Hangatnya cuaca tropis menyambutku tepat ketika aku keluar dari gerbang arrival bandara di kota ini. Kota tempatku lahir, kota tempatku menorehkan cerita lama, tempatku meninggalkan sebagian hatiku yang justru aku sia-siakan.
Aku tergugu di depan pintu keluar, sejenak terlintas wajah itu, wajah polos yang ku kenal lama. Aku tersenyum kecil sembari menghela nafas yang membuat hatiku menghangat sejenak.
"Permisi." Suara di belakangku menyadarkanku dari lamunanku.
"Oh maaf." Aku lantas segera menyingkir dan mencari seseorang yang berjanji menjemputku, ibuku.
"Aldiiii" seorang wanita paruh baya yang masih cantik dan gemulai memanggil namaku sembari mengangkat tangannya memberi sinyal padaku.
Aku tersenyum dan dengan langkah gontai menghampirinya, "ibu.." lalu aku memeluknya.
"Gimana flight kamu? Pasti capek ya?" Ibuku mencecarku dengan pertanyaan yang berhasil membuatku tersenyum, sembari meremas pergelangan tanganku penuh rindu. "Ibu kangen."
Aku juga rindu,bu ujarku dalam hati. Aku tak hanya merindukan ibuku, tapi aku juga merindukanmu, Adel.
***
"Lo udah sampe rumah ?" Seorang wanita yang ku kenal baik berbicara di seberang telpon.
"Udah, Ri. Lo gak ada rencana balik apa ?" Arianna, sahabatku semasa aku kuliah di Jerman. Satu-satunya wanita yang berhasil mengisi sepinya hari-hari ku.
"Kenapa? Baru sehari udah kangen gue?" Tanya Arianna sembari tertawa di seberang telpon, aku hanya tersenyum. "So, how's the plan?" Tanyanya kembalk.
Pikiranku melanglang buana kala Arianna bertanya tentang rencanaku saat kembali ke Kota ini. Adel, itu alasan utamaku menerima tawaran bekerja di Indonesia setelah karierku di Jerman melesat cepat.
"You know, it's about Adel." Jawabku.
"Harusnya gue tau kenapa lo lebih milih Indonesia instead of France" Arianna mendesah sebal. "Untung direktur, Di."
Dan sejurus kemudian aku dan Arianna tenggelam dalam pembicaraan kami tentang rencana Arianna dan rencanaku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My New Boss II
ChickLitFabian yang kembali ke kota itu akhirnya menemukan cinta lamanya yang ia tinggalkan, Adel yang kini justru sudah berpaling darinya. Ia bertekad untuk merebut hatinya kembali. namun, saat itulah justru ia bertemu cinta sejatinya.