Dipagi buta dini hari, Seorang pria masih asik berkutat dengan beberapa lembar kertas dihadapannya. Lingkar matanya yang menghitam akibat tidak tidur semalam ia tutupi dengan menggunakan kacamata bening berbentuk D frame.
Pria itu terlihat semakin tampan dengan benda itu, Ditambah rambut mullet-nya yang berwarna hitam legam dan agak curly menambah kesan maskulin pada pria yang berperan sebagai rekan medis dirumah sakit ini.
Pria berpakaian Doctor's White Coat itu merupakan seorang Surgeon atau biasa di sebut Dokter Ahli Bedah/Medical Specialist.
Dr. Kim Taehyung sapaan-nya.Dr. Kim sudah bekerja sama dengan Kim's Medical Center selama 4 tahun lamanya. Pemilik dari Kim's Medical Center itu sendiri merupakan kawan baik, Taehyung.
Pria itu tak lain bernama Kim Seokjin atau biasa di panggil, Jin. Ia merupakan salah satu Ceo termuda yang berhasil membangun serta mengembangkan usahanya. Meskipun, ada bantuan dari sang Ayah juga.
Mereka cukup akrab, ahh tidak. Tetapi, sangat akrab. Keduanya berteman sudah sejak lama, Sehingga mereka terlihat bak kakak beradik. Terlebih, mereka berdua juga memiliki marga yang sama.
"Tidak bisakah kamu berhenti bekerja?"
Seokjin terlahir dari keluarga yang kaya raya, Sedangkan Taehyung terlahir dari keluarga yang sederhana. It can be said that, dia merintis karir dari bawah//Without help of others.
Taehyung merupakan seorang yang pandai dan rajin semasa ia bersekolah hingga sekarang. Ia memanfaat kan kecerdasannya itu untuk mendapatkan dana. Taehyung bersekolah dengan bantuan Beasiswa berkat prestasi nya. Karena itulah, Dia mampu meraih gelar Kedokteran untuk ditempatkan di nama belakangnya.
One more. Saat dia masih duduk di bangku Sekolah Dasar, dia sudah menjadi Yatim Piatu. Ayahnya meninggal karena penyakit Tuberculosis sedangkan ibunya meninggal lebih dulu setelah melahirkan namdongsaeng/adik laki-laki nya, Kim Beomgyu.
"Apa aku sedang di pecat?" Tanyanya tanpa mengalihkan atensinya dari Rekam Medis pasien.
Apa yang dia pikirkan? Seokjin fired him?. Heol!
Seokjin tidak akan pernah memecatnya. Mengingat, Taehyung merupakan salah satu dokter yang paling berpengaruh serta dapat diandalkan untuk rumah sakitnya. Pria itu tidak bisa membayangkan, Bagaimana jadinya Kim's Medical Center tanpa dokter yang begitu ahli, Seperti dirinya."Bukan begitu.." Seokjin menutup kembali majalah yang sedari tadi ia baca "Lihat! Kamu terlihat sangat berantakan. Itu pasti karena kamu tidak tidur lagi, kan tadi malam?" Seokjin berucap sembari berjalan menghampiri teman karib-nya
"Aku tahu kamu cukup sibuk menjadi seorang Bagsanim dengan segudang pasien. Tetapi, kamu juga harus memperhatikan kesehatanmu" Taehyung tidak menghiraukan pria itu yang tengah merangkulnya. He just focused pada beberapa lembar kertas yang sedang ia genggam saat ini
"Baiklah, lupakan soal kesehatanmu. Setidaknya, perhatikan penampilanmu. Kamu terlihat seperti gembel dengan rambut kusut dan baju lusuh mu itu" Again and again, Taehyung tidak mempedulikan Seokjin yang sedang berbicara padanya. Pria itu menyerah, Terlalu sulit berbicara dengan manusia seperti batu.
Taehyung terlalu fokus pada lembaran yang ada ditangannya. Therefore, Timbul rasa penasaran yang teramat ingin. Pria itu menjadi tertarik pada apa yang di baca oleh rekan kerjanya itu. Seokjin ikut membaca tulisan yang ada di rekam medis tersebut "Oh? Bukankah dia anak mendiang Presdir Choi?
Choi Yuna, Sebuah nama yang tertera paling awal di halaman Medical Document itu. Setelah membaca dan mengucapkannya, suasana di ruangan ini menjadi hening. Kening Seokjin berkerut.
Taehyung tampak serius membaca serta mengerjakan beberapa tulisan di Medical Notes itu.Sejak awal, he was always serious at work. Namun, ini adalah pertama kalinya Taehyung mengerjakan lembar dokumen dari seorang pasien sampai dia rela tidak tidur bahkan tidak pulang ke rumah.
"Bagaimana keadaannya?" Pria itu masih mengabaikannya. Seokjin berdecak, Rasanya dia ingin menjambak rambut Taehyung dan mengusirnya dari perusahaannya.
"Yak! Kenapa kamu diam saja padaku?! Dari tadi aku terus berbicara padamu. Bahkan, kamu hanya menjawab seadanya. Bukan! Kamu hanya menjawab sekali!. Yak! Kim Taehyung, Kamu membuatku mar-"
Ceklek..
"Yak! Kenapa kamu tidak mengetuk pintunya?! Mana sopan santunmu, Hah?!" Seokjin marah ketika kata-katanya disela oleh seseorang yang membuka pintu ruangan Dr. Kim begitu saja
"Ah, Maafkan saya, Hoejangnim" Ujarnya merasa bersalah "Sa-saya tidak menyadari atas kelancangan saya. Sekali lagi, Maafkan saya" Kata orang itu sembari membungkukan tubuhnya beberapa kali
Honestly, Wanita itu tidak akan selancang ini jika dia tidak merasa cemas. Dia sangat sopan, baik itu kepada rekan sesama kerja maupun atasannya yang harus dia hormati.
"Apa katamu? Maaf? Cihh, Yak! Kamu tahu apa yang barusan kamu lakukan, Hah?! Kamu baru saja menerobos masuk keruangan dokter. Bahkan, kamu juga memotong ucapanku!! Tidak! Aku tidak bisa menerima nya!! Bulan depan, Gaji mu akan saya po-"
"Hentikan.." Taehyung secara gamblang menghentikan ucapannya. Pria itu berkata sambil mengangkat satu tangannya ke udara guna menghentikan Seokjin "Yak! Aku belum selesai bica-" Taehyung menoleh menatap pria itu dengan manik tajamnya
"Kamu terlalu berlebihan" Seokjin merasa seolah-olah keberaniannya direnggut oleh tatapan dingin milik temannya itu. Padahal, hanya dengan menatap matanya saja dia mudah sekali takut pada Dr. Kim
Melihat Seokjin yang sudah terdiam, Pria itu langsung mengalihkan pandangannya ke wanita yang baru saja di omeli "Ada keperluan apa kamu kemari?"
Continuará..
Chapter two has been published🙆🏻♀️
scroll down to continue reading the next page..
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑻𝒆 𝒂𝒎𝒐 [ᵀᵃᵉᴶᵘ]
Fanficᴍᴇɴᴄᴇʀɪᴛᴀᴋᴀɴ ᴛᴇɴᴛᴀɴɢ ʟɪᴋᴀ-ʟɪᴋᴜ ᴋɪꜱᴀʜ ᴍᴇɴʏᴇᴅɪʜᴋᴀɴ ꜱᴇᴏʀᴀɴɢ ɢᴀᴅɪꜱ ʏᴀɴɢ ᴍᴇɴɢʜᴀʀᴜꜱᴋᴀɴ ɴʏᴀ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴛᴇᴛᴀᴘ ʜɪᴅᴜᴘ ᴅɪᴅᴜɴɪᴀ ꜱᴇʙᴀɢᴀɪ ꜱᴇʙᴀᴛᴀɴɢ ᴋᴀʀᴀ 🄿🅁🄾🄻🄾🄶🅄🄴 Tepat pukul 22.45 malam dini hari dikabarkan Presdir ternama Choi's Group Company mengalami kecelak...