Suka?

168 148 41
                                    

4. SUKA?



"Lo seriusan tuh ngasih nomor lo ke bocah?" tanya Gibran. Kini mereka sedang berada di kamar Arkana.

Suara yang tadinya ribut dengan kegiatan masing-masing kini terdiam oleh pertanyaan Gibran.

Arkana yang sibuk memainkan senar gitarnya ikut terdiam.

"Gue?" tanya Arkana balik.

"Iyalah siapa lagi bencong. Lo ini kenapa sih Ar? Dulu mainin Youmay, sekarang lo mau mainin bocah yang nggak tahu apa-apa itu, siapa namanya Ale-"

"Alessa," celetuk Putra.

"Iya itu. Mau lo apasih Ar? Nggak puas penyesalan lo selama ini?"

Arkana hanya diam.

Juna, cowok cuek yang biasanya hanya akan berbicara saat perlu itu ikut nimbrung. "Yang dibilang Gibran bener Ar. Rencana lo nggak jahat kan?"

"Kalian pikir gue sejahat itu?" tanya balik Arkana dengan senyum sinis.

"Jangan buat kita bingung deh Ar! Mau lo apasih?" Putra merebut gitar yang dipegang Arkana dan menaruhnya di atas kasur.

"Gue nggak mau ngapa-ngapain dia kok, tenang aja," ucap Arkana santai sambil mengambil gitarnya lagi dan memainkannya.

"Terus maksud lo ngasih nomor lo ke dia? Nganter dia pulang?"

Arkana menghentikan petikan senarnya. "Kalian pikir gue nganterin dia pulang karena sengaja?" Arkana menatap datar teman-temannya.

"Gue nggak sengaja lihat dia sendirian dijalan, kasihan juga kan udah sore," lanjutnya.

"Sumpah itu alesan lo?" Gibran memincingkan mata seolah tak percaya.

"Ya, gue jujur! Bukan itu yang sebenarnya. Pertama gue ngelihat dia, dia beda dari yang lain, dia ngingetin gue sama Youmay."

"Masalah gue ngasih nomor gue ke dia? Lo semua tahu Shela kan? Shela tahu kalau gue nganterin dia pulang, dan gimana nekadnya Shela kalian tahu kan?"

"Kalau Shela lihat lo dekat sama tuh bocah, Shela nggak akan nyakitin tuh bocah? Maksud lo gitu?" tanya Putra.

"Itu juga. Dari pada banyak masalah gue lakuin itu aja, kasihan Alessa kalau kena perlakuan nekad Shela."

"Selebihnya karena emang Alessa mirip Youmay? Apaan coba yang mirip Ar?" Gibran mendorong kening Arkana dengan telunjuknya.

Saat Arkana ingin menjawab, Juna bicara lebih dulu. "Menurut gue nggak pa-pa juga kalau lo suka sama Alessa. Mungkin dengan cara ini lo bisa jatuh cinta ke Alessa dan lupain Youmay, asal lo nggak mainin perasaannya gue dukung lo Ar." Juna menepuk pundak Arkana pelan.

"Tapi lo juga harus benar-benar lupain Youmay buat sama Alessa!" ujarnya lagi.

"Gue pokoknya dukung lo. Suka lo sama Youmay karena Youmay ngejar-ngejar lo, dan lo baru sadar saat dia udah pergi. Tapi kali ini beda, lo suka duluan ke Alessa. Dan gue yakin, lo suka bukan karena dia punya sesuatu yang mirip Youmay." Sungguh ini mungkin adalah kalimat terpanjang Juna saat berbicara.

Sahabat-sahabatnya sampai tertegun. Beneran yang ngomong itu Juna? Juna Alfarizky?

"Gue nggak suka Alessa! Siapa yang bilang suka?!"

"Tutupin aja bro, tutupin!" Gibran bertepuk tangan.

Diam-diam Arkana memikirkan apa yang dikatakan Juna, pikirannya hanyut dalam perkataan Juna.

Suka Alessa? Dia bahkan tidak pernah mengenal adik kelasnya itu, kejadian mengantarnya pulang kan cuma kebetulan.

***

Arkana [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang