Hari ini bukan hari yang baik rupanya bagi kami, atau mungkin boleh ku katakan bagi gadis bermata indah itu, kami kalah lelang.
Kami akui bahwa peserta lain memiliki peluang yang memang lebih besar dari kami, dengan nilai lelang yang jauh lebih tinggi.
Baiklah, anggap saja aku tak mempedulikan hasil lelang ini, namun wanita ini, walaupun dia mengatakan baik baik saja, guratan kecewa terlihat jelas di wajahnya.
"Kamu baik-baik aja?" Pertanyaan yang bodoh. Ujarku dalam hati.
"Nope. But ya mau gimana lagi. Seenggaknya hasil dari perkebunan juga udah mencukupi." Ujarnya sembari menghela nafas panjang.
"Jalan-jalan yuk." Dan ide gila itu melintas di otakku.
"Kemana ?" Mata indah itu menatapku intens, membuat jantungku hampir lepas dari tempatnya.
"Kamu yang tahu lah kemana. Aku belum terlalu tahu daerah ini." Ujarku.
"Ke pantai yuk. Ya jauh sih. Tapi aku rasa, aku butuh pengalihan." Jawab Kanaya.
"Siap bos."
***
Pantai itu terletak di sebuah kota kecil nan indah, letaknya beberapa puluh kilometer dari perkebunan kopi.
Kami memutuskan masuk ke sebuah cafe kecil di bukit di atas dermaga. Dari sana pemandangan gugusan pulau pulau kecil terlihat dengan jelas.
Ah menenangkan."Jadi urusan lo sama Adel udah kelar ?" Tanya nya tanpa ada sedikitpun nada menghakimi. Aku suka caranya menyelidiki.
"Udah." Jawabku sembari menatap mentari yang mulai turun ke peraduannya. "Gue harus move on kan ?"
"You should." Jawabnya ringan tanpa penekanan.
Dan sekali lagi aku tersenyum dan menoleh padanya yang kini menemaniku dalam diam menatap senja.
Terpaan sinar mentari sore menerpa wajahnya, membuatku terpesona. Cantik, ujarku dalam hati.
"Lo udah punya pacar?" Dan bibir ini sekali lagi lancang berucap.
Ia menatapku terkejut, namun ia tersenyum, dan senyum itu membuat hatiku bergetar hebat.
"Belum." Rasanya ingin saat itu ku memeluknya, perasaan apa ini?
"Kenapa ?" Dan pertanyaan bodoh itu berhasil membuatku ingin merutuki diriku sendiri.
"Ya belum ada yang pas aja." Senyumnya benar-benar berhasil membuatku terpikat.
"Kalo gue ? Gue pas gak buat lo?" Matanya membulat menatapku, mencari keyakinan di bola mataku yang menatapnya lekat.
"Emang lo udah move on ?" Tanya nya sembari tersenyum. Dan saat itu aku menyesal mengenal Kanaya saat aku masih mengejar Adel. "Pelan-pelan aja, Di.. aku tungguin kok."
Dan senja pun menjadi saksi kala aku memeluknya manja.
"Jadi pacar yang sabar ya, Nay. Aku pasti move on." Dan ia pun mengangguk dalam pelukku.
Wanitaku, Kanaya-ku. Tunggu aku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My New Boss II
ChickLitFabian yang kembali ke kota itu akhirnya menemukan cinta lamanya yang ia tinggalkan, Adel yang kini justru sudah berpaling darinya. Ia bertekad untuk merebut hatinya kembali. namun, saat itulah justru ia bertemu cinta sejatinya.