Siapa dia?

224 192 58
                                        

2. SIAPA DIA?


Alessa berbaring di kamarnya, memandang langit - langit kamarnya.

"Tuh cowok siapa ya?" ia berbicara pada dirinya sendiri.

"Aneh banget lagi, kok dia dengan senang hati mau anterin gue? Eh eh enggak! Mungkin kebetulan terus dianya simpati," lanjutnya lagi.

Brakk..

Suara pintu kamar Alessa dibuka dengan kasar oleh seorang cowok, Elfaiz Argan Haiden. Kakak satu - satunya Alessa yang sekarang sudah berumur 19 tahun dan duduk di bangku kuliah.

"Apaan sih kak?"

Elfaiz cengar cengir nggak jelas, "Anu.. gue mau minta nomornya Noumi."

"Cieeee... kak El beneran suka sama Noumi?"

"Nggak! Gue minta nomornya karena kalau lo nggak ada kabar gue bisa tanya ke dia, lo kan suka ngilang."

"Alasanmu tidak masuk akal!" Alessa terbahak-bahak akan ucapannya sendiri.

"Lagian deh kak, selera lo kok lebih muda banget. Ingat umur kak!!" lanjutnya lagi.

"Lo nya yang nggak jelas bego! Gue masih muda, umur gue masih 19 tahun, toh jarak gue sama dia cuma 3 tahun."

"Adek nggak guna lo!" lanjutnya sambil merebut ponsel yang dipegang Alessa.

Jika kedua adik-kakak itu bersama pasti selalu ada keributan, salah satunya yang terjadi saat ini.

***

Naas sekali, pagi ini Alessa terlambat.

Gara-gara tadi malam ia pergi ke pasar malam dekat rumahnya, dan setelah pulang ia mengerjakan tugas sekolahnya. Entah mengapa ia tidak mengingat tugas sekolahnya sedari siang, dan malah mengingatnya malam.

Gerbang sekolah sudah ditutup.

Alessa mencoba membujuk satpam sekolah walau satpam sekolah terus menolak.

"Please pak, bukain ya pak gerbang nya. Kan cuma telat 5 menit, " ucap Alessa sambil memamerkan puppy eyesnya.

"Tidak bi–"

"Bukain pintunya pak, saya mau masuk!" ucap seorang cowok di belakang Alessa.

Alessa menoleh, menyadari cowok itu adalah cowok yang mengantarnya pulang kemarin.

Entah kenapa pak satpam malah langsung membuka gerbangnya saat disuruh oleh cowok itu. Cowok itu siapa?

Cowok itu masuk begitu saja melalui Alessa yang melongo.

Dan Alessa menyadari pak satpam hendak menutup gerbangnya kembali saat cowok itu sudah masuk. "Saya juga mau masuk pak, dia aja bisa masuk kenapa saya enggak?"

"Biarin dia masuk pak." Cowok itu berhenti berjalan tanpa menoleh namun suaranya masih bisa didengar oleh satpam begitupun Alessa.

Satpam itu akhirnya membuka gerbang kembali untuk Alessa.

Alessa merasa lega, tanpa mengucapkan terimakasih kepada satpam ia malah berlari mengejar cowok yang sudah jauh dari pandangannya itu.

"Eh tunggu!" teriakan Alessa berhasil menembus gendang telinga cowok itu, namun cowok itu hanya berhenti tanpa menoleh dan melanjutkan langkahnya lagi.

Alessa terus mengejarnya dan akhirnya... DAPAT!

Alessa memegang pergelangan tangan cowok itu untuk menghentikan langkahnya.

Cowok itu menoleh, "Kenapa?"

Alessa refleks melepas tangannya. "Anu.. makasih."

Padahal sebenarnya yang ingin ia katakan bukan itu, ahh sial.

Arkana [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang