Terik matahari pagi tropis yang panas mengiringiku melalui perjalananku pagi ini. Suara bising kendaraan menjadi lagu merdu bagiku untuk sekali lagi menikmati kota ini.
Hari ini aku memiliki segudang rencana untuk dilakukan. Salah satunya bertemu dengan Pak Robert,mantan CEO kantor baruku sekaligus ownernya. Kantor yang membuatku meninggalkan impianku untuk bekerja di Perancis, hanya karena kantor ini ada di jantung kota ini tempat jantung hatiku kutitipkan.
Aku memilih kendaraan umum bukan karena aku tak ditawari untuk dijemput dengan kendaraan perusahaan, aku hanya ingin mengulangi rasa itu. Rasa ketika dulu aku naik kendaraan umum bersamanya.
Saat ini aku sudah tiba di sebuah gedung berlantai marmer hitam pekat, dan ku datangi sepasang perempuan dan laki-laki yang berada dibalik meja marmer putih itu.
"Selamat pagi Pak, ada yang bisa dibantu?" Sapa perempuan tersebut dengan senyum ramah khas Indonesia.
"Saya mau bertemu dengan Pak Robert dari Simply Life enterprise." Aku pun menjawab pertanyaan perempuan tersebut dengan senyumku, membalas keramahannya.
"Oh. Simply Life Enterprise ada di lantai 32 - 35 pak. Bapak silakan tinggalkan identitas lalu masuk menggunakan lift no. 2 ke lantai 32 ya Pak. Nanti akan ada resepsionis disana." Perempuan tersebut menjelaskan dengan ramah.
Aku tersenyum mendengar penjelasan dari perempuan tersebut sembari mengeluarkan identitasku untuk kemudian digantikan dengan visitor card.
"Liftnya ada di sebelah kanan, pak. Silahkan." Ujar perempuan tersebut sesaat setelah aku menyelesaikan administrasiku di tempat tersebut.
"Oh baik. Terima kasih ya." Ujarku dengan senyum teramahku sembari menuju lift yang ia tunjukkan.
***
Lantai 32..
Tepat setelah pintu benda yang melesat mengantarkanku ke lantai tempat kantor baruku itu berada terbuka aku menemukan seorang perempuan di balik meja marmer lainnya.
"Selamat pagi pak, selamat datang di Simply Life Enterprise ada yang bisa saya bantu ?" Perempuan cantik dengan senyum manis itu ramah menyapaku.
"Selamat pagi, saya mau bertemu dengan bapak Robert. Apakah beliau ada ditempat?" Tanyaku sembari memperhatikan ID Card karyawan yang ia gunakan, Amelia.
"Bapak Robert ada di tempat, Pak. Apa Bapak sudah ada janji?" Tanyanya masih dengan senyum yang sama.
"Sudah. Saya dengan Fabian Reinaldi." Jawabku ramah.
"Baik pak. Mohon ditunggu sebentar ya pak. Saya hubungi dahulu sekretaris bapak Robert." Aku hanya tersenyum.
Sementara Amelia mulai menekan tuts teleponnya, aku memperhatikan suasana di kantor baruku tersebut. Ada beberapa karyawan yang lewat, aku tersenyum memperhatikan calon staffku tersebut, hingga ada satu staff wanita yang berjalan bersama seorang pria lewat disampingku, aku sepertinya mengenalnya. Namun aku tidak yakin.
"Pak Fabian, perkenalkan saya Olivia, sekretaris Pak Robert. Silakan Pak, Pak Robert sudah menunggu anda." Aku tersadar dari lamunanku tentang wanita misterius itu saat Olivia mendatangiku.
Aku pun tersenyum mengikutinya ke kantor Pak Robert.
***
"Jadi hari ini sudah siap ya untuk meeting perdana ?" Ujar Pak Robert sembari tertawa ringan setelah berbincang lama denganku.
"Bapak ikut kan?" Tanyaku memastikan bahwa pendahuluku ini akan mendampingiku kali ini.
"Tidak, Fabian. Saya rasa kamu lebih baik mempelajari sendiri kondisi perusahaan ini. Saya sudah cukup tua untuk ikut meeting." Jawab Pak Robert sembari berkelakar. "Kamu tempati ruangan ini saja, saya sudah beres-beres dan mau pulang, menikmati masa tua saya. Nanti kamu kasih tau saya saja, bagaimana hasil meetingnya." Ujar Pak Robert sembari membawa beberapa barang tersisa, menepuk bahuku ringan dan meninggalkanku dengan segudang masalah di perusahaan ini.
Baiklah aku rasa meeting adalah tugas perdanaku untuk mengenal bawahanku dan juga kondisi perusahaan ini.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My New Boss II
Chick-LitFabian yang kembali ke kota itu akhirnya menemukan cinta lamanya yang ia tinggalkan, Adel yang kini justru sudah berpaling darinya. Ia bertekad untuk merebut hatinya kembali. namun, saat itulah justru ia bertemu cinta sejatinya.