidak ada pilihan lain kecuali rumahnya mengingat kedua orangtua Naruto sekarang sedang berada di luar kota. "Hmm ... kita bawa Sakura-chan ke rumahku saja Hinata-chan. Bagaimana, Teme?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is My Husband?
FanfictionHai! Namaku Haruno Sakura, umurku enam belas tahun dan statusku adalah seorang pelajar-eh? Status yang lain? Sayangnya aku ini sudah tidak single, aku sudah bersuami malahan. Hah? Kau ingin tahu siapa suamiku? Aah, maaf. Sayangnya aku sendiri tidak...