00

40 10 10
                                    

Happy reading.

























"Anza jangan kesana nanti kamu jatuh!!"

Teriak seorang anak laki-laki bersurai hitam pekat diseberang hamparan sawah yang telah menguning tanda akan segera dipanen.

Anak laki-laki itu terlihat gelisah sedari tadi,matanya tak pernah lepas dari seorang anak perempuan berikat rambut warna peach yang tengah asik mengejar burung-burung pemakan padi yang telah menguning.

Anak laki-laki itu memutuskan untuk mengejarnya dari belakang, pikiran nya tak tenang ia khawatir gadis itu akan terpeleset dan jatuh.

"PASHA!!!!!"

Teriakan gadis kecil itu sampai di telinga anak laki-laki bersurai hitam pekat yang tengah menyeka keringat di dahinya itu,ternyata dugaannya benar gadis kecil itu terjatuh dan terperosok kedalam sawah yang dipenuhi lumpur.

Pasha segera berlari menuju anza yang sudah bermandikan lumpur di sekujur tubuhnya itu.

"Sudah kubilang jangan kesini, daerah ini sangat licin, jadi jatuhkan kamu"pasha membantu anza bangun lalu membersihkan lumpur diwajah dan rambut anza.

"Hehehehe....maaf ya pasha"anza menampilkan wajah memelas nya di depan pasha.

Pasha tak mempedulikan nya ia tetap membersihkan lumpur yang menempel dibaju anza, ternyata lumpur dibaju anza tidaklah mudah untuk hilang pasha memutuskan membawa anza ke sungai dekat sawah.

Tak butuh waktu lama pasha dan anza sampai di sungai, air di sungai ini sangatlah jernih kita bisa melihat apa yang ada didalam nya disamping sungai dihiasi banyak pepohonan tinggi dan rimbun suasana disini bisa dikatakan masih asri berbeda dengan suasana dikota yang hanya dipenuhi polisi.

Angin semilir menerpa kedua wajah pasha dan anza,pasha masih sibuk dengan lumpur di baju anza sedangkan anza sibuk memperhatikan wajah pasha dengan seksama.

garis rahang yang tegas,hidung mancung dengan alis dan bulu mata yang indah cukup membuat anza terpesona sesaat,teman kecilnya ini sangatlah tampan tak heran ia menjadi idaman di desanya hampir setiap pasha lewat pasti ada saja wanita yang mendekati nya tak pandang umur entah itu anak kecil, ibu-ibu, wanita remaja,ataupun seorang lansia pasti akan mendekat sudah bisa dibayangkan bagaimana ketampanan seorang pasha zafran malik seorang anak ustadz konglomerat di desanya tak hanya tampan pasha juga merupakan anak yang penurut, baik, dan sopan tak ayal ia banyak disukai warga desa.

Dan itu sudah cukup untuk memenuhi kriteria laki-laki idaman dari seorang alanza bellova javiero tapi ia masih terlalu kecil untuk mengenal apa itu arti cinta, umurnya baru menginjak 12 tahun begitu pun dengan pasha jadi perasaannya itu tak dianggapnya serius.

"Pasha suka sama anza gak?"anza bertanya dengan ragu-ragu ia terlihat mempout kan mulutnya tak lupa jari mungilnya yang ia mainkan dengan pandangan kebawah sekali-kali menatap ke wajah pasha

Pasha yang sibuk dengan aktivitas nya itu berhenti dan melihat ke arah anza.

"Suka memangnya kenapa?"jawab singkat pasha dengan eye smile yang menghiasi wajahnya.

Jawaban pasha sukses membuat pipi anza merona senyum manis terukir diwajah cantiknya itu.

"Pasha janji ya besok menikah sama anza"anza memajukan jari kelingking nya kedepan pasha sebagai tanda perjanjian yang tidak boleh dilanggar.

"Baiklah"pasha menerima jari kelingking anza yang lebih kecil darinya itu sebagai tanda ia setuju dengan janji aneh teman kecilnya ini.

Tiba-tiba dari balik air yang tenang muncul seorang anak laki-laki yang berteriak.

Destino [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang